Topic
Home / Berita / Daerah / Mualaf yang Bertekad Jadikan Wonokerto sebagai Kampung Quran

Mualaf yang Bertekad Jadikan Wonokerto sebagai Kampung Quran

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Kajian Islam Dirasah Islamiyah di Hotel Yochi’s Wonokerto. Rabu (5/3)  Foto: BWA
Kajian Islam Dirasah Islamiyah di Hotel Yochi’s Wonokerto. Rabu (5/3) Foto: BWA

dakwatuna.com – “Pak Haji Jono,” begitulah biasanya warga memanggil Sumarjono (55 tahun). Warga Suku Tengger  pegunungan Bromo sisi Wonokerto tersebut masuk Islam pada 2001 silam. Ia dan puluhan warga lainnya masuk Islam setelah didakwahi Ustadz Setiono (44 tahun), dai  yang telaten berdakwah sejak 20 tahun lalu di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Nenek moyang Pak Haji Jono dan mayoritas warga pegunungan nan elok ini berasal dari kerajaan Hindu Singosari yang lari ke Bromo-Semeru dari kejaran pasukan Majapahit.

Pak Haji Jono mengaku tertarik masuk Islam lantaran melihat ketenangan Ustadz Setiono dalam menghadapi kehidupan dan masalah rejeki.

Sebelum masuk Islam, ia selalu menggunakan jasa dukun untuk memperoleh rejeki. Namun sejak mengenal Islam, ia meninggalkan praktik perdukunan karena memahami berdukun adalah salah satu bentuk kesyirikan yang berdosa besar.

Semenjak masuk Islam, ia gemar bersedekah dan berwakaf.  Ia sering membelikan sajadah untuk mushalla di daerah sekitar, dengan harapan Allah SWT memberkahi dengan mempermudah dirinya menghafal bacaan shalat. “Sehingga saya bisa shalat secara sempurna,” ungkapnya.

Pak Haji Jono juga aktif mengajak warga daerah puncak pegunungan Bromo —sekitar 5 Kilometer untuk menuju kaldera atau lautan pasir Bromo— tersebut untuk masuk Islam, karena dia sudah merasakan tenang dan nikmatnya masuk Islam.

Tak ingin generasi berikutnya kesulitan menghafal Al-Qur’an dan bacaan shalat, ia dengan dibimbing Ustadz Setiono sejak 2010 mencanangkan Wonokerto sebagai Kampung Qur’an.

Untuk mendukung program Kampung Qur’an tersebut, ia pun membangun mushalla dan pesantren tahfizh quran bagi para mualaf. “Saat ini sudah ada 30 orang santri yang aktif mengikuti program pendidikan Al-Qur’an,” ungkap lelaki yang bertekad menjadikan Wonokerto sebagai Kampung Qur’an.

Pada Rabu (5/3) Pak Haji Jono dan  Ustadz Setiono memenuhi undangan Badan Wakaf Al-Qur’an  untuk mengikuti kajian Islam Dirasah Islamiyah di Hotel Yochi’s Wonokerto. Kajian yang dibina dai mantan rocker Ustadz Hari Moekti tersebut merupakan bagian dari program Wakaf Al-Qur’an dan Pembinaan (WAdP) BWA.

Dalam pelaksanaan project Al-Qur’an Roadtrip Bromo tersebut, BWA mendistribusikan 1500 mushaf Al-Qur’an. Direktur Operasional BWA Ichsan Salam menyerahkan 40 Al-Qur’an kepada Pak Haji Jono. Sedangkan sekitar 1460 Al-Qur’an lainnya dibagikan kepada sekitar seratusan orang yang hadir. Dalam kesempatan tersebut, didistribusikan pula sekitar 300 potong baju koko dan 300 sarung wakaf.

Mereka yang hadir adalah tokoh masyarakat, da’i dan juga mubalighah yang berasal dari daerah sekitar Wonokerto yakni Kota Probolinggo, Lumajang, Ngadirejo, Nongko Jajar, dan beberapa daerah lainnya. Rencananya Al-Qur’an sebanyak itu akan mereka bagikan kepada jamaahnya masing-masing yang membutuhkan.

“Semoga ini semua dapat meningkatkan aktivitas dakwah serta memotivasi para muallaf untuk mempelajari Al-Qur’an, dan beribadah,” ujar Ustadz Setiono saat memberikan tanggapannya. (BWA/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Badan Wakaf Al Qur'an (BWA) adalah organisasi nirlaba (non-profit organization), berbentuk Lembaga Swadaya Masyarakat.

Lihat Juga

Resmi, Deddy Corbuzier Ikrarkan Dua Kalimat Syahadat

Figure
Organization