Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Konsistensi dan Kualitas Ibadah Ramadhan

Konsistensi dan Kualitas Ibadah Ramadhan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
ilustrasi (inet)
ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Alhamdulillah ‘Alaa Kulli Hal, kita masih bisa menjumpai bulan Sya’ban ini. Artinya, Ramadhan sudah di depan mata. Semoga kita juga bisa bertemu dengan tamu istimewa tersebut. Baiknya, kita berdoa agar Allah mempertemukan dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat dan kuat, serta dalam keadaan bersemangat beribadah kepada Allah. Seperti ibadah puasa, shalat, dan zikir.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu ’Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila memasuki bulan Rajab, beliau berdoa,

Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukanlah kami dengan Ramadhan.(HR. Ahmad & Ath-Thabrani)

Allah memberikan nikmat yang paling besar untuk hamba-Nya berupa taufiq untuk melaksanakan ketaatan. Allah juga telah menyampaikan nikmat lain yang terkadang sering kita lupakan, yaitu nikmat kesehatan. Padahal, kita perlu menuntut diri agar senantiasa bersyukur. Adapun kita sebagai seorang hamba, hendaknya turut bergembira untuk menyambut hadirnya Ramadhan.

“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan Ramadhan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian utk berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga serta ditutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad)

Namun, yang menjadi sorotan adalah ketidakkonsistenan ibadah kita saat Ramadhan di bandingkan bulan-bulan yang lainnya. Bisa jadi, saat Ramadhan ibadah kita ibarat on fire. Tapi setelahnya, ibadah kita langsung ciut lagi. Maka sebenarnya, dengan adanya Ramadhan adalah sarana untuk belajar dalam kekonsistenan beribadah. Dengan apa kita mulai melangkah? Yaitu dengan kebiasaan yang baik. Kebiasaan merupakan suatu proses pembentukan karakter. Entah karakter baik maupun karakter buruk.

Tentunya, dalam pembentukan karakter ada faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi. Faktor internal merupakan apa yang ada dalam diri kita. Faktor eksternal yang berada di lingkungan kita. Membentuk kebiasaan memang tidak cukup dalam 1-2 bulan saja. Namun, butuh waktu bertahun-tahun. Begitupun halnya dengan beribadah. Awalnya terasa sangat berat. Namun, apabila dibiasakan akan menjadi ringan dan secara otomatis akan mengatakan, “Membutuhkannya.”

Ramadhan adalah bulan suci penuh rahmat. Setiap ibadah di dalamnya akan dilipatgandakan. Tentu merupakan alasan lumrah yang menggiurkan orang-orang untuk berlomba-lomba dalam beribadah di bulan Ramadhan. Ketika berbicara kuantitas, maka akan muncul penilaian akan kualitas. Layaknya kita melakukan ibadah sesering mungkin, harus didukung dengan kualitas yang baik.

Tidak ada salahnya pula ketika kebiasaan beribadah di bulan Ramadhan selalu kita bawa di bulan-bulan berikutnya. Apa saja yang bisa kita lakukan dalam membentuk kebiasaan baik dalam beribadah tersebut?

Pertama, selalu memuhasabah diri. Dengan berniat beribadah saja, insya Allah sudah mendapatkan satu kebaikan. Hal ini terdapat dalam Qs. al-Hujurat ayat 18,

“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Kedua, tekun dalam menjalankan ibadah. Dalam kerja keras dan kesabaran beribadah akan membantu kita meraih konsistensi dalam beribadah. Karena ibadah juga bernilai kuantitas dan kualitas. Saat ini mungkin kuantitas. Namun, esok harus perbaiki kualitasnya.

Ketiga,  senantiasa berkumpul dengan orang shalih. Ini sebagai faktor eksternal yang bisa membentuk kebiasaan.

Keempat, menghadiri majlis-majlis ilmu. Banyak hal yang bisa kita lakukan apabila kita memiliki kemauan atau tekad yang kuat.

Sesungguhnya, yang menyampaikan tidak lebih hebat dari yang membaca. Selamat menyambut bulan suci Ramadhan 1435 H. Semoga kita menjumpai Ramadhan kali ini dan membentuk konsistensi dalam beribadah untuk menjadikan diri dan ibadah kita berkualitas di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin ya Robbal ‘Alamiin.

Wallahu A’lam Bishshowwab.

Redaktur: Pirman

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi S1 Universitas Brawijaya jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Jarmusda Malang Raya. Love �travelling� so much. Perantau dari Jakarta. SD-SMP-SMA Jakarta, lulus tahun 2010.

Lihat Juga

Jalan Meraih Taqwa

Figure
Organization