Topic
Home / Pemuda / Kisah / Nenek Asrori, Sang Lentera Suami di Tanah Suci

Nenek Asrori, Sang Lentera Suami di Tanah Suci

Kakek dan Nenek Asrori, Jamaah Haji Asal Embarkasi Solo
Kakek dan Nenek Asrori, Jamaah Haji Asal Embarkasi Solo

dakwatuna.com – Mekah. Dengan penuh cinta, sang nenek menuntun langkah kaki kakek Asrori (77) menunaikan prosesi ibadah haji di Masjidil Haram. Pasangan usia senja itu ditemukan petugas haji Indonesia di dekat Terminal Ghaza, Mekah, pada Senin (1/10/2013).

Melihat raut kebingungan di wajah pasangan senja itu, petugas haji mengamankannya. Kepada petugas, nenek dan kakek Asrori bercerita bahwa mereka terlepas dari rombongan setelah melaksanakan umrah perdana.

Jamaah haji embarkasi Solo (S0C) kelompok terbang 46 ini mengaku telah melakukan prosesi umrah perdana mulai dari thawaf, sai hingga tahallul. Mereka meminta petugas haji mengantar ke pemondokan nomor 116 di kawasan Mahbas Jin. “Saya tidak bisa pencet-pencetan. Tolong diantar ya,” pinta nenek.

Petugas haji bersedia mengantar dan terus mendampingi mereka menuju Terminal Ghaza untuk selanjutnya naik bus ke pemondokan di Terminal Mahbas Jin.

Nenek yang enggan disebut namanya itu menuntun langkah kaki kakek Asrori yang rupanya memiliki keterbatasan penglihatan. Mereka berjalan sangat hati-hati menuju Terminal Ghaza. Bagaikan lilin di tengah kegelapan, jamaah haji asal Rembang ini terus menggandeng erat tangan suaminya. Keterbatasan fisik bukan menjadi penghalang pasutri Muhammad Asrori untuk datang memenuhi panggilan Ilahi

Nenek yang mengenakan selendang warna keunguan itu dengan suara lembut membimbing kakek Asrori yang telah lama menderita sakit katarak akut sambil memberikan ‘rambu-rambu’ peringatan di areal Masjidil Haram, seperti naik turun tangga, jalanan menanjak dan menurun termasuk jika ditemukan semacam ‘polisi tidur’.

Di sepanjang perjalanan tepatnya di dekat Maulid Nabi menuju Terminal Ghaza, nenek dan kakek tersebut bercengkrama dengan petugas haji. “Pak, iki sing nganter taksih nem (ini yang mengantar masih muda),” kata nenek.

Mendengar informasi dari istrinya, sang suami bertanya kepada petugas haji “Sampeyan tasih bujang toh Mas? (Kamu masih bujangan toh Mas?),” tanya kakek Asrori.

Mendengar jawaban tersebut, petugas haji itu mesam-mesem dan langsung menjelaskan statusnya. “Kulo pun gadah estri lan lare setunggal Pak… (Saya sudah punya istri dan anak satu, Pak),” jawab petugas haji itu.

Ealaaah…nek sampeyan taksih bujang tak pek mantu Mas (Ealaaah…kalau kamu masih bujang, saya ambil menantu Mas),” balas kakek Asrori sambil tersenyum dan dibalas senyum petugas haji itu.

Nenek dan kakek Asrori akhirnya tiba di Terminal Ghaza dan selanjutnya naik bus menuju pemondokan. Petugas haji terus mengawal hingga sampai Terminal Bab Ali, lalu diantar sampai lantai 6 gedung 116 Mahbas Jin karena itu memang permintaan kakek dan nenek Asrori. Kakek dan nenek itu berterima kasih kepada petugas haji yang menolong mereka tanpa pamrih.

Semoga kesetiaan, perjuangan dan pengorbanan nenek Asrori menjadi amal kebajikan disisi Allah SWT. (jhu/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

(

Berikan Klarifikasi, Dubes Arab Saudi Bantah Ada Larangan Haji Palestina

Figure
Organization