Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Ruh Kita Sama, Kenapa Lisan Kita Harus Saling Hujat?

Ruh Kita Sama, Kenapa Lisan Kita Harus Saling Hujat?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (Sumber: planet4ltair.wordpress.com)
Ilustrasi (Sumber: planet4ltair.wordpress.com)

dakwatuna.com – Saudara-saudaraku sekalian yang dirahmati oleh Allah,

Ada satu hal yang seharusnya membuat pilu hati kita, yaitu kenyataan di negeri kita ini. Mengapa harus terjadi “perang lisan” antar sesama muslim? Padahal, sudah tersedia begitu banyak wadah bagi kita untuk memperdalam ilmu. Sehingga, seharusnya kita bisa mengerti bahwa ada perbedaan yang bisa ditoleransi dalam agama kita, dan ada pula persamaan yang tidak bisa ditoleransi.

Kita sama-sama berkeras suara meninggikan asma Allah melalui pekik takbir kita, “Allahu Akbar!” tetapi kenapa hati kita tidak bisa merasakan kedekatan ukhuwah Islamiyah itu? Kita sama-sama memperjuangkan agama Allah, tetapi kenapa kita tak punya rasa persaudaraan satu sama lain?

Kebenaran memang bukanlah sifat manusia yang selalu melekat pada pikiran dan tindakan. Sebab itu, tugas kita adalah mengingatkan satu sama lain. Dalam persaudaraan ini, kelemahan seseorang adalah kelebihan yang lain, kelebihan seseorang adalah kelemahan yang lain. Kita ibarat satu bangunan kokoh yang saling sokong. Allah gambarkan kita seperti itu, tetapi kenapa kita harus bercerai-berai?

Sekali lagi, ketahuilah, ada perbedaan yang bisa ditoleransi dalam agama kita, dan ada pula persamaan yang tidak bisa ditoleransi!
Saudara-saudaraku sekalian yang dirahmati oleh Allah,

Kita beramal untuk Allah, maka cukuplah Allah yang menjadi tujuan. Tidak usah kita rusak ibadah dan amal kita dengan saling hujat. Allah tahu mana yang benar, dan kelak Allah pasti akan menunjukkannya. Allah juga tahu mana yang salah, dan kelak Allah akan memperlihatkannya. Allah telah menyampaikan firman-Nya, hendaknya kita bisa merasakan kebenaran…

“…Adapun buih itu akan berlalu tiada arti, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan tetap bertahan di bumi…” (Ar-Ra’du: 17)

Saudara-saudaraku sekalian yang dirahmati oleh Allah,

Aku melihat sesungguhnya kita berusaha berlari menuju satu tujuan. Tetapi caranya tidak sama. Masing-masing kita ingin mengusahakan tegaknya agama Allah, tetapi gelombang perjuangan kita saat ini terlihat berbeda. Nah, tugas kita bukanlah mencela satu sama lain. Tapi tetap berusaha. Selagi masih berada dalam koridor kebenaran, teruslah berlari. Kelak kita akan bertemu di tangga paling atas untuk bersama menggaungkan asma Allah. Atau, Allah akan memperlihatkan keputusan-Nya.

Isi yang ada di dalam hati kita sama, hanya tampilan luar yang berbeda. Dan… perbedaan itu adalah rahmat Allah. Layakkah kita berseteru disebabkan oleh rahmat Allah? Tidakkah kita malu pada Allah yang selalu menyertai kita?

Saudara-saudaraku sekalian yang dirahmati oleh Allah,

Rabalah denyut nadi yang ada di lehermu sekarang. Ketahuilah, Allah lebih dekat dari urat nadi itu. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Maka, jangan sampai kita berlelah dalam berusaha tetapi hasilnya tiada. Jangan sampai kita saling mencela demi kerinduan yang sama. Allah akan membenarkan yang benar, meskipun banyak yang mencela. Allah akan tetap menyalahkan yang salah, meski tak ada yang mencibir seorang pun.

Allahu Akbar!!! Allahu Akbar!!! Allahu Akbar!!!

Allah Mahabesar dari segala sesuatu. Urusan kita kecil di sisi Allah. Perjuangan kita tak berarti apa-apa bagi Allah, kitalah yang membutuhkannya. Maka, sekali lagi, jangan kita rusak semua itu. Cukuplah Allah yang menjadi saksi bagi kita.

Saudara-saudaraku sekalian yang dirahmati oleh Allah,

Inilah kerinduan dari seorang saudara kalian. Ingin kusampaikan secara terbuka, dan semoga tulisan ini mampu menjadi perantara. Mohon maaf atas kesalahan. Semoga bermanfaat untuk menegakkan kembali bangunan ukhuwah kita yang merapuh.

 

Redaktur: Deddy S

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan USU. Ketua �Al-Fatih Club�. Murid. Penulis. Beberapa karyanya yang sudah diterbitkan; Istimewa di Usia Muda, Beginilah sang Pemenang Meraih Sukses, Cahaya Untuk Persahabatan, dan lain-lain

Lihat Juga

Forjim Sesalkan Cuitan Wartawan Topskor Tentang Ust Abdul Somad

Figure
Organization