Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Indra Perasa

Indra Perasa

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (endless-paradise.co.cc)
Ilustrasi (endless-paradise.co.cc)

dakwatuna.com – Rasa dalam bahasa Indonesia dapat dinisbatkan ke dalam banyak konteks. Rasa yang terdapat pada lidah sebagai indra pengecap. Rasa yang dirasakan organ penggerak ketika beraktivitas. Juga rasa yang dirasakan di dalam hati. Begitulah dahsyatnya Allah menganugerahkan rasa pada pada banyak lini kehidupan manusia. Agar manusia tersadarkan, bahwa hidup ini terlalu singkat untuk disia-siakan. Karena memang rasa merupakan anugerah tuhan yang tidak dinampakkan. Hanya diri sendiri yang mengetahuinya.

Cukuplah kita mempertanyakan kemampuan indra pengecap saat kita dapat menikmati hidangan makan. Cukup pulalah kita mempertanyakan fungsi organ penggerak, saat kita bisa menikmati kelelahan setelah berolahraga. Kedua fungsi indra tersebut masih bisa diukur, karena keduanya dapat ditakar logika manusia.

Lain halnya dari lidah dan organ penggerak. Hati memiliki kerumitan, yang tidak dapat dinalar oleh logika. Apalagi sekedar hitung-hitungan saintifik. Penjelasan inilah yang membuat hati kita  memiliki nilai yang tinggi dalam Islam. Bagaimana keutamaan niat, kesucian hati, hingga keikhlasan dalam beramal merupakan hal penentu diterimanya sebuah amal.

“Sungguh aku tidak memiliki kuasa apapun atasmu, jika Allah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu.” (HR.Bukhari Muslim)

Begitulah rasul menjelaskan dahsyatnya kasih sayang yang dianugerahkan ke dalam hati manusia. Kasih sayang seperti inilah yang menuntun manusia berbuat kebajikan. Memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Sehingga hidupnya penuh keceriaan, tak peduli terpaan badai kehidupan melanda. Apalagi cita-cita tertinggi umat manusia, selain kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat?

Ya, indra perasa merupakan salah satu nikmat terbesar Allah. Dari nikmat itulah kita bisa memelajari seni menikmati kehidupan.

Redaktur: Pirman

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization