Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Menyusun Kembali Bangunan yang Berserakan

Menyusun Kembali Bangunan yang Berserakan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (123rf.com / Tjui Tjioe)
Ilustrasi (123rf.com / Tjui Tjioe)

dakwatuna.com – Dalam kehidupan ini, kita diibaratkan seperti sebuah bangunan yang akan dibangun. Mulai dari awal membangun, seperti sebuah perencanaan yang matang, bentuk rumahnya seperti apa? Berapa dana yang akan di butuhkan untuk sebuah rumah yang telah di rencanakan. Setelah sebuah rumah telah selesai dirancang oleh seorang arsitek terkenal dan telah berbentuk sebuah rumah dalam bentuk gambar tiga dimensi. Maka mulailah tukang-tukang yang handal akan membangun rancangan tadi seperti bentuk asli dari gambar tersebut.

Mungkin sekilas kita berfikir, bahwa kerja seorang arsitek itu gampang, mudah dan enteng. Tetapi tidak malahan seorang arsitek terkenalpun akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk merancang sebuah rumah yang di inginkan orang lain, rumah yang di kehendaki oleh pemilik rumah nantinya, rumah yang memberikan keindahan, dan kebahagiaan bagi pemiliknya nanti. Seorang arsitek berusaha sekuat tenaga mengalurkan dan berfikir keras bagaimana menyamakan ide-ide yang ada, pendapat-pendapat yang ada ke dalam sebuah gambar yang akan memberikan keindahan tersendiri, yang akan memberikan kesenangan tersendiri, bahkan yang akan memberikan suatu hal yang akan bermanfaat dan mempunyai daya tarik yang tinggi serta menjadi nilai guna yang sangat tinggi atau nilai seni yang sangat tinggi nantinya.

Itu semua tidak terlepas dari peran seorang arsitek, jika seseorang dia menggunakan ilmunya sebaik mungkin, maka hasil yang di dapatkan akan lebih baik lagi, jika dia menggunakan ilmunya hanya asal-asalan dan tidak sepenuhnya mengalurkan ilmunya maka hasil yang di dapat tidak akan sesuai dengan yang diinginkannya, bahkan pemilik rumah pun tidak akan menyukai rumah tersebut nantinya, dan orang-orang yang akan membeli rumah itu pun tidak berminat, bahkan tidak tertarik dengan rumah yang akan kita jual itu. Maka rumah pun jadi, dengan biaya yang cukup besar tetapi hasil yang tidak di inginkan, apalah gunanya sebuah rumah yang telah susah payah kita bangun, dengan biaya yang cukup besar tetapi tidak mempunyai seni dan hanya terlihat seperti rumah asal-asalan saja.

Sebuah rumah, sebuah bangunan akan di katakan baik, akan dikatakan indah, akan dikatakan mempunyai daya tarik tersendiri dan antri orang-orang yang akan membelinya, maka tidak terlepas oleh kombinasi barang-barang yang akan kita gunakan dalam membuat rumah atau bangunan tersebut, serta kesamaan bentuk gambar rumah dari seorang arsitek dengan rumah yang aslinya. Selain itu ada beberapa hal yang perlu juga kita ketahui untuk membangun sebuah rumah yang indah, sebuah rumah yang mempunyai seni yang tinggi, yaitu lokasi di mana rumah tersebut akan dibangun. Jika kita membuat rumah di tempat yang jarang penduduknya, seperti di pinggiran desa, bahkan di tempat-tempat terpencil sekalipun, walaupun rumah yang kita buat itu indah, bagus, dan besar, bagaikan sebuah istana, tapi percuma saja semua itu. Karena orang-orang sekarang lebih suka tinggal di tempat keramaian dan di pinggir jalan-jalan, serta dekat dengan pusat kota.

Itulah yang akan cepat terjual dan mempunyai nilai yang sangat tinggi, apalagi rumah tersebut unik, indah, bersih, dan mempunyai seni yang tinggi maka rumah tersebut akan laris di pasaran dan akan antri orang-orang yang akan membelinya. Mungkin rumah yang terletak di pusat kota dan rumah yang terletak di daerah terpencil akan berbeda harganya, akan berbeda nilai sebuah bangunan tersebut. Walaupun rumah tersebut, sama besarnya, sama indahnya, sama uniknya bahkan ibarat sebuah istana jika masuk ke dalam rumah tersebut. Tetapi karena letak yang strategis juga akan menentukan harga sebuah rumah, harga sebuah bangunan, maka rumah yang di kotalah yang akan lebih diminati orang-orang dari pada rumah di tempat yang jarang penduduknya dan akan lebih mahal rumah ada di kota dari yang ada di kota, walaupun rumah tersebut sama-sama terjual nantinya.

Ada yang lebih penting lagi dalam sebuah bangunan, jika itu tidak ada maka bangunan tidak akan kokoh dan mudah saja untuk rubuhnya, yaitu pondasi bangunan tersebut. Jika rumah yang kecil yang akan kita buat maka buatkan rumah atau bangunan tersebut pondasi yang sesuai dengan rumah yang kita bangun, jika gunung yang tinggi sekalipun yang akan kita buat maka akan lebih kuat dan dalam lagi pondasi yang akan kita buatkan.

Jika semua itu tidak seimbang maka jangan pernah untuk menyesali jika bangunan tersebut akan runtuh jika terkena gempa nantinya. Serta jika rumah yang bertingkat tiga dan gedung yang tinggi yang akan kita buat maka jangan pernah mengamakan pondasi bangunan tersebut. Maka kuat atau kokohnya sebuah bangunan tergantung terhadap pondasi yang akan kita buat.

Dalam kehidupan sehari-hari kita di ibaratkan dengan sebuah bangunan yang akan kita persiapkan untuk bekal kita ke depannya, maka semua itu tidak terlepas dari hal-hal yang telah di sebutkan di atas. Sebuah rumah, sebuah bangunan akan kokoh dan kuat apabila semua barang-barang yang kita butuhkan akan saling ber-kombinasi satu sama lain, dan dari hal tersebut akan memberikan hasil yang bagus, hasil yang diinginkan serta terlihat sebuah bangunan yang sangat indah.

Benda-benda yang di maksud dalam membuat suatu bangunan atau sebuah rumah tersebut adalah orang-orang yang telah kita kenali dan telah menjalin hubungan baik kepadanya, mulai dari kita telah dilahirkan dan telah tumbuh di rumah tangga masing-masing dan di perkenalkan Ayah, Ibu dan orang-orang yang ada di dalam rumah tersebut. Setelah kita semakin besar dan berkembang kita mulai mengenali teman-teman sekitar kita, teman-teman semasa kecil kita.

Bahkan kita sering menghabiskan waktu bersama, belajar bersama, bermain bersama, bahkan kita juga makan bersama mereka, dan sekolah bersama di SD dan terus begitu sampai tamat dari SD tersebut. Akan tetapi setelah kita lulus dari tempat tersebut kita saling berpencar dan mencari sekolah yang sesuai dengan kita, bahkan ada juga yang terkendali dengan kondisi ekonomi dan harus berhenti dan mereka yang berhenti bekerja dengan keluarganya dan orang lain. Dengan semua kesibukan masing-masing kita, tempat yang telah berjauhan, jarang ketemu dan tidak ada kontak lagi serta telah di sibukkan dengan aktivitas sendiri-sendiri.

Mulai melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, di sana kita juga mempunyai teman-teman baru, guru-guru baru dan tempat yang baru bagi kita dan bahkan yang telah bekerja juga mendapat teman baru, orang tua yang baru serta tempat yang baru. Semua itu tidak terlepas dari persahabatan yang telah kita bina, yang telah kita jalin selama di dunia pendidikan, bahkan dunia kerja, dan dunia olah raga sekalipun.

Setelah SD aku melanjutkan ke MTsN dan MAN 1 Batusangkar semua itu tidak terlepas dari teman-teman yang akrab dan guru-guru baru serta tempat baru dan pengalaman yang baru. Terkadang kita sering melupakan teman-teman kita, guru-guru kita bahkan orang-orang yang telah menolong kita dan orang-orang yang terdekat dengan kita dahulu. Setelah kita tumbuh, berkembang sampai kita remaja dan telah menjalani pendidikan perkuliahan kita jarang bertemu dan berbincang-bincang dengan teman-teman kita dahulu, ada yang telah bertahun-tahun tidak bertemu dan saat bertemu tidak ingat lagi wajahnya, ada juga yang tidak ingat namanya, karena itu mereka cuek dan tidak saling tegur sapa.

Semua teman-teman kita itu, semua orang-orang yang dekat dan telah menolong kita itu di ibaratkan dengan sebuah bangunan yang akan terlihat indah, bagus dan mempunyai daya tari tersendiri. Semua itu tidak terlepas dari bangunan yang telah kita bangun mulai dari kita saling mengenal orang-orang yang ada di sekitar kita, bahkan orang-orang yang ada luar keluarga kita, serta orang-orang yang telah berjasa kepada kita, baik itu sedikit maupun besar jangan sampai kita lupakan dean kita robohkan bangunan tersebut. Karena tanpa orang-orang tersebut bangunan kita tidak akan menjadi sebuah bangunan yang indah, sebuah bangunan yang bagus dan kokoh.

Keluarga kita sebagai pondasi pertama dari bangunan kita tadi, yang akan memberikan kekokohan dan ketahanan dalam bangunan tersebut, serta keluarga yang akan menjadi batu loncatan kita untuk terus maju, tumbuh, berkembang, serta menjadi hal-hal yang kita inginkan nantinya, setelah itu baru teman-teman, sahabat-sahabat kita yang telah kita kenali, jangan sampai kita lupakan semua itu, mereka itu ibarat sebuah batu-batu yang sangat di perlukan dalam sebuah bangunan, menjadi batu merah, yang saling memberikan kekuatan satu sama lainnya, walaupun teman-teman yang kita itu biasa saja tetapi suatu saat kita akan membutuhkan bantuannya.

Serta guru-guru kita yang telah berjasa kepada kita, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan ilmunya kepada kita tanpa kenal lelah dan menyerah sekalipun. Mereka itu di ibaratkan sebuah semen yang akan menyatukan batu yang satu dengan yang lainnya yang saling memberikan kekuatan satu sama lain dan saling berkombinasi satu sama lain yang kan memberikan keindahan pada sebuah bangunan tersebut.

Jangan pernah kita lupakan jasa orang-orang yang telah menolong kita baik itu sedikit dan belum kita rasakan kenikmatan yang telah dilakukannya kepada kita, karena semua yang telah dilakukannya itu akan terlihat saat kita telah sukses dan telah mencapai yang telah kita inginkan. Bagaikan dalam sebuah bangunan mereka berperan sebagai atap atau seng tang akan memberikan kemudahan, yang akan memberikan jalan yang lebih baik lagi untuk kita terus maju dan terus berkembang sampai saat ini. Itu tidak terlepas dari mereka semua, maka berterima kasihlah kita kepada orang-orang tersebut karena berkat mereka kita dapat membangun sebuah bangunan yang kokoh, bagus, indah dan mempunyai daya tarik tersendiri dalam kehidupan kita.

Untuk tetap bangunan menjadi kokoh, indah dan tetap bagus tersebut maka kita harus saling berinteraksi dan saling mengunjungi mereka semua walaupun hanya tegur sapa, walaupun hanya mampir ke rumahnya satu kali dalam minggu atau dua kali dalam setahun yang penting kita tidak putus hubungan kita dengan mereka.

Buat kita yang telah melupakan dan tidak mau menjalin persahabatan lagi dengan mereka, berarti kita telah merobohkan bangunan yang kita buat selama ini, bahkan telah berserakan yang tidak terlihat seperti sebuah bangunan lagi, maka dari itu mari kita kumpulkan semua benda-benda tersebut menjadi sebuah bangunan yang kokoh, bagus dan indah serta memiliki daya tarik tersendiri bagi orang lain.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa.

Lihat Juga

Berbakti Pada Bunda tak Mengenal Waktu

Figure
Organization