Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Jodoh, di Manakah Engkau Berada…

Jodoh, di Manakah Engkau Berada…

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (arinarizkia.wordpress.com)
Ilustrasi. (arinarizkia.wordpress.com)

dakwatuna.com – Detik demi detik terus terlewati, begitu cepat waktu berlalu. Bagaikan, debu yang terbang dihembus angin. Ranting, terjulur dan patah. Daun-daun berjatuhan, menembus asa yang tak kunjung pudar. Berharap penantian berujung indah, tanpa ada keraguan yang membawanya. Siklus kehidupan tak pernah berubah, begitulah awal dan akhirnya.

***

Malam pun semakin larut, jam telah menunjukkan pukul 00.00 WIB, mata pun tak ingin terpejam barang sejenak. Entahlah, apa yang menjadi kegundahan pada diri ini. Aku pun tak tahu, dan hinggaa pada akhirnya, aku mengizinkan jari ini untuk menari di atas balok-balok keyboard lappy kesayanganku.

***

Siang itu, aku bersama kedua temanku, Aprina dan Pungkas memutuskan untuk mengerjakan tugas di kost-ku. Banyak sekali, tugas kuliah yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tengah sibuk mengerjakan tugas masing-masing, Aprina nyeletuk, “hai teman-teman, siapa ya jodoh kita nanti?”

Aku dan Pungkas kaget, dan kami hanya bisa tertawa.

Hingga pada akhirnya aku menjawab “Iya, ya, siapa jodoh kita nanti?”

Ya, aku sendiri pun tak tahu jawabannya.

Aprina, tersenyum dan berkata “lucu ya kita ini, dulu tak pernah terpikir sedikit pun tentang jodoh, sekarang dengan semakin bertambahnya umur barulah sadar, ternyata memikirkan jodoh itu lebih rumit dari pada ujian tesis”. Aku tertawa dan mengiyakan perkataan Aprina.

Pungkas pun berseloroh, “iya nih, umur sudah 24 tahun, tetapi gambaran tentang jodoh pun belum ada, kira-kira kapan ya kita bertemu jodoh kita, siapa ya jodoh kita?”.

Aku menjawab “tenang saja kawan, Insya Allah, jika Allah mengizinkan akan tiba waktu itu”.

Dalam hati ini, aku pun ingin segera bertemu jodohku. Siapa yang tak ingin bertemu dengan jodohnya? Sebagai makhluk Allah yang memiliki keinginan untuk menyempurnakan separuh agama, tentunya ingin. Bertemu jodoh yang telah dipilih oleh Allah untuk membawaku menuju surga-Nya. Aamiin, Insya Allah….

***

Berbicara tentang jodoh, aku jadi ingat lagu dangdut yang dipopulerkan oleh “manis manja group” (jodoh, jodoh, jodoh tak usah di kejar-kejar, tak usah diramal-ramal, tiba saatnya kan datang juga). Menurutku, makna dari lirik lagu ini, ada benarnya. Jodoh tidak dapat di­hindari manakala kita belum menginginkannya, dan sebaliknya ia juga tidak dapat dikejar ketika kita su­dah teramat ingin men­dapatkannya. Bukankah Rasul pun telah bersabda, Ketika di­tiupkan ruh pada anak manu­sia tatkala ia masih di dalam perut ibunya sudah ditetap­kan ajalnya, rezekinya, jodohnya dan celaka atau bahagianya di akhirat”. Karena Allah telah menentukan jodoh kita maka tidak layak bagi kita untuk bimbang dan risau. Kalau sudah sampai waktunya jodoh itu pasti akan datang sendiri.

***

Bagiku, jodoh adalah amanah, amanah yang hanya akan diberikan pada seseorang yang dianggap te­lah mampu memikulnya karena amanah merupakan se­suatu yang harus dipelihara dengan baik dan dipertanggungjawabkan. Manakala kita belum dikaruniai amanah jodoh oleh Allah, mungkin belum waktunya untuk kita memikul amanah tersebut. Segala sesuatu yang ada di permukaan bumi ini Allah ciptakan berpasang-pasangan

Ada siang dan ada malam.

Ada bahagia dan ada sedih.

Ada kaya dan ada miskin.

Ada hidup dan ada mati.

Ada lapang dan ada sempit.

Ada laki-laki dan ada perempuan.

Allah sudah mengatur siapa jodoh kita, mulai dari siapa namanya, dari mana asalnya, bagaimana keadaannya dan kapan kita akan dipertemukan dengannya. Karena hanya Dialah yang menentukan dengan siapa kita akan berjodoh. Sebagai makhluk Allah yang lemah dan tak berdaya, untuk menjemput jodoh tentu diperlukan suatu usaha. Usaha yang nampak dan tak tampak, artinya ada doa serta ikhtiar terhadap apa yang kita lakukan.

Satu hal yang perlu kita ingat, bahwa si­kap kita yang paling baik da­lam hal ini adalah senantiasa bersangka baik (husnuzhan) kepada-Nya. Karena sesuatu yang kita cintai atau sesuatu yang kita anggap baik (jodoh) belum tentu baik bagi kita menurut Allah. Begitu pula sebaliknya sesuatu yang kita anggap buruk bagi diri kita belum tentu buruk menurut ilmu Allah. “Boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal se­suatu itu amat buruk bagimu, dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu. Kamu tidak menge­tahui sedangkan Allah Maha Mengetahui” (QS. 2:216) dan Allah tidak menguji seorang hamba di luar batas kemampuannya. Seperti janji Allah pada surah Al-Baqarah Ayat 286 “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. Selain berhusnuzhan kepada Allah, tak lupa pula kita harus memiliki sikap ‘sabar’ dalam meng­hadapi jodoh yang mungkin belum juga menghampiri kita padahal usia kita telah sema­kin senja. Firman Allah dalam Surah AI-Baqarah ayat 45, “Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya yang demikian itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabbnya, dan mereka akan kembali pada-Nya”.

***

Tuhanku

Dalam termangu.
Aku masih menyebut nama-Mu
Walau susah sungguh

Mengingat kau penuh seluruh
Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk
Tuhanku Di pintu-Mu aku me­ngetuk
Aku tidak bisa berpaling
(petikan puisi ‘DOA’ – Khairil Anwar)

Sahabat, takkan lari gunung dikejar. Begitu pula dengan jodoh, ia takkan pernah pergi ketika kita tak memintanya untuk pergi. Ia tak akan pula datang, jika kita tak menjemputnya. Berdoa dan terus berikhtiar, yakinlah semua akan indah pada waktunya. Insya Allah….

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Program Studi Pendidikan Dasar semester III. Lahir bulan Februari tahun 1990, Tembilahan, Riau.

Lihat Juga

Manisnya Ramadhan

Figure
Organization