Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Kisah Nyata: Api Berbelok Ketika Hendak Membakar Masjid

Kisah Nyata: Api Berbelok Ketika Hendak Membakar Masjid

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Seorang guru bercerita tentang kejadian unik. Suatu ketika di Pontianak, terjadilah kebakaran hebat. Beliau sedang berada di TKP untuk menolong bibinya memindahkan barang ke tempat yang aman sebelum api ikut melahap rumah bibinya.

Peristiwa kebakaran ini terjadi pukul dua dini hari. Dengan liar, api meluluhlantahkan semua yang ada. Menghanguskan apa saja yang ada di depannya.

Di sana ada masjid. Sebentar lagi, masjid itu akan ikut terbakar. Namun, tiba-tiba salah seorang warga memliki inisiatif untuk mengumandangkan azan di sana. Dahsyat! Tak disangka-sangka. Api yang hampir menjalari masjid tiba-tiba berputar arah. Kumandang bait-bait indah itu membuat api tak sanggup beringsut. Seperti ada tangan malaikat yang menghalau api menjauhi masjid.

Semua orang yang ada di TKP terkejut. Mereka sangat kaget. Termasuk orang Cina yang banyak bermukim di sana.

Jika difikir dengan logika, hal ini tidak mungkin terjadi. Tapi, ini bukan mimpi. Hal ini telah benar-benar terjadi di depan mata.

Para umat muslim tentunya sangat bersyukur atas keajaiban ini. Tapi sayangnya, orang-orang Cina di sana tidak memikirkan lebih lanjut tentang peristiwa ini. Mereka tidak bertanya-tanya, kenapa api itu tiba-tiba berputar arah menjauhi masjid? Mereka tidak menyelami lebih dalam, kenapa lidah api itu tidak ikut menjilat masjid yang ada di depannya? Padahal api itu sedang berkobar di kondisi puncak amarahnya.

Ya. Mereka tidak tahu. Mereka tidak sadar. Ada kebesaran Allah yang sedang diperlihatkan. Sepertinya, hati mereka masih keras. Mereka hanya menganggap masjid sebagai tempat “keramat”. Tidak ada hidayah yang mereka dapat. Mereka tak menemukan cahaya Islam karena mata dan hatinya telah buta, otaknya malas berfikir.

Tidak ada hikmah yang dapat mereka ambil dari kejadian ini. Mirisnya, peristiwa ini hanya membuat mereka menyumbang tiap tahun untuk bangunan yang mereka anggap “keramat”.

Ya Allah, terima kasih telah melahirkan kami dari keluarga Islam. Tak tahu bagaimana nasib kami di dunia ini dan akhirat nanti jikalau Engkau tidak menakdirkan kami lahir dari keluarga muslim. Inilah karunia terbesar dari-Mu kepada kami. Alhamdulillah ya Allah.

Redaktur: Pirman

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Pengamat pendidikan dan Guru Muda SGI V Dompet Dhuafa (http://www.sekolahguruindonesia.net/). Saat ini penulis ditempatkan di Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Lihat Juga

Indonesia Dalam Cengkraman Komersialisasi Sumber Daya Alam

Figure
Organization