Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Jodoh dan Berjodoh

Jodoh dan Berjodoh

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Menyoal tentang jodoh dan berjodoh, sungguh yang demikian telah menjadi ketetapan-Nya. Tak ada yang mampu mencampuri dan menjamah apa pun yang telah menjadi qadhar-Nya.  Sekali pun kita mengerahkan segala upaya, menunggu, dan berharap tiada henti akan hati yang tertambat pada gadis pujaan. Sekali lagi, tak ada yang kuasa mengubahnya, jika sang sutradara mengatakan, “tidak” pada pilihan kita.

Penulis ingin mengungkap dua kisah. Mudah-mudahan menjadi pencerah bagi Anda yang tengah menghadapi hal demikian. Sebutlah Fulan dan Fulanah.

Si Fulan kepincut dengan akhlak seorang gadis, sebutlah ia Fulanah. Gadis itu belum terlalu ia kenal, tetapi karena sering berinteraksi tanpa sengaja dan mengarah pada pekerjaan. Si Fulan jadi mengagumi sang gadis. Singkat cerita, ia menyampaikan perasaannya pada sang gadis. Tentu saja pada jalur yang tepat. Kerahasiaannya pun insya Allah terjaga. Proses ta’aruf pun terjadi. Kesepakatan akhirnya terjadi. Fulanah bersedia dengan satu pertimbangan. Namun, kerikil mulai tampak ketika pihak lelaki tak menyetujui keinginan pihak sang gadis. Sang gadis pun tak serta merta memutuskan, ia berkali-kali melaksanakan istikharah dan sampai pada keputusan bahwa ia akan mengatakan “tidak!

Akhirnya, proses terpaksa putus dan tak berlanjut. Di tengah perjalanan kisah mereka, nampaklah bahwa si Fulan sebenarnya belum ridha dengan keputusan yang telah ditetapkan. Ia masih menghubungi si Fulanah, bahkan meminta keterangan darinya tentang tidak diteruskannya proses di antara mereka. Namun, si Fulanah semakin menemukan tanda-tanda ketidakcocokan di antara mereka.

Perasaan tidak cocok itu pun menjadi pembenaran bagi si Fulanah bahwa tindakan yang diambilnya, yakni, tidak meneruskan ta’aruf  adalah sesuatu yang benar. Betapa pun ikhtiar si fulan untuk kembali meneruskan proses. Namun, sang gadis pun sudah merasa tidak cocok dari beberapa kisah yang didengarkan dari mulut ke mulut tentang si Fulan. Walhasil, jalan benar-benar tertutup.

Kisah di atas hanyalah satu contoh yang menggambarkan bahwa betapa jodoh dan berjodoh adalah rahasia-Nya. Ketahuilah, bahwa proses berjodoh itu mudah. Semudah air yang mengalir di tempat yang rendah, jika memang benar-benar berjodoh. Kerikil bahkan nyaris tak muncul bila memang Allah menakdirkan dua insan untuk berjodoh.  Berbeda dengan kisah Fulan dan Fulanah di atas, jika sekiranya mereka berjodoh, bisa jadi Allah akan meluruskan jalannya, tanpa liku. Seandainya pun mereka memang berjodoh, aib si Fulan akan ditutup oleh-Nya sehingga si Fulanah tak merasakan ketidakcocokan. Bahkan ketika si Fulanah hendak menjawab dengan pasti, ia pun tak akan memperlihatkan kebimbangan. Berkali-kali ia mengulang istikharah, berharap hatinya pun akan luluh, sebab si Fulan yang hendak meminangnya adalah pemuda baik-baik, nyaris tanpa cacat di matanya, hingga sepotong cerita yang didapatkan dari beberapa sumber pun mematahkan semangatnya untuk melanjutkan proses. Bila demikian susahnya jalan yang ditunjukkan oleh-Nya. Bukankah hal demikian merupakan sebuah pertanda bahwa skenario mereka begitu berliku, pelik, dan penuh aral. Bisa jadi, mereka memang tidaklah berjodoh.

Berbeda dengan kisah yang satu ini, sebutlah ia Fina. Gadis shalihah yang bekerja di tanah rantau. Sang gadis memang menyukai kegiatan sosial, hingga ia terlihat riang melakoni aktivitasnya di sebuah dusun kecil sebagai seorang guru dan pembina guru. Dunia kerja yang ia lakoni ternyata berbuah rezeki. Seorang pemuda yang juga bekerja di bawah naungan instansi yang sama, tanpa sengaja dipertemukan dengannya. Tentu saja ini adalah bagian dari skenario-Nya. Melihat kelembutan sang gadis, serta etika yang begitu menawan hati bila memandangnya. Sang pemuda pun, menyampaikan perasaannya melalui perantara teman.

Sang gadis yang juga paham akan adab dan etika bergaul dengan lawan jenis, merasa bahwa ia perlu untuk meminta pertimbangan dari beberapa sahabatnya. Sebab yang hendak meminangnya adalah lelaki hanif yang sejujurnya berbeda fikrah dengannya.

Pertimbangan yang matang serta saran dari teman untuk menjalani proses pun ia jalani. Kuasa sepenuhnya ia serahkan pada yang mahakuasa. Istikharah yang tidak putus pun ia lakoni dengan mengharap jawaban dari sang sutradara.

Si pemuda yang begitu menaruh harapan pada sang gadis berikhtiar pula dengan sepenuh hati. Bahkan, tanda-tanda keseriusan itu pun terlihat ketika ia meminta izin kepada sang gadis untuk menemui orang tuanya. Bukan sekali, dua kali, tetapi berkali-kali ia mencoba, akhirnya sang gadis menyampaikan kabar baik itu kepada orang tuanya. Walhasil, no kontak orang tua sang gadis pun telah dikantongi oleh si pemuda. Tanpa sepengetahuan sang gadis, ternyata si pemuda menghubungi ibu sang gadis. Si pemuda mendapat izin dari sang ibu untuk bertamu dan menemuinya. Dia pun mendatangi sang ibu. Berbekal niat suci dan tulus, ingin melabuhkan hati pada putri sang ibu.

Percakapan singkat antara si pemuda dan sang ibu berlangsung dengan begitu enteng. Tanpa kkerutan kening dari sang ibu ketika mengajaknya berbicara. Senyum dan anggukan, serta perasaan cocok untuk mendampingi putrinya terpatri dengan kuat di lubuk hatinya. Sekali lagi, tanpa sepengetahuan sang gadis. Keputusan pun telah ditetapkan, si pemuda disambut dengan senyum merekah oleh ibu sang gadis. Alhamdulillah, lulus seleksi untuk meminang putrinya.

Demikian mudahnya Allah mengatur dan meluruskan urusan jodoh dan berjodoh di antara mereka. Nyaris tanpa kerikil. Seolah mengisyaratkan bahwa jodoh itu semudah membalikkan telapak tangan bila yang kuasa sudah berkehendak.

Dua kisah di atas tentu tak sepenuhnya sempurna untuk dijadikan sebuah pembenaran bahwa jodoh itu mudah. Pun sebaliknya. Semua bergantung pada sang pemilik alur yang menghendaki jalan yang berbeda dari kehendak kita atau berjalan linier dengan keinginan kita. Wallohu’alam.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Fasilitator Komunitas Guru Gugus SGI Dompet Dhuafa. Bantaeng, Sulsel.

Lihat Juga

Manisnya Ramadhan

Figure
Organization