Topic
Home / Berita / Opini / Kebaikan PKS dan Politik Dapur

Kebaikan PKS dan Politik Dapur

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Logo PKS. (ist)
Logo PKS. (ist)

dakwatuna.com – Tengoklah pada kisah perjalanan hidup Rasulullah SAW sampai pada gelar Al Amin dilekatkan padanya, pastilah karena tebaran kebaikan yang nyata terasa dan integritas pribadi yang terjaga tapi mengapa para jahiliiyah tidak langsung menerima bahkan merongrong dakwah yang Rasul sodorkan. Bukanlah mereka menyangsikan atau meragukan kebenaran dakwah disampaikan tetapi gerusan roda kekuasaanlah yang mereka takuti yang akan menjadikan mereka setara dengan manusia berderajat rendah, para budak.

Itulah kisah sederhana penuh makna yang patut kita jadikan pelajaran bagi perjalanan dakwah PKS saat ini, bukan karena mereka lupa dengan kebaikan PKS dalam segala cuaca bencana, banjir, gunung meletus, asap hutan yang dibakar, layanan kesehatan, baksos, bazar murah, menolak kenaikan harga BBM dan lain sebagainya, sekali lagi bukan, bukan mereka lupa tetapi itulah kodrat kontestasi pemilu, di mana pada titik tertentu akan terjadi kristalisasi kepentingan “dapur” yang tidak lagi memedulikan kebaikan yang pernah diberikan oleh PKS.

Beribu argumen yang dimunculkan tentang kiprah partai politik di Indonesia pasti akan berakhir pada kesimpulan hanya PKS-lah yang layak dipilih, tengoklah ratusan penghargaan yang diterima gubernur jabar, terobosan ide cemerlang one day no rice oleh walikota Depok, gelar prof yang disandang gubernur sumbar, dan kepedulian mantan ketua MPR Hidayat Nurwahid yang turun langsung membantu korban banjir di Jakarta, itulah sedikit kebaikan PKS yang tidak lagi mampu ditutupi oleh media mainstream namun tetap saja kejamnya politik dapur tidak serta merta pilihan jatuh pada PKS.

Belum lagi gelombang fitnah, ancaman intimidasi saat gelaran layanan kesehatan dan opini negatif setiap kerja PKS semakin menyadarkan kita semua bahwa tidak ada tempat bersandar atas semua itu kecuali Allah STW.

Politik dapur adalah pilihan politik pragmatis yang hanya didasarkan pada kebutuhan “perut” bukan berdasarkan pada platform kebaikan yang ditawarkan dan kerja kebaikan yang sudah diberikan untuk kehidupan bangsa ke depan. Memang perlu kesabaran sebagaimana Rasul berikan contoh kepada kita, yang pada akhirnya masyarakat Arab pun menerima dakwah yang disampaikan.

Yakinlah bahwa energi kebaikan yang sudah dan akan selalu kita tebar ke segala penjuru negeri ini pada akhirnya akan berbalik menjadi kekuatan besar yang akan turut serta pada gerbong dakwah untuk Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera.

Yakinlah selalu ada pembalikan sejarah tanpa ada pengabaran ramai sebelumnya, sebagaimana para kaum jahiliyah berbondong-bondong masuk dalam gerbong dakwah yang Rasul sampaikan dan sebelumnya mereka adalah kaum yang merongrong dengan pertaruhan nyawa. begitupun PKS, tidaklah perlu ramai dan jaga terus kerja ikhlas kita, karena masyarakat tidak perlu mengabarkan bahwa di hati mereka telah mantap untuk memilih PKS dan yakinlah pembalikan sejarah akan terjadi, karena merekalah yang akan turut memenangkan PKS tanggal 9 April 2014 nanti, Allahu akbar.

Teruslah kobarkan semangat Indonesia.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Anak kedua baba Anda dan ema Mai, orang Betawi kampung Pondok Jati Jurang Mangu Barat yang lulus pada tahun 2006 di jurusan Akuntasi Universitas Padadjaran Bandung. Dewi Nurhasanah istri tercinta & hudzaifah m, shuhaib m, dan nusaibah m adalah 3 buah hati kami saat ini.

Lihat Juga

Rusia: Turki Maju sejak Erdogan Memimpin

Figure
Organization