Topic
Home / Dasar-Dasar Islam / Tazkiyatun Nufus / 8 Ramadhan, Menghidupkan Hati dengan Menolong Umat Islam di Seluruh Dunia

8 Ramadhan, Menghidupkan Hati dengan Menolong Umat Islam di Seluruh Dunia

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (palestinequake.com)
Ilustrasi (palestinequake.com)

dakwatuna.com – dakwatuna.com – Hati akan hidup jika dimasuki cahaya keimanan. Tapi cahaya itu akan cepat padam jika tidak dipelihara.

Cahaya Al-Qur’an

Di bulan Ramadhan ini mungkin ada yang bilang, “Tilawah yang pelan disertai pemahaman dan tadabur sebaiknya dilakukan setelah bulan Ramadhan saja. Untuk saat ini sebaiknya kita melakukan tilawah sebanyak-banyaknya walaupun tanpa pemahaman dan tadabur. Karena Ramadhan adalah bulan dilipatkannya pahala.”

Benar, Ramadhan adalah bulan yang sangat tepat untuk memulai perjalanan yang panjang bersama Al-Qur’an. Ramadhan bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang sebelumnya mengeluhkan sulitnya berinteraksi yang intensif bersama Al-Qur’an.

Tapi walaupun demikian, hendaknya tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadhan ini bukan hanya diniatkan untuk mengumpulkan pahala. Tilawah harus disesuaikan dengan tujuan diwahyukannya Al-Qur’an, yaitu untuk menjadi petunjuk dan hidayah bagi kita semua.

Kalau tilawah kita di bulan Ramadhan hanya untuk mengumpulkan pahala, maka setelah Ramadhan kita akan kembali pada kondisi sebelum Ramadhan yang sangat sulit untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an. Sehingga Ramadhan tidak memberikan perubahan apa-apa kepada diri kita.

Mengkhatamkan tilawah Al-Qur’an satu kali di bulan Ramadhan dengan penuh pemahaman dan tadabur, akan menghasilkan pahala yang jauh lebih besar dari pada mengkhatamkan puluhan kali tapi nihil pemahaman dan tadabur.

Agar Cahaya Tak Kunjung Padam

Ketika membaca ayat-ayat yang menceritakan peperangan umat Islam dalam menolong agama Allah Ta’ala, seluruh kemenangan yang diraih bukanlah dari diri umat Islam sendiri. Karena jumlah mereka jauh lebih sedikit, dan persenjataan mereka jauh lebih lemah. Kemenangan mutlak pemberian dari Allah Ta’ala.

Saat ini sedang terjadi darurat keumatan dalam dunia Islam. Umat Islam di mana-mana sedang menghadapi masalah. Mulai dari Afrika Tengah, Nigeria, Palestina, Mesir, Suriah, Irak, Ukraina, Pakistan, Myanmar, Turkistan Timur, dan lain sebagainya. Sebagai sesama Muslim, kewajiban kita adalah saling membantu.

Bisa bantuan fisik, materi, atau minimal doa. Wajah-wajah mereka selalu hadir dalam doa-doa kita di bulan Ramadhan ini. Hal ini tentu akan menghidupkan hati kita, karena kesulitan yang dialami saudara-saudara kita benar-benar nyata dan bisa disaksikan di media. Permohonan akan semakin penuh harapan.

Ada hubungan yang sangat erat antara perhatian kita kepada mereka dengan hidupnya iman kita. Karena jika iman kuat, kesulitan yang mereka rasakan akan sama kita rasakan juga. Luka yang mereka alami akan sama kita alami juga.

مَثَلُ المؤمنين في تَوَادِّهم وتراحُمهم وتعاطُفهم: مثلُ الجسد، إِذا اشتكى منه عضو: تَدَاعَى له سائرُ الجسد بالسَّهَرِ والحُمِّى

“Perumpamaan antar sesama Muslim dalam mencintai, mengasihi, dan menyayangi, itu seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh terkena sakit, maka anggota tubuh yang lain akan turut merasakannya dengan menggigil dan tidak bisa tidur.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Sudah bisakah kita merasakan panas dan debu yang dirasakan saudara-saudara kita di Irak yang saat ini berpuasa dalam pengungsian? Saudara-saudara kita yang melaksanakan shalat tarawih di bawah serangan udara di Gaza? Saudara-saudara kita di Suriah yang kesulitan mencari masjid karena semuanya telah dihancurkan rezim Asad? Kalau kita telah merasakannya, berarti hati kita hidup. (msa/dakwatuna)

 

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
S1 Universitas Al-Azhar, Kairo-Mesir. S2 Universitas Al-Neelain, Khartoum-Sudan. Dosen Ma'had An-Nuamy, Jakarta

Lihat Juga

Keimanan Adalah Keberpihakan

Figure
Organization