Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Rahasia Bugar Sehat Saat Berhaji & Umrah

Rahasia Bugar Sehat Saat Berhaji & Umrah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cover buku "Rahasia Bugar Sehat Saat Berhaji & Umrah".
Cover buku “Rahasia Bugar Sehat Saat Berhaji & Umrah”.

Judul: Rahasia Bugar Sehat Saat Berhaji & Umrah
Penulis: Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R
Penerbit: Tinta Medina (Penerbit Tiga Serangkai)
Tahun Terbit:  Juli 2011
Jumlah Halaman: 146 halaman
ISBN:  978-602-9211-12-2

Sehat Berhaji Dengan Berjalan Enam Menit

dakwatuna.com – Haji yang menjadi Rukun Islam kelima dalam Islam seringkali menjadi dambaan setiap muslim. Hal itu karena tidak semua orang berkemampuan untuk melaksanakan ibadah ini. Terutama kemampuan dalam hal harta, untuk bisa mencapai ke tempat ibadah yang berada di Mekah Al-Mukarramah.

Banyak yang beranggapan ibadah haji hanya membutuhkan kemampuan dalam hal harta. Sebenarnya tidak, orang yang akan berhaji harus memiliki tiga kemampuan (istitho’ah). Di antaranya, kemampuan finansial / istitho’ah maaliyah, kemampuan keamanan / istitho’ah amniyah dan kemampuan fisik / istitho’ah badaniyah (halaman 40-41).

Ketika seorang muslim sudah berkesanggupan dalam segi harta, sebenarnya itu belum cukup. Orang itu masih harus berkemampuan keamanan dan fisik. Soal keamanan itu insya Allah sudah tercukupi dengan fasilitas yang akan diberikan oleh pemerintahan bagi yang akan berhaji. Akan tetapi bagaimana tentang kemampuan fisiknya?

Mari melihat data bahwa pada tahun 2005-2006 jamaah haji yang meninggal 439 orang, pada tahun 2008-2009 428 orang, dan pada tahun 2009-2010 362 orang. Data ini dilakukan hasil dari riset yang dilakukan penulis buku ini, untuk keperluan disertasi. Kesimpulannya, ada banyak jamaah haji yang tidak mempersiapkan kemampuan fisiknya sehingga banyak yang mengalami sakit ketika berhaji dari yang biasa sampai yang parah hingga menimbulkan kematian (halaman 53-55).

Penulis buku ini mengatakan bahwa haji adalah ibadah, bukan berwisata. Haji adalah ibadah yang hampir keseluruhannya mengandalkan fisik. Mobilitas jamaah haji untuk rukun utama bisa dibilang cukup jauh jika tidak ada persiapan. Mekah ke Mina 8 km, Mina ke Arafah 15 km, Arafah ke Muzdalifah 9 km, Muzdalifah ke Mina 8 km, dari Mina kembali ke Mekah 8 km, total perjalanan rukun utama haji adalah 48 km (halaman 62). Selain itu soal adaptasi daerah gurun yang panas yang sangat berbeda dengan cuaca dan suhu di tanah air, hal ini juga harus diperhitungkan yang menandakan kemampuan fisik itu memang mutlak harus ada bagi setiap jamaah haji.

Menurut dokter Syarief, ada tiga penyebab yang menyebabkan kelelahan fisik bisa terjadi. Pertama, karena rendahnya tingkat endures (ketahanan fisik) ketika melakukan aktivitas berjalan kaki yang cukup tinggi. Kedua, bentuk telapak kaki datar/ leper (pes planus). Kondisi kaki datar ini ada pada beberapa orang. Kaki datar menyebabkan ketidakstabilan kaki sebagai penumpu yang kukuh bagi tubuh. Sehingga bisa menyebabkan kurang optimalnya aktivitas ibadah. Ketiga, disebabkan faktor usia.  Usia seseorang sangat berpengaruh terhadap tingkat endures dalam tubuhnya. Pertambahan usia menyebabkan menurunnya kemampuan endures sebesar 10 sampai 15% (halaman 82-83).

Maka latihan fisik bagi calon jamaah haji sangatlah penting. Dalam buku ini ada latihan yang disebut oleh dokter Syarief dengan uji jalan 6 menit atau rumus 56, pemanasan sebelum dimulai dan pendinginan setelah selesai. Ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipraktekkan. Selain itu ada gambar yang bisa ditiru pula.

Maka tak pelak, jika dikatakan  bahwa buku ini buku kedua terbaik tentang kesehatan haji Indonesia setelah buku yang ditulis Dr. Abdul Fatah pada tahun 1935 di Leiden, dengan judul “De Indische Zij De Indische on De Bedewuint.” Buku ini sangat bermanfaat bagi Anda yang telah menabung untuk haji ataupun umrah, juga bagi Anda yang selama ini masih bermimpi dan berharap kelak bisa melaksanakan ibadah tersebut. Karena benar, kemampuan fisik akan memudahkan ibadah haji sekaligus membuat lebih nyaman dan khusyuk. Selamat membaca!

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Alumni Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso. Anggota Forum Lingkar Pena. Pendiri Klub Pecinta Buku Booklicious. Anggota Bondowoso Writing Club. Fulltime writer.

Lihat Juga

Zakat Sebagai Solusi Masa Depan BPJS Kesehatan

Figure
Organization