Topic
Home / Narasi Islam / Wanita / Kami Begini Karena Syariat

Kami Begini Karena Syariat

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi - Perempuan berkerudung. (flickr.com / Zarfique Blindgraphique)
Ilustrasi – Perempuan berkerudung. (flickr.com / Zarfique Blindgraphique)

dakwatuna.com – Bismillah…

Hari ini, kemarin dan esoknya pasti selalu mendengar, mendapat pertanyaan dan cemooh. Terkadang menggelitik hati, menusuk jiwa, menetes air mata dan terlalu sulit memahami pertanyaan terlontarkan sekeras lontaran ombak menghampiri tebing.

Terkadang pertanyaan itu pula menguat asa dan niat untuk menegakkan syariat penuh cinta dengan dihiasi kesabaran. Walaupun di pandang aneh sebagian orang dengan penampilan ia kena tiap hari, tetap cinta dandan ini (gamis dikombinasikan kaos kaki dipercantik dengan kerudung panjang yang menutup dada). Ingat kami bukan sok alim tapi benar-benar ingin menjadi wanita shalihah!!! “Catat itu”

Bagi ia pertanyaan, cemoohan seperti itu sudah hal biasa karena sudah sering mengalami, tidak hanya dari lingkaran terluar bahkan dari lingkaran keluarga terdekat pun ikut menyindir sehingga menggoreskan hati sedang berusaha mengaplikasikan aturan-Nya.

Bagi ukhti yang pernah mendapat pernyataan, sindiran maupun cemoohan yang sama, jangan pernah goyah dengan prinsip yang di pilih dan jangan pernah tersindir dengan ungkap itu. Moga pakaian tersebut membawa kita surga-Nya, moga pakaian itu menghantarkan kita meraih predikat mulia, moga pakaian indah tersebut akan menjadi kita bidadari surge yang dirindui banyak orang…”Allahuma Amin plus smile”.

Entah kenapa sempatnya melontarkan, mengatakan pakaian islami adalah bentuk manusia ketinggalan zaman (Entah siapa yang ketinggalan zaman), kuno, dan tidak mengikuti trend sedang ngetrend. Tak terbayangkan sampai-sampainya merendahkan saudari mu yang sedang serius memperbaiki kedekatan pada Allah melalui dandan…”Semoga Allah hadirkan hidayah di hati mu saudari ku”.  Dan suatu saat nanti engkau tak mengatakan seperti itu lagi karena nanti setelah engkau menikah pasti dalam sanubari kecil, ingin si buah hati mu menjadi wanita shalihah.

Wahai saudariku, jangan goyah dengan opini, persepsi, perspektif mereka ketika menilai dandanan engkau karena dirimu lebih cantik seperti itu dibanding mereka yang menampakkan hal tak harus ditampakkan. Tidak perlu kecewa, tidak perlu tertekan, tak perlu khawatir, tak perlu terluka, tak perlu tertampar dan harus dilakukan tersenyumlah serta katakan kami tak pernah risih untuk tidak mengikuti trend bahkan tidak ada alasan untuk meninggal dandan syariat.

Anggap saja cemoohan adalah karunia terindah dari sang pencipta untuk melihat kita, adakah di antara kita memiliki keyakinan tinggi di setiap episode kehidupan, benarkah menggunakan pakaian syar’i atas kecintaan pada konsep Islam, adakah di antara kita sungguh mengaplikasikan aturan indah tersebut!!!

Anggap saja pertanyaan itu motivasi kita untuk semakin cinta mempelajari atau memperdalam Islam terutama bagaimana mencintai Allah melalui dandan, dan anggap saja keberkahan bagi kita sebagai lading dakwah untuk mengingat mereka belum sempurna hijabnya. Semoga penampilan syar’i ini menggerakkan hati mereka untuk berpakaian seperti kita kena saat ini.

Dan sejarah menunjukkan bahwa wanita yang berpakaian syar’i akan dimuliakan, dihargai, disegani dan diteladani…”itulah buah manis berpakaian sesuai dengan aturan Allah”. Tampak jelas bukan! Perbedaan yang berpakaian syar’i dan tidak.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumni Unpad dan UGM. Berprofesi sebagai Dosen, Penulis Lepas dan Penyiar

Lihat Juga

Kisah Nyata: Mualaf di Persimpangan Syariat-Nya

Figure
Organization