Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Mereka yang Darahnya Tergadai Demi Keadilan!

Mereka yang Darahnya Tergadai Demi Keadilan!

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Salah satu pertanda rusaknya suatu negara adalah ketika hukum hanya diperuntukkan bagi penghuni kelas bawah. Sementara penguasa berhak untuk tetap pada kehidupannya yang serba nikmat meski melakukan pelanggaran-pelanggaran serius. Despotik (sewenang-wenang) inilah sifat kepemimpinan yang harus diberantas dari permukaan bumi ini. Demi Allah, siapa pun yang rela mengambil bagian dalam perjuangan melawan kepemimpinan seperti ini, darahnya akan dibalas dengan balasan sempurna.

Lihatlah negeri para syuhada’ di sana. Kini, ketika nama negeri itu diucap, yang terlintas dalam benak adalah darah-darah suci yang mengucur. Mereka memperjuangkan kebenaran, tetapi penguasa durjana tentu tak menyukainya. Mereka pun diberantas dengan senjata dan konspirasi dahsyat. Mereka hanya punya batu-batu untuk melawan. Persenjataan penguasa tentunya lebih kuat dari itu. Tetapi, penguasa tidak akan pernah tahu dan tidak akan pernah bisa merasakan, di dalam hati para pejuang kebenaran itu hanya ada satu rindu yang kian memuncak seiring berbilangnya masa; syahid!

Lebih dari enam ratus orang divonis hukuman mati dengan semena-mena. Hukum dipermainkan di bawah kepongahan penguasa. Nyawa manusia tak lagi berharga, seakan-akan para penguasa itu bukanlah manusia. Sungguh, berbahagialah mereka di sana. Jiwa-jiwa mereka seperti jiwa keluarga Yassir. Jiwa yang saking rindunya untuk merasakan sejuknya surga, maka siksaan terasa begitu indah. Tombak tajam yang siap menembus tubuh mereka tak lagi dipedulikan. Yang mereka tahu, mereka semakin dekat dengan surga.

“Allahu Akbar!” Hanya pekik takbir itu yang bisa kulantunkan di dalam hati dan lisanku melihat kesungguhan saudara-saudara kita di sana memperjuangkan kebenaran dan keadilan yang menjadi hak mereka.

Semoga Allah menyuburkan kesabaran di dalam hati mereka. Semoga Allah tumbuhkan di dalam hati mereka rasa sejuk yang berasal dari kesejukan surga.

Saudara-saudaraku sekalian, mari kita do’akan kebaikan bagi mereka di setiap usai shalat kita. Seharusnya pula kita memperjuangkan kebenaran di negeri kita. Sadarilah, kekejian seperti itu muncul secara perlahan. Maka, sebaik-baiknya langkah kita adalah berpegang teguh pada kebenaran. Jangan sembarangan memilih pemimpin. Jangan jual kesucian hatimu dengan harga yang sedikit. Jangan jual kemuliaan dengan kehinaan.

Saudarak, lihatlah saudara-saudara kita di sana. Tidakkah kita bisa merasakan sedikit saja perih dan pedihnya penderitaan mereka? Berbayanglah dengan hati. Apakah melihat kenyataan itu tidak membuat air matamu menetes? Jangan sampai itu terjadi di negeri kita. Jangan sampai!

Hanya pada Allah kita berharap. Semoga Allah segera mewujudkan janji-Nya,

“Allah telah berjanji pada orang-orang yang beriman dan beramal shalih bahwa Allah akan menjadikan mereka berkuasa di atas bumi sebagaimana Allah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan Allah akan menegakkan agama mereka yang diridhai-Nya untuk mereka. Dan Dia akan menggantikan bagi mereka rasa takut dengan rasa aman.” (Q.s. an-Nur: 55)

Ya Allah, Istajib Du’aa Anaa…

Wahai saudaraku, mari berjuang menjemput janji Allah ini!

Redaktur: Pirman

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan USU. Ketua �Al-Fatih Club�. Murid. Penulis. Beberapa karyanya yang sudah diterbitkan; Istimewa di Usia Muda, Beginilah sang Pemenang Meraih Sukses, Cahaya Untuk Persahabatan, dan lain-lain

Lihat Juga

Fadi Abu Salah; Pejuang Berkursi Roda Itupun Gugur

Figure
Organization