Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Hollande: Prancis Desak Penghentian Mutlak Pemukiman Israel

Hollande: Prancis Desak Penghentian Mutlak Pemukiman Israel

Presiden Prancis Francois Hollande
Presiden Prancis Francois Hollande

dakwatuna.com – Ramallah.  Presiden Prancis Francois Hollande pada Senin menyerukan penghentian sepenuhnya pemukiman Israel di tanah Palestina.

“Prancis menuntut penghentian penuh dan lengkap pemukiman itu,” katanya pada jumpa pers bersama di Ramallah dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, lapor AFP.

Saat berbicara pada kunjungan resmi pertamanya ke wilayah Palestina itu, pemimpin Prancis tersebut memperingatkan bahwa pembangunan permukiman bermasalah bagi perundingan perdamaian, yang tersendat lebih dari tiga bulan dengan sedikit tanda kemajuan.

“Kegiatan pemukiman mempersulit perundingan itu dan menyulitkan pencapaian penyelesaian dua-negara,” kata Hollande.

Sejak perunding Israel dan Palestina kembali ke meja pada akhir Juli, Israel mengumumkan ribuan rumah baru pemukim langkah yang membuat marah Ramallah.

Tapi, Abbas pada Minggu kepada AFP menyatakan pembicaraan perdamaian dengan Israel akan berlanjut sembilan bulan penuh, yang disetujui dengan Washington “terlepas dari yang terjadi di lapangan”.

Dalam pembicaraan dengan pemimpin Israel pada Minggu, Hollande menyatakan Prancis mengharapkan pemerintah itu “bersikap” sehubungan dengan pembangunan permukiman tersebut, meskipun ia tidak menunjukkan yang mungkin dilakukan.

“Jika ingin perdamaian, Anda harus melakukan gerakan menuju perdamaian,” katanya.

Israel ingin melanjutkan pembangunan taman nasional baru di gunung Scopus Slopes di Yerusalem, dalam upaya menghalangi pembangunan Palestina di daerah tersebut, kata harian “Haaretz” pada pekan lalu.

Pemerintah Israel memerintahkan Panitia Kabupaten Yerusalem mempercepat persetujuannya. Dalam pertemuan dengan Dinas Pertamanan dan Suaka Alam Israel, pemerintah memerintahkan panitia itu menyelenggarakan “pembahasan maraton” guna secepatnya menuntaskan izin, yang diperlukan bagi pemulaian pembangunan di daerah tersebut.

Tindakan itu dipandang sebagai upaya “memberi ganti rugi” kepada unsur kanan-jauh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bagi pembebasan tahanan Palestina pada pekan lalu.

Taman nasional gunung Scopus Slopes akan menciptakan jembatan darat Yerusalem dengan daerah sangat bermasalah E1, yang menghubungkan Yerusalem dengan Tepi Barat sungai Yordan, kata Xinhua.

Menurut Ir-Amin, badan hak asasi manusia berpusat di Yersalem, tindakan itu melanggar penyelesaian dua-negara masa depan dengan mengembangkan blok E1 dan mengganggu hubungan lahan Yerusalem Timur dengan Tepi Barat. (antara/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Palestina Tolak Rekonsiliasi Tanpa Kemerdekaan

Figure
Organization