dakwatuna.com – Algier. Presiden Aljazair, Abdelaziz Bouteflika, sudah tiga kali menjabat. Umurnya telah genap 77 tahun, dan sakit-sakitan. Bahkan sejak Mei 2012, dia tidak muncul di depan publik karena menderita sakit. Umur, kesehatan, dan ketidak-munculannya, memunculkan rumor dirinya akan segera meninggalkan kekuasaan.
Namun rumor itu berakhir Senin (3/3/2014) kemarin, dengan munculnya Bouteflika yang datang untuk mengajukan berkas pendaftaran dirinya maju dalam pilpres bulan April mendatang.
Dalam kesempatan itu, Bouteflika mengatakan, “Aku datang, yang pertama, untuk menyampaikan salam kepada kalian. Yang kedua, untuk menyerahkan berkas persyaratan mencalonkan diri dalam pilpres sesuai dengan undang-undang dasar dan undang-undang pemilu.”
Bouteflika juga mengatakan bahwa sesuai dengan pasal 74 dalam undang-undang dasar disebutkan bahwa tidak ada batas beberapa kali seseorang dibolehkan menjabat sebagai presiden. Televisi Aljazair menayangkan Bouteflika sedang menanda-tangani berita acara penyerahan berkas. Tapi tidak ditayangkan Bouteflika dalam posisi berdiri.
Kalangan pendukungnya menyebutkan bahwa Bouteflika adalah sosok presiden yang berhasil menciptakan stabilitas keamanan di Aljazair, mengeluarkan negara dari perang saudara yang terjadi pada tahun 90 an.
Sedangkan kalangan oposisi menyangsikan kesehatan Bouteflika. Apalagi saat dirinya kembali dirawat di rumah sakit pada Januari yang lalu. Saat itu timbul berbagai rumor bahwa dirinya akan mengakhiri kekuasaannya, namun siapa yang akan menggantikannya.
Bouteflika adalah calon kelima yang mendaftarkan diri dalam pilpres Aljazair. Sebelumnya sudah ada empat orang yang mendaftar, yaitu ketua partai Buruh (Louisa Hanoun), ketua Front Nasional Aljazair (Moussa Touati), ketua Front Masa Depan (Abdul Aziz Belaid), dan ketua Partai Tajammu Aljazair (Ali Zaghdoud). (msa/dakwatuna/aljazeera)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: