Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / “Tarian Kematian” Para Pengkudeta

“Tarian Kematian” Para Pengkudeta

Salah satu bentuk kekejaman polisi kudeta (almesryoon.com)
Salah satu bentuk kekejaman polisi kudeta (almesryoon.com)

dakwatuna.com – Kairo. Sebuah partai yang dalam proses pendirian, Partai Badil Hadhari, mengecam sikap para penguasa kudeta yang sudah mencapai tingkat histeria dalam mengkhianati hukum, undang-undang, dan konstitusi. Para pengkudeta, menurutnya, menangkapi semua aktor Revolusi 25 Januari tanpa ada pegangan hukum.

Kejahatan paling baru yang dilakukan penguasa kudeta adalah menangkap seorang sastrawan besar kota Alexandria, Umar Haziq, hanya karena tuduhan melakukan demonstrasi menuntut hukuman bagi para pembunuh Khalid Sa’id, tanpa surat ijin berdemo. Haziq dihukum penjara 2 tahun dan denda 50 ribu Pounds (sekitar 75 juta Rupiah).

Walaupun turut dalam demonstrasi 30 Juni (menggulingkan Presiden Mursi), tapi Haziq tidak luput dari kekejaman penguasa kudeta. Hal itu karena Haziq selalu menuntut penguasa untuk mengembalikan kehidupan demokrasi tanpa ada solusi keamanan yang sangat kejam.

Pengangkapan atas para intelektual dan sastrawan, menurut Partai Badil Hadari, merupakan perkembangan terbaru kekejaman penguasa kudeta.  Mereka ingin mematikan gerakan pemikiran sehingga tidak ada lagi yang bisa memberi kritikan, tidak ada yang memerangi korupsi, dan rejim Mubarak dengan mudahnya kembali menguasai Mesir.

Dr. Husam Aqal, dari Partai Badil, menyebutnya sebagai tarian kematian yang sedang dimainkan penguasa kudeta. Sebentar lagi mereka akan runtuh, dan tidak bisa menyelamatkan diri, karena “jembatan penyeberangan aman” sudah mereka bakar sendiri. (msa/dakwatuna/fj-p)

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Laporan PBB: Putra Mahkota Saudi Bertanggung Jawab Atas Kematian Jurnalis Jamal Khashoggi

Figure
Organization