Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Pelangi di Langit Gurun

Pelangi di Langit Gurun

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

 

Ilustrasi. (Foto: westernfolklife.org)
Ilustrasi. (Foto: westernfolklife.org)

dakwatuna.com – Sederhana adalah bagian dari kemuliaan akhlak nabi besar kita Muhammad Rasulullah Saw. Ia menjadi gaya hidup atau life style sang Nabi. Kesederhanaan Beliau bagaikan pelangi di langit gurun. Ia menghadirkan pendar warna indah yang menentramkan dan menyejukkan. Pesona Beliau memancar dari kesederhanaan yang melekat pada sosoknya. Namun kesederhanaan kini bagaikan sebuah makna yang hilang. Ia tetap indah serupa pelangi, tetapi semakin sulit ditemui.

Perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat kini disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya adalah meningkatnya penghasilan, kekuasaan serta popularitas. Seiring dengan itu kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri pun makin meningkat. Baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya. Mengingat saat ini kita berada di era di mana informasi mengalir begitu deras. Hingga hiruk pikuk dan keriuhan di sosial media pun menyusup merubah pola hidup kita.

Padahal hidup sederhana tidaklah identik dengan kemiskinan. Seperti juga kesombongan yang tidak otomatis melekat pada orang berharta. Sederhana adalah hidup yang pertengahan. Tidak berlebihan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Hidup sederhana juga bukanlah hidup bermalas-malasan melainkan selalu berikhtiar mencari rezki terbaik agar mampu berbagi pada sesama. Namun Sikap hidup sederhana haruslah dilandasi oleh keimanan, agar tidak terjadi penyimpangan dalam proses mendapatkan kekayaan.

Hidup sederhana atau bersahaja adalah sebuah pilihan. Bagi si kaya maupun si papa. Karena bisa saja seorang yang tidak mampu secara materi, tetapi boros atau memiliki pola hidup konsumtif. Sementara bagi mereka yang mampu bermewah, namun memilih hidup sederhana adalah luar biasa. Orang sederhana akan mengukur sikap dan perilakunya secara proporsional dan tercermin dalam kesehariannya.

Kesederhanaan juga menjadi indah karena di dalamnya ada sifat Qana’ah. Yaitu senantiasa bersyukur atas setiap rizki yang Allah berikan. Selain itu ada pula sikap zuhud. Yaitu menempatkan harta kekayaan di tangan, bukan di hati. Sehingga tidak membangga-banggakan kekayaannya dan tidak risau bila sewaktu-waktu diambil oleh sang pemilik sejati.

Oleh karena itu menjadi pribadi sederhana harus ditumbuhkan sejak dini agar menjadi karakter yang melekat. Karena dari jiwa yang sederhana akan muncul kekayaan hati. Menjadi Pribadi yang santun dan suka menolong karena memiliki sensitivitas atau kepekaan sosial yang tinggi. Seperti para sahabat Rasulullah Saw yang memiliki kekayaan melimpah namun hanya sedikit yang dinikmati karena selebihnya disedekahkan untuk kepentingan dakwah. Demikian kehidupan para sahabat yang mencontoh sang teladan zaman, Rasulullah Saw. Beliau yang dengan kesederhanaannya terbukti sukses membangun karakter para sahabat hingga menjadi generasi emas yang pernah ada di muka bumi. Bersama Rasulullah Saw mereka menjadi pribadi yang indah, bagai pelangi di langit gurun.

Dan inilah doa yang pernah dipanjatkan sahabat utama Rasulullah Saw, Abu Bakar Ra, “Ya Allah jadikan dunia di tanganku dan jadikan akhirat di hatiku”. Bahwa kekayaan tidak akan memuliakan pemiliknya tetapi kualitas iman seorang hambalah yang akan membuatnya menjadi mulia. Sebagaimana orang bijak berkata, menjadi kaya itu penting, namun terlihat kaya tidaklah penting.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis. Saat ini tergabung dalam komunitas Gerakan Kepulauan Riau Gemar Menulis. Alhamdulillah beberapa artikel opini dimuat di harian lokal Haluan Kepri dan beberapa cerpen pernah dimuat di Tanjung Pinang Pos.

Lihat Juga

Hisabmu Tergantung Ibadah Salatmu

Figure
Organization