Topic
Home / Dasar-Dasar Islam / Al-Quran / Tafsir Ayat / Sunnatullah dalam Pertarungan antara Al-Haq dan Al-Bathil

Sunnatullah dalam Pertarungan antara Al-Haq dan Al-Bathil

Masjid Rab'ah Adawiyah setelah pembantaian 14 Agustus 2013 (inet)
Masjid Rab’ah Adawiyah setelah pembantaian 14 Agustus 2013 (inet)

dakwatuna.com

Apa Itu Sunnatullah?

Segala sesuatu yang terjadi dalam sejarah dikendalikan Allah swt dengan sunnatullah. Oleh karena itu sunnatullah bisa dikatakan sebagai kebiasaan yang terjadi berulang pada hal-hal yang serupa. Sunnatullah tidak akan berubah sepanjang massa, oleh karena itu, kita sangat berkepentingan untuk mempelajarinya sehingga mendapatkan kemenangan dan kebaikan dalam setiap kesempatan. Allah swt. Berfirman:

قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunatullah-sunatullah. Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi, dan perhatikanlah bagaimana akibat buruk (kekalahan) orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” [Ali Imran; 137]

فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ الْأَوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَبْدِيلًا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَحْوِيلًا

“Mereka hanya menanti-nantikan (datangnya) sunnatullah (yang telah datang) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunatullah, dan sekali-kali tidak (pula) akan terhindari suntullah itu.” [Fathir; 43].

Kapan Datangnya Sunatullah?

Tentang waktu datangnya sunatullah, hanya Allah swt. yang mengetahuinya. Biasanya orang yang akan lebih jelas melihat sunatullah itu ketika membaca sejarah. Sedangkan orang yang mengalaminya akan sulit merasakannya, karena sedang diuji apakah dia mengimaninya atau tidak. Orang-orang yang memusuhi Allah swt. juga kadang terpancing untuk sombong dan menantang Allah swt. untuk mendatangkan kekalahan atau siksaan kepada mereka, dan kemenangan kepada orang-orang yang beriman. Allah swt. berfirman:

وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَوْعِدًا

“Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat lalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.” [Al-Kahfu: 59].

Pertama, Kemenangan Hanya untuk Orang-orang yang Bertakwa

Allah swt. berfirman

تِلْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهَا إِلَيْكَ مَا كُنْتَ تَعْلَمُهَا أَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هَذَا فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ

“Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik (kemenangan) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” [Hud: 49]

قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

“Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”. [Al-A’raf; 128].

Kedua, Perubahan (Kemenangan dan Kekalahan) Berawal dari Perubahan Diri

Kemenangan datang kepada orang-orang yang mempunyai faktor-faktor dalam diri mereka yang melayakkan mereka mendapatkan kemenangan. Oleh karena itu, kekalahan juga akan dialami jika faktor-faktor tersebut hilang atau berubah. Allah swt. berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-Ra’du: 11].

Ketiga, Adanya Kesulitan dan Kekalahan Sementara Sebagai Ujian

Keimanan akan selalu diuji. Kadang ujiannya berupa kesulitan dan kekalahan sementara dalam menghadapi kebathilan. Ada yang terluka, dipenjara, dibunuh, dan sebagainya. Itu bukanlah siksaan atau balasan buruk, jika orang-orang yang beriman tetap istiqamah memegang kebenaran. Allah swt. berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” [Al-Ankabut: 2].

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” [Al-Baqarah; 214].

Orang-orang yang ingin selalu lari dari ujian, dengan cara mengikuti kehendak orang-orang yang memusuhi Allah swt., bagaimana mungkin mereka akan lulus ujian?

Keempat, Kekalahan Musuh-musuh Allah swt. Ada Jadwalnya

Banyak orang tidak sabar dalam menghadapi musuh-musuh Allah swt. Kadang keyakinan akan datangnya kemenangan mulai luntur. Hal itu karena hanya Allah swt. yang mengetahui kapan datangnya sunnatullah. Mereka tertipu dengan kekuatan orang-orang yang memusuhi Allah swt. Padahal kadang umur manusia tidak cukup untuk melihat sunatullah sepenuhnya. Sunatullah akan terlihat jelas ketika kita membaca sejarah. Allah swt. berfirman:

وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

“Dan mereka meminta kepadamu agar siksaan itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” [Al-Haj: 47].

Kelima, Allah swt. Memberi Tenggang Waktu kepada Musuh-musuh-Nya

Ketika kemenangan orang-orang yang beriman tak kunjung datang; musuh-musuh Allah swt. semakin kuat; dukungan kepada mereka semakin banyak. Maka ketahuilah, saat itu Allah swt. sedang memberi tenggang waktu kepada mereka. Kekalahan mereka tetaplah menjadi sesuatu yang pasti. Allah swt. berfirman:

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.” [Ali Imran: 178].

Keenam, Harus Terjadi Benturan Keras antara Kekuatan Kebenaran dan Kekuatan Kebathilan

Perang adalah sebuah kemestian yang terjadi demi kebaikan. Perang tidak selamanya buruk. Allah swt. membenturkan dua buah kekuatan (kebenaran dan kebathilan) untuk kebaikan manusia sendiri. Allah swt. berfirman:

وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ

“Seandainya Allah tidak membenturkan antara sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” [Al-Baqarah: 251].

Kehancuran yang terjadi akibat peperangan adalah harga yang harus dibayarkan untuk menghindari kehancuran yang lebih besar lagi. Yaitu kehancuran agama, akhlak, pendidikan, budaya, norma, nyawa, dan sebagainya. Wallahu A’lam. (msa/dakwatuna)

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Erdogan Siap Songsong Kemenangan Bersejarah

Figure
Organization