dakwatuna.com – Kairo. Ir. Hatim Azam, wakil ketua partai Al-Wasath, Rabu (4/9/2013) lalu, mengirimkan pesan kepada menlu Saudi Su’ud Faishal, “Cukuplah kalian mencampuri urusan kami. Kalian tidak pernah membantu Mesir setelah Revolusi (Januari 2013). Tapi kalian mendukung dan membantu dana untuk para pengkudeta agar mereka benar-benar berhasil mengkudeta presiden, mimpi demokrasi, dan revolusi kami.”
Sehari sebelumnya, Su’ud Faishal menyampaikan di stasiun Fox News, “Kami telah banyak membantu Mesir. Oleh karena itu, sebaiknya mereka berhenti mengganggu kami.” Hatim menganggap bahwa pernyataan Faishal itu sebagai sebuah penghinaan yang tidak bisa diterima begitu saja oleh rakyat Mesir. Menurutnya, mereka (Saudi) harus meminta maaf secara resmi atas sikap-sikap dan pernyataan mereka selama ini.
Menurut Hatim, di dalam negeri, militer pengkudetalah yang harus bertanggung jawab atas hilangnya kemuliaan Mesir ini. Sehingga ada pihak di luar yang berani menghina Mesir. Walaupun demikian, rakyat Mesir akan tetap meneruskan revolusinya, mengembalikan kemuliaan dan kemerdekaannya. Harta-harta bantuan itu akan hilang diterjang angin.
Hatim membela diri, “Kami tidak pernah membicarakan atau berusaha mengirim revolusi kami ke negara kalian. Kalianlah yang mendukung para pengkudeta. Kalian takut revolusi kami berhasil, dan menjadi contoh bagi siapa saja. Cukuplah kalian ikut campur urusan ini, itu saja permintaan kami.” (msa/dkw/fj-p)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: