Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Prediksi Zionis: Perang Mendatang dengan Hamas Tidak Akan Mudah

Prediksi Zionis: Perang Mendatang dengan Hamas Tidak Akan Mudah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (foto: infopalestina)
Ilustrasi (foto: infopalestina)

dakwatuna.com – Nazaret. Situs surat kabar Zionis Yedeot Aharonot mengatakan bahwa pertempuran yang akan datang dengan gerakan Hamas tidak akan mudah. Namun akan lebih kompleks dan lebih ganas dibandingkan dengan operasi militer “tiang awan” tahun lalu. Aharonot menjelaskan, meskipun Hamas mengalami tekanan pada saat ini, namun mampu menyiapkan diri dengan baik untuk menghadapi setiap pertempuran yang akan datang dengan militer ‘Israel’. Bahkan persiapan diri Hamas melampaui puluhan kali dari persiapan sebelumnya. Perang yang sedang disiapkan Hamas ini sama sekali berbeda. Hamas telah membangun arsenal rudal jarak menengah buatan lokal yang melampaui arsenal rudal yang disiapkan pada perang tahun lalu, yakni rudal jenis M75.

Aharonot juga mengingatkan bahwa pada level militer, Hamas adalah organisasi majemuk. Yang membangun kekuatannya secara unit yang tidak boleh terpengaruh oleh krisis yang menyertainya. Tak pernah gagal sekalipun untuk mempersiapkan setiap pertempuran yang akan terjadi. Strategi yang dipakai militer ‘Israel’ dalam menghadapi Jalur Gaza, masih jauh lebih baik yang dimiliki Hamas. Hamas lebih mengutamakan pertempuran jangka pendek yang disertai dengan jeda waktu yang lama.

Sumber-sumber Zionis menegaskan bahwa pembuatan rudal jarak pendek jenis M75 oleh Hamas, termasuk rudal yang menjangkau jarak 70 kilometer, dilakukan dalam skala besar dan berkesinambungan tanpa henti. Rudal-rudal tersebut mampu menjangkau Ghous Dan, termasuk di dalamnya adalah seluruh penjuru Tel Aviv. Pembuatan sarana perang oleh gerakan Hamas, imbuh Aharonot, tidak terpengaruh oleh penutupan terowongan-terowongan di Rafah. Mayoritas terowongan yang dihancurkan oleh pasukan Mesir digunakan untuk menyelundupkan bahan bakar dan bahan bangunan. Sementara terowongan-terowongan militer Hamas tidak banyak mengalami kerusakan. Laporan-laporan menunjukkan masih ada puluhan terowongan yang sampai hari ini masih aktif.

Sepakat dengan ini, analis surat kabar Zionis Ha’aretz yang melihat bahwa situasi buruk yang dialami gerakan Hamas, dari dalam dan dari luar, bisa mendoronngnya untuk kembali menembakkan rudal, dengan tujuan untuk menyeret ‘Israel’ melakukan serangan balasan. Semua itu adalah untuk mengembalikan Jalur Gaza kepada agenda, menghentikan perundingan antara Tel Aviv dan Ramallah, merubah kaedah gencatan saat ini dan mungkin merubah perlakukan rezim Mesir terhadap Hamas.

Ha’aretz mengatakan, Jalur Gaza relatif tenang setelah operasi militer “tiang awan” pada November tahun lalu. Namun demikian  Jalur Gaza terus memperkuat kekuatannya. Baik itu melalui penyelundupan atau dengan memproduksi sendiri, yang semakin hari semakin membesar. Ha’aretz menegaskan bahwa pencegahan ‘Israel’ masih efekstif.

Ha’aretz mengingatkan bahwa sejak berakhirnya agresi terakhir ke Jalur Gaza, gerakan Hamas telah sampai kepada batas pembuatan banyak rudal jenis M75, sejenis dengan rudal Fajar 5 yang dibuat Iran, yang menurut sumber-sumber ‘Israel’ telah ditembakkan Hamas sebagiannya ke jantung negara ‘Israel’ selama agresi terakhir, juga sampai ke Tel Aviv dan “Jerusalem” (al Quds).

Menurut prediksi dinas keamanan di Tel Aviv, gerakan Hamas sedang fokus pada upaya-upaya mengembalikan bangunan kekuatan militernya setelah agresi militer “tiang awam”. Dan berdasarkan kemampuannya melepaskan rudal ke pusat ‘Israel’ dalam agresi tersebut di atas, maka gerakan Hamas berusaha memperkuat arsenal militernya dengan rudal-rudal jarak menengah.

Mengutip dari sumber-sumber keamanan ‘Israel’, Ha’aretz mengatakan bahwa prediksi-prediksi di Tel Aviv mengisyaratkan bahwa gerakan Hamas mampu memproduksi rudal M75, itu setelah tersisa satu atau dua rudal jenis ini pasca agresi militer “tiang awan”. Ha’aretz menambahkan, pada bulan-bulan terakhir ini Hamas bertambah kemampuannya memproduksi rudal karena kesulitan menyelundupkan rudal sejenis melalui terowongan-terowongan yang sejumlah di antaranya ditutup dan dihancurkan militer Mesir.

Ha’aretz mengingatkan bahwa belakangan ini tercatat ada peningkatan signifikan pada jumlah percobaan peluncuran rudal yang dilakukan gerakan Hamas. sumber yang sama juga mengingatkan bahwa pada bulan Februari 2013 sudah dua rudal yang ditembakkan ke ‘Israel’. Salah satunya jatuh dekat Ashkelon. Menurut sumber di militer Zionis, aksi peluncuran dua rudal ini merupakan bagian dari percobaan rudal yang dilakukan Hamas.

Sebelumnya sumber keamanan ‘Israel’ mengatakan bahwa Brigade al Qassam telah melakukan percobaan peluncuran rudal jarak jauh dari daerah yang terletak di barat daya Jalur Gaza kea rah laut. Sumber ini mengingatkan bahwa sayap militer (Hamas) pada bulan Januari lalu telah menembakkan dua rudal ke arah laut dari jenis canggih yang mampu menjangkau puluhan kilometer.

Sumber keamanan ‘Israel’ menilai percobaan al Qassam ini dalam rangka menguji sistem rudal. Percobaan ini dinilai sukses dan memberikan hasil yang memuaskan. Patut disebutkan bahwa Hamas mengejutkan negara Zionis berikut seluruh dinas keamanan dan intelijennya dengan peluncuran rudal M75 buatan lokal, yang mampu menjangkau jarak 75 kilometer selama agresi Israel tahun lalu ke Jalur Gaza. Rudal ini  menjadi pukulan kuat bagi kemampuan dinas intelijen Zionis yang belum mengetahui keberadaan rudal seperti ini, kecuali saat jatuh di Tel Aviv dan “Jerusalem”. Yedeot Aharonot, 7/12/2013 (infopalestina/ded/dakwatuna)

 

Redaktur: Deddy S

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak kecil menggemari segala jenis masakan. Hingga kini senang membaca dan mengakrabi aksara.

Lihat Juga

Hamas Kecam Sekjen PBB

Figure
Organization