Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Semangat Dakwah Semangat Memelihara Ukhuwah

Semangat Dakwah Semangat Memelihara Ukhuwah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (donialsiraj.wordpress.com)
Ilustrasi (donialsiraj.wordpress.com)

dakwatuna.com – Alangkah bahagianya orang-orang yang telah diberikan keteguhan hati oleh Allah SWT untuk senantiasa meningkatkan dan mempertahankan keimanannya. Keimanan yang akan senantiasa mendekatkan seorang hamba kepada Rabbnya. Keimanan yang akan mengantarkannya menuju kemenangan yang hakiki bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Iman ibarat harta karun yang tak ternilai harganya. Hanya sedikit orang yang dapat memiliki dan menikmatinya. Itulah keagungan Sang Maha Pencipta, memberikan karunia-Nya kepada siapa saja yang mau menggerakkan hatinya untuk selalu berusaha menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Buah dari keimanan menjadikan seseorang teguh terhadap prinsip dan pendiriannya meskipun dilecehkan, dihina bahkan dikucilkan. Ketenangan batin menjadi puncak dari kenikmatan dan kebahagiaannya. Keimananlah yang membuatnya mantap dalam bergerak dan menatap masa depannya dengan optimistis. Hatinya selalu tergerak untuk menyampaikan apa yang dirasakan agar kebahagiaannya dapat dinikmati oleh orang-orang ada di sekelilingnya. Itulah sikap para penyeru dakwah yang tak pernah mengenal lelah, energi dan pikirannya terkuras untuk memecahkan masalah yang ada di hadapannya serta hari-harinya dilalui dengan penuh makna.

Hampir tak sehari pun terlewati hanya untuk bermesraan dengan kemewahan dunia. Kemewahan dunia baginya hanyalah perangkap yang akan mengelabui ke dalam jurang kehancuran. Langkah kakinya diayunkan dengan penuh kehati-hatian. Setiap keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan telah melalui perencanaan yang matang. Pikirannya jernih dan hatinya bersinar karena selalu dipupuk dengan nilai-nilai ibadah sehingga mendapatkan kemuliaan dari Rabbnya. Tak ada yang dapat menghalangi ketika niat sucinya telah timbul di dalam kalbunya. Menyerukan ayat-ayat Allah adalah sebuah kewajiban manakala orang-orang di sekelilingnya telah terpedaya oleh rayuan kenikmatan dan keindahan dunia. Dakwah baginya menjadi pekerjaan paling mulia di tengah milyaran penduduk bumi yang terjebak bujukan virus materialisme. Meneladani Rasulullah SAW adalah jalan yang ditempuh untuk meraih syafaatnya dan Al-Quran menjadi petunjuk hidupnya menuju Allah SWT.

Menjadi hamba yang tergerak hatinya untuk menyerukan ayat-ayat Allah SWT merupakan keunggulan tersendiri untuk orang-orang yang memiliki keimanan. Baginya hidup tak hanya sekadar shalih, hidup tak cukup hanya dengan menikmati kelezatan ibadah kepada-Nya namun orang-orang di sekelilingnya merana membutuhkan sentuhan dan siraman nilai-nilai spiritual. Menjadikan orang lain shalih itulah visi hidupnya sehingga mendapatkan predikat muslih. Sifat-sifat kemuliaan tersemai dalam dirinya, perilakunya membuat orang-orang terkagum dan mampu menginspirasi siapa saja yang bersua dengannya. Itulah sejatinya seorang penyeru dakwah, memiliki beberapa keunikan menjadikannya mutiara di tengah hamparan pasir yang menyelimuti bumi ini.

1. Menyenangkan hati saudaranya

Tampil sebagai aktivis atau penyeru dakwah memang tidaklah mudah, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dapat bertahan dari sekelumit permasalahan yang dihadapi. Dakwah tak sekadar menyampaikan, melainkan butuh kecerdasan untuk melihat dan merasakan apa yang orang lain rasakan. Pada prinsipnya seorang penyeru dakwah selalu berusaha untuk menyenangkan hati saudaranya bukan sebaliknya.

Salam menjadi senjata utamanya, kelembutan tutur sapa selalu menghiasi ucapannya dan senyum tulus menjadi kenang-kenangan terindah untuk saudaranya. Penyeru dakwah sejati tak pernah membedakan kelompok atau golongan manapun. Semua itu menjadi mitranya dalam menyampaikan keagungan ayat-ayat Allah dan sunnah Rasulullah SAW. Memberikan hadiah merupakan bentuk kasih sayang terhadap saudaranya sehingga mampu merangkul berbagai karakter yang ditemui dalam kehidupannya.

2. Merindukan saudaranya

Keunikan seorang aktivis atau penyeru dakwah adalah selalu risau manakala tak melihat saudaranya berada di dalam lingkaran orbit yang telah digariskan oleh Allah SWT. Kerinduan akan kebersamaan menjalankan misi sebagai khalifah di muka bumi menjadikannya kukuh dalam berbagai hal sehingga tidak pernah mengabaikan peran saudaranya. Saudara baginya adalah bagian tubuh yang harus dijaga agar dapat memberikan kekuatan pada bagian yang lainnya.

Kemenangan tak akan tercapai manakala kesibukan dalam menjalankan aktivitas dakwah membuatnya tidak mengindahkan orang-orang yang ada di dekatnya. Itulah yang menjadi alasan utama mengapa seorang aktivis dakwah sejati selalu berusaha untuk menghadirkan atau mengikutsertakan saudaranya dalam lingkaran kebaikan. Tak pernah rela melihat saudaranya digerogoti virus materialisme atau virus hedonisme.

3. Meringankan beban saudaranya

Disadari ataupun tidak, manusia yang hidup di dunia ini tak pernah bebas dari masalah. Masalahlah yang akan membuat manusia menjadi berkualitas namun pada kenyataannya tak sedikit ditemukan manusia yang menyerah begitu saja dengan masalah yang dihadapinya. Di situlah tampil penyeru dakwah untuk memberikan solusi dan keyakinan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap orang tak seberat apa yang dibayangkan.

Masalah bagi penyeru dakwah hanyalah ujian dari Sang Maha Pencipta untuk melihat siapa yang benar-benar percaya bahwa Allah SWT tidak pernah memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Seorang penyeru dakwah selalu memberikan jalan keluar untuk setiap masalah yang dihadapi saudaranya. Tak menginginkan saudaranya terperangkap dalam masalah yang dihadapi sehingga menghambat dan menghalanginya untuk beribadah kepada Sang Maha Pencipta.

4. Mendoakan saudaranya

Sudah menjadi budaya bagi seorang penyeru dakwah di setiap ibadah yang dilakukan selalu disertai dengan doa untuk saudaranya. Doa baginya senjata paling ampuh jika ingin menyatukan umat manusia. Di setiap shalat dan tahajudnya tak pernah melalaikan permohonan kepada Sang Maha Pencipta untuk saudaranya agar diberikan perlindungan dan penerangan dalam menjalani kehidupan.

Apa yang dilakukan semata-mata ikhlas hanya untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT. Tak pernah mengharapkan belas kasihan dari orang-orang yang ada di sekelilingnya karena hanya Allah yang menjadi tujuannya, Allah lah tempatnya mengharapkan segala sesuatu sebagai pencipta dan pemilik alam semesta. Mendoakan saudara itulah kebiasaan Rasulullah SAW sehingga memperoleh kemenangan dalam dakwahnya.

5. Mengutamakan saudaranya

Inilah keunikan luar biasa yang dimiliki oleh penyeru dakwah sejati. Mengutamakan kepentingan saudaranya di atas kepentingan dirinya sendiri. Meskipun apa yang dimiliki sangat dibutuhkan namun ketika melihat saudaranya lebih membutuhkan maka takkan segan-segan untuk mengutamakan dan memberikan kepada saudaranya. Baginya, hidup adalah untuk berbagi. Letak kebahagiaannya terdapat pada kesenangan saudaranya.

Sifat inilah yang selalu dipupuk agar dapat mempermudahnya dalam menyerukan ayat-ayat Allah dan mengamalkan sunnah rasul-Nya, sehingga dakwahnya mudah diterima di kalangan atau kelompok manapun. Kehadirannya sengat dirindukan, kata-katanya selalu membekas dan memberikan makna akhirnya menjadi tauladan bagi setiap orang yang berjumpa dengannya.

Semoga lima keunikan tersebut dimiliki oleh para penyeru dakwah yang ada di muka bumi ini. Apa yang menjadi cita-cita besar dakwah untuk memenangkan Islam dapat tercapai sehingga Islam menjadi agama rahmatan lil ’alamin. Tempat berkumpul dan menyatunya penduduk bumi ini dalam menjalankan ibadah kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Aamiin.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir tahun 1989 di sebuah desa nan kecil tepatnya ujung selatan pulau Sumbawa, Emang Lestari. Pendidikan SD hingga SMA ditempuh di Kec. Lunyuk Kab. Sumbawa � NTB dan melanjutkan kuliah di IKIP Mataram jurusan Matematika Fakultas MIPA.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization