Topic
Home / Berita / Opini / Ternyata, PKS di Mana-Mana Sama

Ternyata, PKS di Mana-Mana Sama

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Logo Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Logo Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

dakwatuna.com – Kejadiannya Jumat malam sabtu lalu (26 November). Sepulang kerja, ada teman satu tempat kerja yang mengajak untuk main futsal di salah satu GOR di kota Rangkasbitung, Lebak Banten.

Malamnya, sesuai janji saya datang ke lokasi yang dimaksud. Lapangan futsal GOR Ona, Rangkasbitung. Sesampai di sana, sudah ada beberapa orang berkumpul melakukan pemanasan.

Dari gaya pakaian yang mereka kenakan, mereka sepertinya bukan pemain profesional, atau pemain futsal (bola) profesional. Kenapa? Sebab kebanyakan di antara mereka main futsal pakai celana panjang. Meski ada juga yang pakai celana pendek.

Setelah dua jam lamanya main futsal, akhirnya kelar juga latihan di malam itu. Kami tak langsung pulang. Tapi ngobrol-ngobrol melepas lelah dulu. Baru kemudian, saat nongkrong-ngobrol itu terbongkarlah rahasia dibalik latihan futsal itu. Semuanya menjadi jelas sesudah itu.

Rupanya, latihan itu diagendakan oleh PKS. Yah, Partai Keadilan Sejahtera. Tepatnya DPD PKS Lebak. Ini sudah rutin dilakukan sejak dulu. Yang ikut latihan adalah kader PKS. Makanya mereka pakai celana panjang. Inilah salah satu ciri mereka; futsal pakai celana panjang. Katanya, menutup aurat.

Lalu yang tidak pakai celana panjang? Ada beberapa di antara kader PKS yang mengajak temannya. Nah, meski mereka tidak pakai celana panjang, mereka tetap dibolehkan ikut latihan kok. Jadi latihan itu tidak hanya untuk kader saja. Terbuka untuk umum.

PKS sama saja di mana-mana

Ternyata, PKS di mana-mana sama saja. Peduli dengan kaum muda. Peduli dengan olahraga. Yah, PKS bukan sekadar partai politik yang mengurusi masalah politik melulu. PKS mengerti betul pentingnya kualitas kader mereka. Tidak hanya masalah pengetahuan politik (fikriyah), atau agama (ruhiyah) saja. Tapi PKS peduli juga dengan kualitas fisik (jasadiyah) kadernya. Makanya, PKS selalu mengagendakan tarbiyah jasadiyah (fisik) kadernya. Salah satunya adalah dengan latihan futsal ini.

Kenapa saya katakan di mana-mana saja? Sebab sebelum ini, di kota di mana saya kuliah (Padang/ 4 tahun 10 bulan) dan tempat kerja saya sebelum ini (Pasaman Barat/ 2 tahun), saya juga menemukan fenomena ini. Ada jadwal rutin bagi kader PKS untuk berolahraga (riyadhah) khususnya main bola.

Kalau di Padang, jadwal main futsal hari Sabtu dan Minggu di GOR Adzkia Padang mulai pukul 06.30 – 10.00 WIB. Ada dua lapangan futsal tapi berlantai futsal. Lumayan ramai karena masih termasuk pusat kota. Tak jarang, latihan itu dihadiri oleh petinggi DPD PKS Padang dan DPW PKS Sumatera. Bahkan pernah waktu itu, Bapak Mahyeldi Ansharullah, wakil walikota Padang yang saat ini mencalonkan sebagai walikota Padang 2014 (sudah memenangi/unggul pada pilkada putaran 1) sering ikut latihan sepakbola.

Sedangkan kalau di Pasaman Barat, jadwal main bola adalah hari Minggu pukul 07.00-09.00 WIB. Berbeda dengan di Padang, di sana latihannya di lapangan besar. Lapangan rumput Lumayan ramai juga yang ikut. Bahkan sampai dua trip. Anak-anak sekitar pun ikut dalam latihan ini. Berarti ada sekitar 40-an orang yang berkumpul di lapangan Padang Hijau ini. Tak hanya mereka yang main bola saja yang hadir, tetapi para orang tua juga ikut menonton anak-anak mereka main bola.

PKS Memang Beda!

PKS memang beda. Tak sekadar partai. PKS peduli dengan kadernya. Tak hanya saat mendekati pemilu saja partai ini aktif. Bahkan saat masih jauh dengan prosesi demokrasi pun, partai ini selalu ada kegiatan untuk kadernya.

Bahkan seandainya PKS kalah dalam pilkada atau pesta demokrasi di daerah mana, kegiatan riyadhah untuk kadernya semacam ini akan terus dan tetap ada dan bertahan.

Dengan demikian, kader PKS merasa “diperhatikan”. Bukan sekadar diperhatikan ketika ada yang ingin diminta dari kadernya.

Beda dengan partai lain. Saya pernah merasakan berbaju kuning lalu berubah menjadi hijau dengan bintangnya saat SMP dulu. Lalu berubah menjadi merah dengan moncong putihnya, bahkan hampir mendekati maniak saat itu. Tapi saya tak menemui di ketiga warna itu seperti saya menemukan ‘sesuatu’ di PKS. Ini yang membuat saya sejak 7 tahun lalu hingga sekarang memilih tetap bergabung dengan partai bernomor 3 ini.

Karena kesehatan jasmani, dan kebugaran mutlak diperlukan dalam mengemban amanah dakwah, untuk menjalankan tugas-tugas organisasi (wajihah). Ketiadaan kesehatan jasmani dan kebugaran, akan menghambat amanah dan dakwah. Kerja-kerja dakwah yang berat, hanya akan mampu ditopang oleh kader yang kuat.

“Allah lebih mencintai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah…” Hadits ini benar-benar diperhatikan oleh (kader) PKS. Karena itu, setiap kader PKS senantiasa memenuhi syarat agar dicintai oleh Allah.

Semoga kader PKS tetap dan semakin istiqamah dalam menjaga kekuatan kesehatan jasmani (jasadiyah) mereka, dengan tidak melupakan kekuatan ruhiyah dan fikriyah. Sehingga, kerja dakwah dan organisasi dapat diselesaikan dengan maksimal. Agar dapat memenangkan dakwah di bumi Indonesia ini.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Guru di SMP Islam Terpadu Darul Hikmah Pasaman Barat. Menuntut ilmu di Universitas Andalas, Padang.

Lihat Juga

PKS Gencar Bantu Korban Gempa dan Tsunami Sulteng

Figure
Organization