Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Kaya Mimpi Miskin Komitmen

Kaya Mimpi Miskin Komitmen

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (templates.com)
Ilustrasi (templates.com)

dakwatuna.com – Berbicara tentang mimpi, setiap orang pasti memilikinya. Apakah itu ingin menjadi dokter, apoteker, guru, penulis ataupun presiden, itu tergantung pada pribadi si pemilik mimpi. Tentang mimpi itu, pasti semuanya ada alasan. Jadi, tidak masalah apapun mimpi itu. Tapi yang menjadi masalah adalah orang yang tidak memiliki mimpi.

Jika kita di laut, orang yang tidak memiliki mimpi itu dapat diibaratkan sebagai nahkoda yang tidak tahu arah tujuan. Jika demikian, kompas penunjuk jalan tidak ada gunanya. Jadilah nahkoda itu seperti orang kebingungan tidak tahu tujuan. Cepat atau lambat, karena terlalu banyak berfikir kemana hendak pergi, akhirnya datanglah hujan badai yang menenggelamkannya.

Begitu juga dengan orang yang tidak memiliki mimpi. Hidup akan penuh dengan “biasa” tanpa ada suatu hal  spesial yang dilakukannya. Tidak adanya target-target yang harus dicapai membuat hidupnya tidak dihiasi semangat. Tidak ada tujuan tentu tidak akan ada yang  didapat.

Jika masih bertahan hidup, telah dipastikan hidupnya akan biasa-biasa saja. Dan kebanyakan orang memang menikmati “biasa-biasanya” itu tanpa berusaha menggali sesuatu yang bisa dibanggakan darinya.

Berserakannya orang yang tidak punya mimpi, lebih berserakan lagi orang yang punya mimpi tetapi tidak membuat rancangan tentang cara mencapai mimpi itu. Jika diibaratkan dengan orang yang bepergian, bagaimana mungkin dia bisa sampai pada tempat yang dituju jika dia tidak tahu jalan untuk menuju ke sana. Jikapun dia sampai pada tempat yang dia mau, pastinya dia tersesat dulu, berbelok-belok ke jalan yang lain, setelah itu baru sampai pada tempat tujuan.

Ini akan menghabiskan waktu. Dengan waktu yang terbatas ini, bagaimana mungkin kita menyia-nyiakan dan hanya menggunakannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat?

Karena itu, untuk orang yang memiliki mimpi, diperlukan perenungan yang dalam untuk menemukan cara agar sampai pada mimpi itu. Cara yang cerdas perlu dirancang sedemikian rupa sehingga hasil yang optimal dengan waktu yang efisien dapat dicapai. Karena dengan adanya rancangan dengan langkah-langkah yang tersusun jelas, tidak lagi membuat kita bingung harus melakukan apa. Tahap-tahap yang dirancang sistematis akan membuat kita melakukan hal yang tepat.

Nah, sekarang jika kita telah menemukan cara untuk menggapai mimpi itu, ternyata tidak banyak orang yang bersungguh-sungguh untuk melaksanakannya. Padahal, jika saja dia disiplin dan punya komitmen akan desain hidup yang telah dibuat, tentu dia akan bisa mencapai target itu dengan waktu yang telah diperhitungkan sebelumnya.

Orang yang punya mimpi dan tahu cara mencapainya, namun tidak memiliki komitmen dalam melaksanakan, maka hidupnya akan sama seperti buah simalakama. Hidup segan mati tak mau. Ingin hidup, tapi tidak memiliki semangat untuk menjalankan. Ingin mati, tapi dosa masih banyak. Dan, tidak memliki keberanian untuk bunuh diri.

Memang, hidup tanpa semangat seperti raga tanpa nyawa. Tubuh yang tidak memiliki mimpi itu seolah-olah tak lagi memiliki roh penggerak untuk mengukir hal berarti dalam hidupnya.

Sebenarnya, semangat tidaknya kita menjalani hidup kalau kita punya komitmen untuk berubah, tentu semangat itu akan muncul ketika kita telah mulai melangkah. Hal tersulit dalam hidup ini bukanlah tentang mengakhiri, melainkan langkah awal untuk memulai.

Oleh karena itu, jika kita punya mimpi dan tahu cara menggapainya, maka tumbuhkanlah komitmen itu dalam diri. Meski kita tidak memilki semangat diawalnya, tapi ketika hal itu telah dijalani, semuanya akan bisa dinikmati. Karena, “konsisten” itu mengubah segalanya. Hal yang awalnya terasa susah, akan menjadi mudah ketika kita telah terbiasa.

Agar kita lebih semangat lagi, coba bayangkan bagaimana kehidupan kita dimasa yang akan datang jika kita tidak melakukan “apa-apa” sekarang. Apakah kita hanya akan tetap menjadi “sampah”?

Waktu itu begitu cepat berputar kawan. Merugilah kita jika terlalu lama terlena dengan kesia-siaan. Ketahuilah, terlalu toleransi terhadap diri yang malas akan secara nyata membunuh potensi. Pelan tapi pasti, kemalasan itu hanya akan membuat kita miskin. Miskin ilmu, miskin harta dan miskin sanak saudara.

Karena itu, tentang mimpi itu, temukan cara menggali lubangnya. Tanamkan bibit komitmen kedalamnya. Lalu siramilah kecambah yang tumbuh itu dengan konsisten. Pelan tapi pasti, pohon mimpi itu akan berbuah nyata. Akan terasa manis pastinya.

Redaktur: Pirman

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Pengamat pendidikan dan Guru Muda SGI V Dompet Dhuafa (http://www.sekolahguruindonesia.net/). Saat ini penulis ditempatkan di Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization