Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / Demonstrasi 30/8, Badai Revolusi yang Mengguncang Kudeta

Demonstrasi 30/8, Badai Revolusi yang Mengguncang Kudeta

Demonstrasi "Mengembalikan Revolusi" di 23 propinsi (inet)
Demonstrasi “Mengembalikan Revolusi” di 23 propinsi (inet)

dakwatuna.com – Kairo. Hari Jumat ini, 30 Agustus 2013, terjadi demonstrasi besar-besaran menentang kudeta di lebih dari 23 propinsi Mesir. Sampai sekarang telah gugur dua orang akibat tembakan dari kepolisian kudeta.

Tembakan polisi kepada para demonstran terjadi di Port Said, Daqhaliyah, dan Syarqiyah. Sedangkan di Nasr City dan Mesir Baru, pesawat helikopter militer bermanuver di udara.

Di Kairo, 4 pawai bertemu dan berkumpul di depan rumah sakit Zawiyah. Selain itu, ada 5 pawai yang bertemu dan berkumpul dekat rumah Syahid Muhammad Abu Bakar Utsman.

Di Giza, 2 pawai bertemu di Jalan Raya Piramid, dan satu pawai berasal dari Kunaisah. Ketiganya bertemu dan berpawai bersama di jalan Faishal, fly over Giza, jalan Sudan, Universitas Kairo, dan Sarayat.

Mereka membawa simbol Rab’ah. Mereka mendapat sambutan hangat dari penduduk kanan-kiri jalan dan pengguna jalan raya. Demonstran yang jumlahnya lebih dari 100 ribu orang itu meneriakkan yel-yel Revolusi 25 Januari, yaitu “Rakyat Ingin Turunkan Rejim”, “Jatuh, Jatuhlah Kekuasaan Mubarak”, “Damai-damai” dan sebagainya. Mereka ingin menyampaikan bahwa Revolusi 25 Januari sudah dicuri oleh kudeta militer, sekarang mereka menuntut dikembalikan.

Di Alexandria, gerakan 6 April turut bergabung dengan Koalisi Anti Kudeta. Mereka berpawai di Cornich Alexandria melewati Sidi Jabir menuju Jembatan Steanly. Mereka membawa gambar-gambar para syuhada dan tulisan “Tidak untuk Mandat.. Revolusi Kembali Lagi”

Di Ismailiyah, sekitar 60 ribu orang berdemonstrasi dengan tema “Rakyat Merebut Revolusi Kembali”. Pawai-pawai bertolak dari beberapa masjid, berkeliling di jalan-jalan kota, dan bertemu semunya di depan gedung pusat Telkom.

Mereka membawa simbol Rab’ah, foto para syuhada dan foto Presiden Mursi. Ada juga alat penyemprot air untuk mengurangi rasa panas para demonstran.

Mereka meneriakkan yel-yel “Rakyat Patahkan Kudeta”, “Jatuhlah Kekuasaan Militer”, “Teguhlah Presiden Seperti Baja, di Belakangmu Sejuta Syahid”, “Rakyat Tak Bisa Diancam”, “Wahai Syahid Tidur dan Istirahatlah, Kami Lanjutkan Perjuanganmu”, “Dari Alminya ke Ittihadiyah, Mursi Presiden Mesir”.

Di Port Said, demonstran mengusung tema “Jumat Pengembalian Revolusi” preman menyerang demonstran dengan senjata api. Seorang demonstran bernama Hani Manshur (36 tahun) gugur syahid, dan puluhan lainnya terluka.

Di tempat lain, militer menembakkan senjatanya demonstran yang terdiri dari supporter klub sepakbola Zamalik dan gerakan Ahrar. Tembakan itu untuk menahan mereka hingga tidak bisa mencapai Bundaran Libanon. Dua orang terluka tembakan dalam peristiwa itu.

Di Daqhaliyah, preman dan militer menembakkan peluru tajam ke arah para demonstran hingga banyak yang terluka. Demikian juga di kota Zaqaziq, yang mengakibatkan seorang demonstran gugur syahid, dan puluhan lainnya terluka. (msa/dkw/klmty)

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Demonstran Bukan Hanya Ikhwan

Figure
Organization