Topic
Home / Pemuda / Essay / Ada Cinta di Bulan Februari

Ada Cinta di Bulan Februari

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: nayzak.deviantart.com)
Ilustrasi. (Foto: nayzak.deviantart.com)

dakwatuna.com – Kata cinta akan semakin nyaring di telinga para manusia, pemuda khususnya, pada bulan Februari. Mengapa demikian? Karena di bulan tersebut terdapat hari kasih sayang yang biasa disebut hari valentine. Di sinilah penjerumusan awal yang sengaja dibuat Barat untuk mendegradasi moral bangsa-bangsa yang bermoral.

Hari Valentine tidak lepas dari sejarah kelam sepasang muda mudi yang memadu kasih hingga berujung pada kematian salah seorang kaisar yang rela membela pasangan yang tidak sah itu, karena pasangan muda mudi itu ternyata masih mempunyai hubungan darah. Dari sedikit cuplikan sejarah di atas saja sudah tidak jelas. Memang banyak perbedaan sejarah mengenai hari valentine. Tapi tetap saja tidak jelas dari mana sumbernya.

Apakah kita sebagai generasi (pemuda) yang intelek, akan tetap menuruti kegiatan-kegiatan kuno tersebut? Sudah tidak zamannya lagi mempertahankan budaya-budaya kuno yang itu tidak membawa manfaat sama sekali. Sekarang zamannya sudah modern dan canggih, sudah saatnya kita meninggalkan budaya “hari kasih sayang”. Bukankah kita bisa setiap saat berkasih sayang kepada sesama saudara kita dan juga keluarga?

Kasih sayang sering disalahartikan oleh kebanyakan kaum muda. Hal ini tidak lain karena perspektif manusia yang salah mengartikan hari kasih sayang. Hari kasih sayang diartikan sebagai hari untuk bercinta, hari untuk bercumbu, hari untuk memberikan seluruh raga kepada sang kekasih, meskipun belum ada ikatan suci yaitu pernikahan.

Perspektif ini cenderung terjadi dan dialami oleh para pemuda. Yang mengartikan hari kasih sayang sebagai hari untuk “bercinta”. Padahal kasih sayang merupakan ikatan batin yang mempersatukan antara manusia satu dengan manusia lainnya. Dengan rasa kasih sayang seseorang rela berkorban untuk orang yang dikasihinya.

Ilustrasi. (Foto: nayzak.deviantart.com)
Ilustrasi. (Foto: nayzak.deviantart.com)

Seorang ibu rela berkorban untuk anak-anaknya, seorang ayah rela berkorban untuk istri dan anak-anaknya, seorang anak rela berkorban untuk kehormatan keluarganya. Inilah esensi sebenarnya dari kasih sayang. Namun yang terjadi justru sebaliknya, seorang anak rela mengorbankan kehormatan diri dan keluarganya demi melampiaskan nafsu birahinya.

Ketika menjelang hari valentine, mungkin banyak para remaja yang sudah membuat perencanaan, akan ke mana, bersama siapa, berapa lama dan apa yang dibawa. Ketika hari valentine tiba, mereka meninggalkan orang tua mereka dengan pacar-pacar mereka, pergi ke tempat wisata atau sekadar pergi ke hotel-hotel kelas melati. Parahnya lagi, hotel pun sudah siap memfasilitasi perbuatan-perbuatan mesum mereka dengan menyediakan stok kondom yang mencukupi.

Padahal Allah sudah melarang kita untuk sekadar mendekati zina, apalagi sampai berzina. Semoga kita mendapat perlindungan Allah SWT dari hal-hal negatif mengenai kasih sayang tersebut. Aamiin.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Israa’, 17: 32)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Saat ini aktif sebagai pengurus daerah KAMMI Jember sebagai staf HUMAS. Kuliah di Jurusan Teknik Mesin Universirsitas Jember. sangat tertarik dengan dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization