Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Membangun Integritas Sosial

Membangun Integritas Sosial

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Sebelum kita coba definisikan integritas sosial, kita coba simak kisah dari Rasulullah SAW yang sukses membangun integritas sosial beliau di kalangan bangsa Arab kala itu. Bahkan beliau berhasil membangun integritas sosial jauh sebelum Beliau diangkat menjadi Rasul oleh ALLAH SWT dengan julukan Al ‘Amin (tepercaya).

Kisah Pertama

Pada saat terjadi renovasi Ka’bah Baitullah yang dilakukan oleh bangsa Arab. Setelah selesai renovasi tibalah saatnya meletakkan kembali batu Hajar Aswad ke tempat semula yang sudah direnovasi, tapi masalah muncul ketika para pemuka Quraisy dari berbagai kabilah-kabilah berebut ingin menjadi peletak Hajar Aswad sehingga nyaris terjadi keributan, namun setelah terjadi musyawarah di kalangan pemuka Quraisy disepakati Nabi Muhammad yang menjadi hakim di antara mereka untuk memutuskan siapa yang layak jadi peletak Hajar Aswad. Kemudian Rasulullah SAW membentangkan kain yang setiap ujungnya dipegang oleh pemuka-pemuka Quraisy dan Hajar Aswad diletakkan di atas kain, kemudian Hajar Aswad diletakkan di tempatnya semula.

Kisah Kedua

Setelah beliau mendapat wahyu untuk memberikan peringatan dan menyampaikan Islam kepada keluarga-keluarganya, maka beliau kumpulkan seluruh keluarganya dari seluruh kabilah yang ada di antaranya dari Bani Hasyim, bani adhi dan lainnya. Mereka dikumpulkan di dekat bukit shafa dan Rasulullah SAW menyeru mereka “Hai manusia apakah kalian percaya apabila aku katakan bahwa di balik bukit itu ada serombongan tentara yang siap menyerang kalian?” mereka menjawab “Ya, karena kami tidak pernah menyaksikan dirimu berdusta” dan seterusnya. Walaupun akhirnya Beliau tidak berhasil mengajak keluarganya masuk Islam karena opini dari Abu Lahab, namun kita bisa menarik kesimpulan bahwa Rasulullah SAW sangat baik integritasnya. Saya sangat meyakini bahwa Rasul SAW tidaklah menginginkan gelar Al ‘Amin itu atau dengan sengaja berbuat amal-amal kebaikan untuk mendapatkan itu, namun beliau mendapatkannya dengan sendirinya.

Ada kisah menarik juga dari diri saya yang mungkin bisa dimasukkan dalam kategori integritas sosial ini. Saya tidak bermaksud untuk menyombongkan diri atau riya’ semoga ALLAH SWT menjauhkan itu dari diri ini (Aamiin). Kisahnya terjadi ketika saya mengalami kecelakaan dan kemudian sempat di rawat di sebuah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Waktu itu saya sempat divonis terkena penyakit Hepatitis B yang menurut dokter penyakit tersebut penularannya melalui jarum suntik narkoba dan hubungan seksual. Maka itu sempat membuat keluarga bingung namun sebagian besar keluarga tidak percaya dengan hasil diagnosa dokter yang menyatakan saya terkena penyakit Hepatitis B karena mereka meyakini bahwa saya tidak akan mungkin melakukan hal-hal yang disebutkan di atas. Tidak hanya keluarga beberapa tetangga yang bertemu dengan saya mereka menyampaikan hal yang sama karena saya dianggap orang yang shalih “hanya” dengan tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu (sederhana).

Jadi bisa kita definisi secara sederhana dari bahwa Integritas Sosial atau integritas diri seseorang terhadap lingkungan sosial adalah kepercayaan publik atau orang-orang terhadap seseorang dengan kata lain penilaian publik atau orang-orang terhadap seseorang tentang kapasitas dan kapabilitas diri seseorang tersebut. Kunci dari membangun integritas sosial hanya satu kata “Istiqamah” melakukan amal-amal kebaikan dan berusaha meminimalisir kesalahan terhadap diri kita, karena ketika kita sekali saja melakukan kemaksiatan dan itu diketahui publik maka hancurlah integritas sosial diri kita. Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita (aamiin). Wallahu ‘alam bisshawab.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa tingkat akhir di Universitas Sriwijaya. Pernah menjadi Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa Unsri 2011-2012 dan sedang proses menyelesaiankan studi.

Lihat Juga

Menjadi Calon Ibu Peradaban yang Bijak dalam Penggunaan Media Sosial

Figure
Organization