dakwatuna.com – Kairo. Di banyak wilayah, referendum konstitusi kudeta hari ini, Selasa (14/1/2014) terlihat sepi. Untuk menutupi rasa malunya, pemerintah kudeta di beberapa tempat membuat sandiwara yang diproduksi oleh stasiun-stasiun pemerintah untuk menggambarkan kepada publik Mesir dan dunia bahwa rakyat Mesir berbondong-bondong mendatangi TPS.
Misalnya yang terjadi di TPS sekolah Muhammad Farid, Syahid Ahmad Kamal, dan Sayidah Aisyah, di provinsi Gharbiyah. Pemerintah kudeta mengerahkan fulul (anggota Partai Nasional Demokrat yang telah dibubarkan) beserta keluarganya. Mereka sudah berdatangan sejak pukul 7 pagi. Lalu berkumpul di depan TPS yang sudah didatangi para awak media kudeta. Polisi dan militer melarang para hakim memulai proses referendum. Mereka baru dibolehkan memulai pada pukul 9.30. Hal ini tentu menyebabkan terjadinya keramaian yang cukup besar. Seperti itulah pemerintah kudeta membuat sandiwara.
Anshar Portsaid memberitakan bahwa banyak TPS terlihat sepi. Ditampilkan juga foto membuktikan hal tersebut.
Fanspage Ikhwanul Muslimin (MBN) menampilkan foto sebuah TPS yang benar-benar padat warga yang akan memberikan suaranya. Tapi terlihat para wanita yang hadir kebanyakan tidak mengenakan jilbab dan berambut cepak, yang menandakan mereka adalah para wanita Kristen Koptik. MBN hanya bertanya, “Apa yang bisa anda perhatikan dalam foto ini?”
Fanspage Shuqur Ishlah menyindir media Bawwabah Qahirah yang menampilkan gambar bagaimana warga mengantre di sebuah TPS yang bertempat di sebuah sekolah. Tapi ternyata foto tersebut menggambarkan situasi musim panas. Karena cahaya matahari yang sangat terik, dan para warga memakai baju pendek dan tipis.
Media Al-Youm As-Sabi’ juga memberitakan bagaimana referendum di Nasr City. Diberitakan bahwa warga berdatangan dari pagi hari ke berbagai sekolah untuk memberikan suara. Namun dalam foto yang dipasangnya, terlihat polisi yang menjaga mengenakan seragam musim panas. Sehingga bisa diketahui bahwa berita itu tidak benar. (msa/dakwatuna/egyptwindow/shuqurul Ishlah/ansarportsaid)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: