Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Bersegeralah, Bukan Tergesa-gesa!

Bersegeralah, Bukan Tergesa-gesa!

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (peam.es)
Ilustrasi (peam.es)

dakwatuna.com – Seorang karyawan mendapatkan telepon dari atasannya untuk menyelesaikan sebuah tugas yang harus selesai satu jam lagi. Saat batasan suatu pekerjaan akan datang, biasanya tidak ada pilihan lain selain mengerjakannya dengan tergesa-gesa yang penting selesai. Karena terlalu tergesa-gesa mengerjakannya, sang karyawan mengerjakannya dalam waktu 20 menit dan langsung menemui atasannya tanpa mengecek lagi pekerjaannya.

Ternyata, ada yang salah dari pekerjaan karyawan tadi. Dia salah merekap berkas yang seharusnya direkap. Padahal sebenarnya, tugas dari atasannya itu tidaklah begitu sulit. Sang atasan pun dengan bijak memberikan nasihat kepada sang karyawan untuk tidak tergesa-gesa dan mengerjakannya dengan tenang. Lalu memintanya untuk mengerjakan lagi dengan sisa waktu 30 menit. Sang karyawan memulai lagi pekerjaannya dengan tenang, dan ternyata memang tidak terlalu sulit. Sang karyawan mengerjakannya dengan santai dan hanya butuh waktu 10 menit.

Si karyawan kembali menemui atasannya dan memberikan tugasnya. Sang atasan pun tersenyum dan puas dengan pekerjaannya. Sang atasan lalu memberitahukan bahwa mengapa ia memberikan batas waktu lama padahal pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan waktu singkat. Beliau menjelaskan, beliau mendapatkan laporan dari karyawan yang lain bahwa sang karyawan tadi sering mengerjakan banyak hal dengan tergesa-gesa. Lalu kali ini, beliau ingin memberikan nasihat dan membuat sang karyawan tidak lagi tergesa-gesa dalam mengerjakan tugas.

Kisah sederhana ini mengajarkan kepada kita. Tidak semua pekerjaan harus dikerjakan dengan tergesa-gesa. Boleh saja dengan waktu cepat, tapi cepat berbeda dengan tergesa-gesa. Seseorang yang mengerjakan dengan santai tentu ia tidak sedang tergesa-gesa. Namun seseorang yang mengerjakan dengan cepat biasanya sedang tergesa-gesa. Walaupun tidak semua yang cepat itu tergesa-gesa.

Tergesa-gesa berbeda dengan bersegera. Sebagai contoh ada dua orang yang diminta mengerjakan sebuah pekerjaan yang harus diselesaikan dalam 7 hari. Orang pertama mengerjakannya langsung esoknya sementara si orang kedua mengerjakan baru mau mengerjakannya satu hari sebelum batas akhir. Ternyata, di satu hari sebelum batas akhir tersebut ia harus mengerjakannya dengan tergesa-gesa sehingga ia harus begadang semalaman. Sementara orang pertama bisa tidur dengan nyenyak. Keesokan harinya mereka mengumpulkan tugasnya dan hasilnya sama. Namun, orang pertama yang bersegera mengerjakan wajahnya terlihat segar sementara yang terburu-buru wajahnya tampak pucat karena kelelahan.

Sekilas, memang tergesa-gesa dan bersegera ini hampir sama. Namun, kedua hal ini amatlah berbeda. Allah SWT juga menjelaskan dalam al-Quran bahwa manusia telah dijadikan bersifat tergesa-gesa

“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Maka, janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.”(QS. al-Anbiya: 37)

Tafsir ayat ini menurut tafsir yang dikeluarkan oleh DEPAG RI,  Allah menerangkan bahwa manusia dijadikan sebagai makhluk yang bertabiat suka tergesa-gesa dan terburu nafsu. Di sini dapat kita lihat, bahwa Allah melarang manusia untuk bersifat tergesa-gesa, meminta segera didatangkannya sesuatu yang belum tiba saatnya, akan tetapi pasti datangnya. Di samping itu, Allah menerangkan bahwa sifat tersebut sudah dijadikan sebagai salah satu sifat pada manusia. Ini berarti, bahwa walaupun sifat tergesa-gesa itu sudah dijadikan-Nya sebagai salah satu sifat pada manusia, namun manusia diberinya kemampuan untuk menahan diri dan melawan sifat tersebut. Lalu membiasakan diri dengan sifat ketenangan dan kesabaran atau mawas diri.

Berbeda dengan bersegera, Allah SWT berfirman:

“Mereka beriman kepada Allah dan Hari Penghabisan. Mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang shaleh.” (QS. Ali ‘Imran: 114)

Selain itu, dalam ayat yang lain,

“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS. al-Mu’minun: 61)

Ayat 61 dari surat al-Mu’minun ini menegaskan bahwa orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut -selalu bersegera berbuat kebaikan bila ada kesempatan untuk itu dan selalu berdaya upaya agar amal baiknya selalu bertambah-tambah-, ketika baru saja selesai melaksanakan amal yang baik, maka ia ingin akan segera berbuat amal yang lain. Demikianlah seterusnya.

Allah SWT memerintahkan kita untuk bersegera dalam berbuat kebaikan, bukan tergesa-gesa. Karena tergesa-gesa biasanya disertai nafsu. Sedangkan bersegera dikarenakan pemahaman untuk bertindak. Karena itu, mari kita tidak tergesa-gesa dalam mengerjakan suatu hal dan bersegera untuk berbuat kebaikan. Walllahu A’lam. Semoga Bermanfaat.

Redaktur: Pirman

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang pemuda dan pendidik yang terus berproses untuk memperbaiki diri dan membuat orang lain jadi baik. Gemar mencari inspirasi dari apa yang ditemui, mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi, dan mencoba berbagi kebermanfaatan dari apa yang dimiliki.

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization