Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Pembebasan Palestina Tak Lewat Perundingan, Tapi Perlawanan

Pembebasan Palestina Tak Lewat Perundingan, Tapi Perlawanan

Khalid Misyal, Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas (Reuters Pictures)
Khalid Misyal, Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas (Reuters Pictures)

dakwatuna.com – Kuala Lumpur.  Ketua Biro Politik Hamas Khalid Misyaal menegaskan bahwa tekanan dunia dan rakyat untuk membebaskan blokade dari Gaza serta penghentian pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat serta yahudisasi Al-Quds semakin menguat.

Dalam sambutannya di depan mahasiswa Universitas Islam Internasional Kuala Lumpur, Misyal menegaskan tangan-tangan Israel berada di belakang negara-negara Arab dalam memblokade Jalur Gaza. Ia mengapresiasi kunjungan Perdana Menteri Malaysia Najib Abdul Razak ke Gaza tahun lalu. Ia mengatakan, kunjungan itu membuktikan komitmen Malaysia secara resmi dan rakyatnya untuk menembus dan membebaskan blokade atas Jalur Gaza dan dukungannya kepada bangsa Palestina untuk mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan.

Misyal juga menegaskan, Israel tidak akan mampu mematahkan semangat warga Jalur Gaza Palestina. Karena itu, sangat penting artinya warga dunia untuk melakukan perjalanan ke Gaza melalui delegasi-delegasi relawan dan solidaritas kemanusiaan untuk membebaskan dan menembus blokade yang terus menerus dilakukan.

Ia mengatakan, “Inilah Gaza yang kalian kunjungi dan sekarang kalian resah atasnya karena tidak memiliki apapun untuk melakukan pembelaan diri. Dia dipaksa untuk melakukan peperangan meski akhirnya Gaza yang menang. Gaza adalah contoh yang diberikan oleh Allah kepada kita agar kita belajar bahwa perlawanan adalah jalan menuju pembebasan.”

Misyal menegaskan, “Peperangan adalah jalan satu-satunya dengan orang yang menjajah tanah kami sampai kami mengusirnya dan membebaskan Palestina. Hak kami secara normal adalah melakukan perlawanan dan kami tidak akan melakukan perlawanan kecuali di tanah kami akan tetapi musuh Israel memerangi kami di setiap tempat dan di luar Palestina.”

Dia melanjutkan apa yang dilakukan oleh Israel  di Gaza dengan melakukan blokade pembunuhan dan invasi. Penderitaan warga kami di Gaza penyebabnya adalah Israel. Ia menegaskan, sejatinya setiap yang kita rasakan di sana dan di sini, di belakangnya ada tangan Israel.

Dia menegaskan, Tepi Barat telah dijadikan oleh Israel penuh dengan pemukiman-pemukiman Yahudi. Mereka mencuri dan merampas tanah yang ada di sana dan segala kekayaan alam yang ada dibawahnya. Mereka mencuri airnya dan memutus saluran-salurannya, meyahudikan simbol-simbolnya. Tepi Barat kini merintih di bawah tindakan penjajahan Israel.

Misyal, menegaskan solusi permasalahan Palestina bukan dengan perdamaian dan perundingan. “Kami sudah mencobanya selama bertahun tahun untuk menempuh perundingan akan tetapi hasilnya nol. Bahkan penderitaan semakin keras dan yahudisasi juga semakin merajalela. Dengan logika kita bisa membandingkan antara hasil perundingan dan perlawanan. Perundingan hasilnya nol dan perlawanan telah membebaskan Jalur Gaza serta membebaskan tawanan Palestina dengan ditukarkan dengan serdadu Yahudi Sakit, membebaskan Lebanon selatan dan Mesir juga membebaskan tanahnya dari penjajah Israel  melalui perang Oktober.”

Menjawab sebagian pertanyaan dari para hadirin, Misyal menegaskan, “Tidak ada kata kembali dan kata menyerah serta mundur terhadap dukungan perlawanan atas menghadapi penguasa otoriter serta orang yang melakukan kerjasama dengan para thagut. Menjaga prinsip-prinsip adalah lebih utama dan lebih mulia daripada kami harus mengulurkan tangan kami terhadap orang yang membunuh rakyat kami.”

Dia melanjutkan, “Kami tidak peduli ketika dilarang untuk masuk sebagian negara. Kami juga tidak peduli dengan cobaan yang kami hadapi ketika kami berjalan menuju ridha Allah. Dia menegaskan pembebasan Palestina tidak akan tercapai kecuali dengan jihad dan umat Islam harus memahami hal ini.”

Misyal tiba di Malaysia Ahad lalu untuk menghadiri konferensi Partai Amno penguasa dan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Abdur Razzaq serta sejumlah elit politik di negeri tersebut.  (pip/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization