dakwatuna.com – Jakarta. Dalam sejarah perkembangan Islam tidak dikenal dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Dengan demikian, pendirian lembaga pendidikan seperti Universitas Islam Negeri (UIN) yang sebelumnya adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pun dipandang sebagai hal yang wajar.
Pasca Reformasi ada keinginan kuat di kalangan intelektual Muslim di Indonesia untuk menyebarkan civil education ke kalangan alumni pesantren dan madrasah sehingga mereka juga memiliki pemahaman yang sama sebagai pelaku pembangunan bangsa.
Demikian disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Komaruddin Hidayat ketika memberikan sambutan dalam peresmian gedung Fakultas Ilmi Sosial dan Ilmi Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah di Ciputat, Tangerang Selatan, Senin pagi (11/11).
FISIP UIN Syarif Hidayatullah didirikan pada 2009. Peletakan batu pertama pembangunan gedung FISIP dilakukan dua tahun lalu oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. Peresmian gedung berlantai lima ini pun dilakukan Suryadharma Ali.
Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Bachtiar Effendy juga menghadiri peresmian gedung baru FISIP itu.
Komaruddin Hidayat juga mengatakan, bahwa pihaknya menjadi mediator untuk merangkul alumni madrasah dan pesantren yang di zaman Orde Baru lalu kurang diperhatikan.
“Hasilnya luar biasa. Kini alumni pesantren juga punya mimpi menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya,” ujar Komaruddin.
Perubahan pendekatan dalam dunia pendidikan ini, masih kata dia, membuat minat pelajar memasuki lembaga pendidikan agama seperti pesantren atau madrasah semakin besar. Mereka tidak perlu lagi khawatir tidak akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan umum setelah lulus dari pesantren ataupun madrasah. (rmol/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: