Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Syaikh Qaradhawi: Aku Ingin Dikubur di Qatar

Syaikh Qaradhawi: Aku Ingin Dikubur di Qatar

Syaikh Yusuf Qaradhawi. (Reuters)
Syaikh Yusuf Qaradhawi. (Reuters)

dakwatuna.com – Doha. Syaikh Yusuf Qaradhawi, ulama asal Mesir yang kini tinggal di Qatar, mengatakan bahwa dirinya takkan meninggalkan Qatar, dan akan dikuburkan di sana setelah meninggalnya nanti. Hal itu disampaikan dalam sebuah keterangan pers yang dimuat di situs CNN Arab, Senin (21/4/2014), dalam rangka meredakan ketegangan dengan beberapa negara Teluk. Dalam keterangan tersebut dikatakan juga bahwa beliau sangat mencintai Saudi Arabia dan Emirat, dan bahwa pernyataannya bukanlah sikap resmi Qatar.

Syaikh Yusuf Qaradhawi mengatakan tidak akan pindah ke Tunis atau negara-negara lain. Beliau mengatakan, “Aku sudah berada di Qatar selama 53 tahun. Di sana aku berkhutbah, berceramah, berfatwa, mengajar, berdakwah, menulis, dan ikut serta dalam berbagai aktivitas yang bermanfaat di Institut Agama, Universitas Qatar, dan Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat Qatar, di departemen pendidikan, di departemen wakaf, dan bidang-bidang yang lain. Aku bisa menyampaikan tentang sikap Islam seperti yang aku inginkan, dengan penuh kebebasan.”

Beliau juga mengatakan, “Sama sekali ada orang yang memaksaku untuk mengatakan hal tertentu atau melarangku menyampaikan hal tertentu. Aku telah hidup bersama empat orang Emir. Aku dekat dengan mereka semua. Selama bersama mereka aku tidak pernah mendengar satu kata pun yang berisi kritikan atau celaan. Dari empat semir itu, yang paling dekat denganku adalah Emir Hamad bin Khalifah dam Emir Tamim bin Hamad.”

Tentang pernyataan-pernyataannya yang kadang mengkritik politik beberapa negara Teluk, beliau mengatakan, “Pernyataanku adalah pernyataan pribadi, bukan pernyataan pemerintah Qatar. Aku adalah bagian dari Qatar, dan Qatar adalah bagian dariku. Aku datang ke Qatar ketika umurku 35 tahun, dan sekarang umurku 88 tahun. Aku akan tetap berada di Qatar hingga nanti dikubur di sana. Kapanpun Allah kehendaki.”

Beliau membantah kabar bahwa keberadaannya di Qatar sudah tidak disukai, “Semua orang Qatar mencintaiku dan bangga denganku, baik pemerintah maupun rakyat. Aku cinta semua negara Arab, dan semua negara Arab juga cinta kepadaku. Saudi, Kuwait, Emirat, Oman, Bahrain. Aku anggap semua negara itu adalah satu negara dan satu rumah. Aku tahu dan dekat dengan para raja dan emirnya. Aku juga ikut serta dalam semua aktivitas yang bebas, membangun dan meluruskan. Oleh karena itu, aku berharap kabut ini akan segera sirna, In sya’a Allah.”

Tentang Saudi dan Emirat, beliau mengatakan, “Aku mendapat penghargaan terbesar di Saudi, yaitu “Penghargaan Raja Faishal”. Di Emirat aku mendapatkan “Penghargaan Al-Qur’an Dubai Internasional”. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataanku hanyalah sebuah nasihat, tidak lebih. Karena sebagai ulama Muslim, tugasnya adalah menasihati. Kalau orang tidak memahami hal ini, berarti belum memahami Islam.” (msa/dakwatuna/arabicnn)

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Qatar Kepada AS: Palestina Menanti Solusi Politik Yang Adil

Figure
Organization