Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Bobroknya Sebuah Akar Keteladanan

Bobroknya Sebuah Akar Keteladanan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (flickr)
Ilustrasi. (flickr)

dakwatuna.com – Ketika kita berbicara tentang sebuah kata “Keteladanan”, maka akan terbesit dalam pola pikir kita pada sebuah kata “Contoh”. Kalaupun, di sangkut pautkan dengan personal maka akan terjadi sebuah definisi “Menjadi Contoh bagi yang Lain.”

Mungkin orang-orang yang membaca judul tulisan di atas terheran-heran, Muncul sebuah pertanyaan atas sebuah Kalimat judul di atas, Memangnya Akar keteladanan itu ada?? Ketika pertanyaan itu benar-benar terlontar, maka dengan lantang akan saya Jawab “Ada” dan itu berwujud pada sebuah oknum yang mungkin pada tulisan saya yang berjudul “Toleransi yang dipertanyakan” sudah saya bahas, yaitu “ Guru”.

Tapi di sini tidak hanya sekedar guru biasa tetapi Guru Agama. Mengapa Harus Guru Agama? Karena mau tidak mau, Agama merupakan sebuah mata pelajaran yang di dalamnya secara jelas disampaikan nilai-nilai religiusitas, Karakter, Pedoman Hidup, akhlak,dll.

Dalam konteks ini, saya akan mengambil satu agama saja yang menjadi agama yang saya anut, Islam. Tentu, Seorang Guru Mata Pelajaran Agama Islam secara tidak langsung menjadi Seorang Ustadz ataupun dai. Secara tidak langsung, Guru Agama akan menjadi sesosok yang menjadi referensi utama di sebuah sekolahan atau institusi pendidikan dalam hal Akhlak, Religiusitas, dan ilmu-ilmu kehidupannya.

Tentunya, Seorang Guru Pendidikan Agama Islam selalu meneladani Rasulullah Saw dan menjadi Al-Quran dan Sunnahnya Rasulullah Saw menjadi pedoman hidupnya. Seorang Guru Pendidikan Agama Islam tentu sadar bahwa segala tingkah laku termasuk ketika mengajar adalah Dakwah dan menjadi contoh utama.

Tetapi,  Ketika saya kembali memasuki sebuah SMA X saya mendapati sebuah fenomena yang luar biasa dan mungkin hal yang maklum di Negeri ini tapi menyedihkan, Seorang Guru Agama Islam yang baru saja menjadi Guru di SMA tersebut “Merokok” dan yang lebih tragisnya lagi guru tersebut di dapuk menjadi Pembina ROHIS SMA tersebut.

Bahkan ketika saya tanyakan kepada beberapa pengurus ROHIS di SMA tersebut, mereka pernah melontarkan sebuah pengakuan, “Mas, Pak IK kalau ngisi Batual (Program Tahsin) sering sambi ngerokok mas”. Luar Biasa sekali.

Padahal kita ketahui bersama bahwa merokok itu dalam Islam merupakan perkara yang syubhat antara makruh dan haram yang masih di menjadi pembahasan di kalangan Ulama’. Tetapi ketika saya membaca artikel pada sebuah blog yang membahas tentang hukum merokok dalam Islam, di sana di sampaikan tentang sebuah hujjah yang mengharamkan merokok dan saya sebagai orang yang anti rokok pun menyepakatinya, Hujjah tersebut, antara lain

Pertama: Rokok adalah sesuatu yang buruk dan sama sekali bukanlah sesuatu yang baik. Dan agama islam mengharamkan segala yang buruk. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“…Dan (Rasul) itu menghalalkan yang baik-baik dan mengharamkan segala yang buruk…”. (Al-A’raf: 157).

Siapa pun yang berakal dan mau jujur, kalau ditanya apakah rokok termasuk sesuatu yang baik atau tidak, pasti mereka menjawab: “Tidak, bahkan rokok adalah sesuatu yang buruk.”

Buruknya rokok juga  bisa dilihat dari adanya larangan merokok di sana-sini, seperti di tempat umum, gedung-gedung pertemuan, masjid-masjid, sekolahan apalagi di tempat-tempat yang harus terbebas dari sesuatu yang mengganggu seperti rumah sakit.

Buruknya rokok juga diketahui dari para perokok yang melarang anaknya untuk merokok. Tidak satu pun dari perokok yang mengajari anak-anaknya agar pandai merokok seperti dirinya.

Bahkan keburukan rokok terbukti dengan pernyataan pabrik rokok sendiri yang menyatakan dalam iklan maupun bungkus rokoknya dengan tulisan “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin” atau “Merokok Membunuhmu” Lalu apakah para perokok menutup mata atau pura-pura buta dengan membeli sesuatu yang jelas-jelas disepakati tentang bahayanya?!.

Kedua: Rokok adalah sesuatu yang membinasakan. Buktinya, salah satu penyebab kematian terbesar di dunia adalah rokok, maka orang yang mengonsumsi rokok sama dengan orang yang meminum racun. Sedangkan Allah subhanahu wa ta’ala melarang manusia membunuh dirinya sendiri:

“…Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan…” (Al-Baqarah: 195).

Rokok sangat membahayakan kesehatan badan, merusak pernafasan, jantung, impoten, kanker dan penyakit lainnya, sebagaimana tertulis di bungkus rokok dan papan reklame. Ayat di atas menjelaskan keharaman rokok dan membantah orang yang memakruhkannya, karena sesuatu yang dihukumi makruh tidaklah akan merusak badan, sedangkan rokok jelas merusak, sekalipun mulut bisa berbohong dengan mengingkari kenyataan ini.

Bahkan para dokter dan ahli medis telah sepakat akan bahayanya rokok bagi kesehatan manusia. Telah digelar berbagai seminar kedokteran yang berskala internasional, para dokter mengambil kesimpulan bahwa rokok telah menyebabkan berbagai macam penyakit yang berbahaya.

Ketiga: Allah mengharamkan segala sesuatu yang mudharat (bahaya)nya lebih besar dari manfaatnya seperti arak dan judi, sebagaimana firman-Nya:

”… Dan dosa keduanya (arak dan judi) lebih besar ketimbang manfaatnya… ” (Al-Baqarah: 219).

Rokok jelas bahaya dan dosanya lebih besar dari manfaatnya yang belum jelas sehingga termasuk hal yang diharamkan Allah. Sesungguhnya manfaat rokok hanyalah klaim dan pembelaan dari dari perokok belaka tanpa ditunjang dalil dan bukti.

Dalam kaidah fiqih disebutkan ”Mencegah kerusakan/bahaya lebih didahulukan daripada mengambil manfaat”. Maka seharusnya kita mendahulukan mencegah diri kita dari bahaya rokok dengan tidak merokok dari pada mengambil manfaat menkonsumsi rokok yang hanya isapan jempol belaka.

Keempat: Dalam agama islam dilarang melakukan perbuatan yang membahayakan diri dan orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam:

”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain.” (HR. Baihaqi dan al-Hakim dishahihkan oleh Syaikh Al-Abani).

Rokok tidak diragukan membahayakan diri dan orang lain sehingga termasuk hal yang dilarang.

Bahkan asap rokok juga membahayakan para perokok pasif (orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok orang lain).

Kelima: Agama islam melarang kita mengganggu sesama muslim, sebagaimana firman-Nya:

“Dan sesungguhnya orang-orang yang mengganggu/menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan dengan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58)

Rokok sungguh membahayakan kesehatan orang lain yang menjadi perokok pasif. Bau rokok juga mengganggu orang yang ada di sekitarnya, dan apabila kita menghadiri shalat Jumat atau jamaah hendaknya kita memakai wewangian bukan malah mengganggu jamaah lain dengan bau rokok.

(awwamisasi.wordpress.com/2009/10/06/hukum-rokok-dalam-islam-adalah-haram/ )

Tidak berhenti di situ saja, juga saya dengar dari pengurus ROHIS SMA tersebut, Guru Tersebut dan 1 guru baru selain beliau, pernah menfitnah salah satu alumni ROHIS Tersebut yang mengadakan Kegiatan Mentoring di SMA dengan sebuah pernyataan yang mengarah bahwa alumni tersebut membawa ajaran yang Islam sesat atau berbahaya kepada pengurus ROHIS . Padahal, Guru tidak tersebut hanya mendengar dari Guru yang lain tanpa melakukan klarifikasi yang lebih jelas. Padahal Allah SWT telah berfirman

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka , karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang“. (Al-Hujurat:12)

Ketika Alumni tersebut mengklarifikasi hal tersebut ternyata guru yang memberi info kepada kedua guru agama ini hanya salah ucap saja dan kemudian, kedua guru agama tersebut juga tidak menyatakan bersalah dan tidak minta maaf kepada alumni yang telah dizhalimi tersebut

Mungkin ini salah satu gambaran dari sekian banyak guru di negeri ini yang mempunyai Fenomena-fenomena yang luar biasa lainnya. Jadi hanyalah sebuah mimpi belaka akan tercipta sebuah pendidikan karakter yang dapat menghasilkan orang berkarakter ,apabila pendidik yang menjadi akarnya para pendidik sekaligus tauladan tidak bisa menjadi  tauladan.

Tetapi, kita tidak bolehlah putus asa karena masih banyak pula di sudut-sudut negeri ini Sosok-sosok Guru Agama Islam yang berkualitas yang mungkin tidak nampak. Mungkin kita belajar dari sosok-sosok itu. Semoga, Kedua Guru tadi segera tersadarkan dan memahami kembali Sosok Identitas dirinya yang seharusnya

Mari kita menjadi orang yang peka terhadap fenomena-fenomena kecil yang ada di sekitar kita. Karena fenomena-fenomena kecil itu bisa berdampak besar. Jangan takut mengkritik dan di kritik karena itu pembelajaran.

Guru Agama Indonesia Luar Biasa.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP UNS 2010. Penerima Beasiswa Aktivis Nusantara 2013 Dompet Dhuafa Republika. Koordinator BIRO AAI FISIP UNS. Ketua Badan Khusus Jaringan Fakultas KAMMI Komisariat Sholahuddin Al Ayyubi UNS.

Lihat Juga

Meneguhkan Pesantren Tanpa Rokok

Figure
Organization