Topic
Home / Berita / Internasional / Amerika / Untuk Pertama Kali, St Paul Izinkan Polwan Berjilbab

Untuk Pertama Kali, St Paul Izinkan Polwan Berjilbab

Kadra Mohamed (21 tahun), Polwan pertama di kepolisian St Paul yang diperbolehkan berjilbab - Foto: lewslocker.com
Kadra Mohamed (21 tahun), Polwan pertama di kepolisian St Paul yang diperbolehkan berjilbab – Foto: lewslocker.com

dakwatuna.com – St Paul.  Senyum Kadra Mohamed (21 tahun) mengembang setelah secara resmi menyandang lencana. Pemasangan lencana berlangsung dalam sebuah upacara di Kantor Polisi Distrik Barat, St Paul, Ibu Kota Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS), Sabtu (1/3).

Dalam kesempatan itu, Kadra, polwan berjilbab, juga diperkenalkan kepada seluruh rekan-rekan lainnya. Kepolisian St Paul mengizinkan Kadra mengenakan jilbab dalam bertugas. Perempuan Somalia-Amerika ini merupakan polwan pertama di Minnesota yang mengenakan jilbab.

“Saya ingin menjadi panutan yang baik bagi orang lain, khususnya bagi perempuan keturunan Somalia,” kata Kadra. Ia menuturkan, semula ragu untuk mendaftarkan diri ke kepolisian. Sebab, ia khawatir, ketika menjadi polisi jilbab yang ia kenakan harus dilepas.

Alumnus St Cloud State University dan St Paul Central High School ini mengontak kepolisian St Paul beberapa bulan silam. Ia menggali informasi dari sana mengenai kemungkinannya bergabung dengan kepolisian.

Saat itu, ia menyampaikan pula mengenai jilbab yang ia pakai. Ia ingin ada jaminan kalau memang akhirnya diterima sebagai polwan kepolisian memperbolehkannya berjilbab saat bertugas. Sebab, dalam keseharian ia selalu mengenakan busana Muslimah itu.

Tina Kill, seorang pejabat di kepolisian St Paul, mengatakan, pihaknya menghubungi kepolisian di Edmonton, Alberta, Kanada. Pada Desember 2013 kepolisian tersebut mengizinkan jilbab. “Kami meminta masukan mengenai seragam jilbab yang sesuai untuk bertugas.”

Seragam yang dipakai Kadra saat upacara pada Sabtu pagi itulah yang merupakan hasil konsultasi dengan kepolisian di Edmonton. Kepolisian di kota-kota yang ada di Kanada dan Inggris sudah tak asing lagi dengan keberadaan polwan berjilbab.

Kepala Kepolisian St Paul Thomas Smith mengatakan, St Paul mengikuti jejak kepolisian di Washington DC. “Kami yakin, dia akan menjadi trendsetter,” kata Smith. Kadra tumbuh di St Paul bersama ibunya. Ia meninggalkan Somalia untuk menghindari perang sipil.

Sebelum menuju AS, ia bersama ibunya menempati kamp pengungsian di Kenya. Sejumlah tugas kini diemban Kadra. Ia membantu investigasi kejahatan dan membangun komunikasi dengan komunitas warga Somalia di St Paul agar tak terjadi kesenjangan budaya.

“Kami mengapresiasi kebijakan kepolisian di St Paul yang bersedia membangun lingkungan inklusif bagi Muslim,” kata Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations (CAIR) Minnesota Lori Saroya. Ini akan membuat semakin banyak Muslim menjadi penegak hukum.

Saroya mengatakan, Muslimah meyakini, jilbab merupakan kewajiban agama yang mesti dijalankan. Meminta mereka melepas jilbabnya sama saja dengan melucuti kemeja atau pakaian lainnya dari tubuh mereka. (ROL/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

FSLDK Jadebek Kembali Gelar Aksi Gerakan Menutup Aurat

Figure
Organization