Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / TKI Yang “Ngga Nyebelin” di Hari Buruh

TKI Yang “Ngga Nyebelin” di Hari Buruh

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Sekitar 400 TKI hadir dalam peringatan hari buruh di KBRI Kualalumpur - Kamis, (1/5) - (Foto: Ellina Supendi)
Sekitar 400 TKI hadir dalam peringatan hari buruh di KBRI Kualalumpur – Kamis, (1/5) – (Foto: Ellina Supendi)

dakwatuna.com – Kuala Lumpur. 1 Mei merupakan Hari Buruh Internasional yang seringkali diperingati dengan aktivitas demonstrasi, orasi dan long march para buruh di Indonesia.

Namun tidak begitu dengan peringatan ‘Mayday’ tersebut di Malaysia. Sekitar 400 orang lebih TKI di Malaysia berkumpul untuk sekedar berkreasi menumpahkan segala bakat menulis, menyanyi dan mengembangkan kepribadian positif mereka di Aula Hasanudin, KBRI Kuala Lumpur pada Kamis, 01/05/2014.

“Kami tidak ingin TKI hanya sekedar menyuarakan aspirasi di jalan raya pada setiap Hari Buruh. Cara kami disini ingin mengembangkan bakat pribadi yang ada dan meningkatkan wawasan”, celoteh Nunung, seorang TKI yang bekerja di pabrik kompresor di Petaling Jaya.

Forum Komunikasi Muslimah Indonesia di Malaysia (FOKMA) berusaha menampung dan mewujudkan keinginan mereka dengan merealisasikan acara yang mengundang seorang Asma Nadia, penulis 49 buku best seller dan backpacker muslimah yang sudah mengunjungi 260 kota dan 51 negara di dunia. Penulis yang juga pengusaha tas backpack itu berbagi ilmu dan kisahnya melalui salah satu bukunya yang berjudul “Jangan jadi Muslimah Nyebelin”. Beliau membahas tuntas di depan para pahlawan devisa bagaimana mengembangkan kepribadian positif yang tidak menyebalkan.

Acara yang digelar seharian itu juga dihadiri oleh pejabat Atase Tenaga Kerja KBRI Malaysia, Mustafa Kamal, yang sebelumnya pernah mengemban jabatan yang sama di Saudi Arabia. Beliau merupakan sosok  yang telah terbiasa mengurusi hal yang berkaitan dengan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Kegiatan rutin yang sering digelar oleh FOKMA tersebut juga menggelar lomba menulis catatan harian TKI. Tanpa di duga sebelumnya, mereka memiliki bakat yang luar biasa dalam dunia kepenulisan. Juara pertama diraih oleh seorang TKI yang menulis tentang kritik membangun pada pemerintah mengenai kelanjutan nasib mereka.

Sebagian besar karya yang masuk berisi jeritan hati yang diungkap secara tulus. Menjadi catatan untuk kita ke depan bahwa tidak selamanya mereka ingin terus menjadi tenaga kerja. Oleh karena FOKMA berusaha membantu mengembangkan diri dan menyalurkan bakat-bakat mereka yang luar biasa agar kelak mereka bisa keluar dari ketidakmampuan. (els/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang ibu yang peduli dengan perbaikan bangsa melalui tulisan dan amal

Lihat Juga

Di Hadapan Ivanka Trump, Tun Mahathir Kecam Keras Amerika Serikat

Figure
Organization