Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / 3-An Cara Update dalam Beramar Ma’ruf Nahi Munkar di Zaman Penuh Ingkar

3-An Cara Update dalam Beramar Ma’ruf Nahi Munkar di Zaman Penuh Ingkar

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Indonesia negara kaya akan alam yang melimpah ruah, menghiasi keindahan dalam berbagai sudut pandangan mata. Namun, keindahan itu semakin mengurangi karena miskinnya kejujuran dalam negeri yang kaya raya ini. Berbagai bentuk “ingkar” mencoreng wajah kebaikan yang sudah tertanam sejak dini dalam lahirnya Indonesia. Semakin Indonesia menua, keingkaran pun malah tidak berhenti berproduksi, melainkan banyaknya bentuk pelanggaran yang sangat menodai agama Islam yang putih suci. Agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin sudah mulai memudar esensinya, berbagai problematika hidup menjadi tantangan untuk dipecahkannya.

Pendidikan yang merupakan hak seluruh bagi masyarakat Indonesia, dan bertarif sesuai kantong-kantong yang tipis mulai sulit ditemukan, sehingga seolah-olah pendidikan hanya untuk mereka yang ‘berduit berlapis-lapis’. Dunia perpolitikan Indonesia, sedang diuji kejujuran bagi para petingginya, berbagai projek dan untuk menjadi seorang pemimpin maka segala cara dihalalkan, money politic pun dijadikan trend bagi mereka yang ingin menjadi penguasa di daerah Indonesia. Innalillahi, begitu banyak kemungkaran yang sudah mencabik-cabik jiwa suci Indonesia. Dunia kriminalitas, yang tidak pernah berhenti perampokan, pencurian, penipuan, rasanya sudah menjadi hal yang rutin dalam bertambahnya usia Indonesia. Lantas, apa yang mesti kita lakukan dalam mencegah itu semua?

Beramar Ma’ruf merupakan kunci dari mencegah kemunkaran yang terjadi di dunia termasuk Indonesia. Namun, kita harus memiliki langkah jitu dan update untuk mewujudkan kesuksesan dalam beramai-ramai dalam beramar ma’ruf yaitu 3-an. Apakah 3-An itu?

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُون.

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (An nahl: 90)

Surat tersebut menginspirasi lahirnya cara 3-An. 3-An merupakan perkataan, perbuatan, dan tulisan. ‘An’ tersebut diambil dari ujung setiap kata tersebut.

Perkataan

وَيَوْمَ يَقُولُ نَادُوا شُرَكَائِيَ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ مَوْبِقًا

“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Dia berfirman: “Panggillah olehmu sekalian sekutu-sekutu-Ku yang kamu katakan itu”. Mereka lalu memanggilnya tetapi sekutu-sekutu itu tidak membalas seruan mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan (neraka).” (Al Kahfi: 52)

Mengutip dari Al Quran, kita dapat memahami bahwa sebagai umat muslim diwajibkan untuk berkata benar, mengajak orang di sekitar kita untuk mengerjakan suatu kegiatan kebermanfaatan yang diridhai oleh Allah. Tidak melakukan hal sia-sia sehingga menimbulkan murka Allah. Perkataan merupakan salah satu cara dari berkomunikasi. Komunikasi merupakan bagian terpenting dalam suatu hubungan sosial. Kunci dari suksesnya penyampaian suatu perkataan adalah komunikasi efektif dan adab berinteraksi. Adapun adab berkomunikasi dengan baik, adalah sebagai berikut:[1]

  1. Ikhlas karena Allah
  2. Sabar menunggu hasil
  3. Komitmen pada syariat Islam
  4. Berakhlak mulia
  5. Sopan dalam berpakaian

Menyampaikan suatu kebenaran tentu sangatlah penting untuk memerhatikan hal di atas. Tanpa mengemas suatu kebenaran tidak sesuai dengan objek yang ingin disampaikan, maka hal tersebut akan sulit diterima oleh objek yang kita tuju. Maka kreativitas dalam berkata sangatlah penting.

Perbuatan

Perbuatan menjadi hal penting dalam menyampaikan suatu kebenaran. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada beberapa orang yang tidak berani dalam vokal. Tentunya perkataan bukan merupakan jalan satu-satunya dalam berdakwah. Memberikan suatu contoh perbuatan pun sudah termasuk dalam berdakwah/mencegah kemungkaran.

Contohnya, kita sudah mengetahui bahwa Rasulullah melarang minum sambil berdiri apalagi berjalan. Di situ kita dapat melakukan kegiatan nahi mungkar dengan sering menunjukkan minum yang baik, yaitu dengan tangan kanan dan dalam keadaan duduk. Different is beautiful, suatu perbedaan akan menjadi sorotan, dan kebiasaan kita yang berbeda itu akan menjadi rasa penasaran orang di sekitar kita, dan bagi mereka yang memiliki rasa ingin tahu yang berlebih akan menyelidik, dan di situlah mereka akan belajar dengan sendiri.

Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya. (HR. Ath-Thabrani)

Membaca hadits di atas, masih ragukah dalam menyeru dengan perbuatan?

Tulisan

Mengapa dengan tulisan? Al Quran menjadi bukti akan kekalnya sejarah yang ditulis dalam tiap lembaran kertas hingga saat ini umat muslim tetap membaca dan sebagai suplemen ruhiyah untuk menjaga keimanan kepada Sang Maha Pecinta. Itulah dahsyatnya tulisan. Umat muslim tidak dapat menjumpai Al Quran saat ini, jika tidak dituliskannya oleh para sahabat Rasulullah. Alasan untuk menulis, sebagai berikut:[2]

  • Gagasan teratur, pilihan kata pas
  • Pembaca akan menilai dengan seksama
  • Efektif mengopinikan gagasan: sistematis
  • Alat bantu ampuh bagi yang tak biasa berbicara

Menulis merupakan bagian dari perjuangan dakwah. Tidak semua orang mampu berdakwah dengan perkataan dan perbuatan, ada sebagian orang yang gemar menulis. Hal tersebut merupakan kegiatan positif, dan lebih baik lagi ketika kegemaran menulis itu diarahkan untuk menyeru orang dalam melakukan kegiatan kebajikan. Melalui tulisan, suatu kebaikan itu dapat tersimpan dengan lama, bahkan akan hidup sepanjang masa dibanding dengan usia penulis. Tulisan pun dapat dibaca di mana saja, oleh siapa saja dan kapan saja, itulah beberapa kelebihan dalam dunia tulisan.

Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada mereka yang ahli dalam menyampaikan suatu kebaikan dengan perkataan, ada sebagian yang pandai menebarkan kebaikan dengan perbuatan bahkan ada yang gemar menanamkan kebaikan dengan tulisan. Pada hakikatnya implementasi syariat Islam dapat dilakukan dengan 3-An tersebut, kita dapat mempelajari semuanya dengan baik.

Amar ma’ruf nahi mungkar, akan terasa lebih baik dan efektif yaitu dengan menggabungkan ketiga hal tersebut. Menjadi orang yang spesialis adalah suatu kebutuhan, tapi suatu kebutuhan itu akan lebih sempurna dengan menjadi orang yang generalis, karena dengan menjadi orang yang generalis kita dapat mengetahui semua ilmu yang bermanfaat. Maka, cara update dalam zaman penuh ingkar ini adalah 3-An sebagai implementasi syariat Islam.


Catatan Kaki:

[1] Materi Komunikasi Humanis yang disampaikan oleh ustazah Sul dalam TFT

[2] http://osolihin.wordpress.com

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Seorang pembelajar yang mencintai kesederhanaan mencoba menyelami sastra, aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan, dan keluarga Rumah Dunia.

Lihat Juga

Wahai Umat Akhir Zaman, Timur Bukan Barat!

Figure
Organization