dakwatuna.com – Jakarta. Anggota Komisi IV, Habib Nabiel Almusawa meminta eksportir komoditas pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan agar kreatif mengelola momentum melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang saat ini hampir mencapai Rp 11 ribu. Sekarang ini saat yang tepat untuk meningkatkan volume ekspor.
“Kreativitas itu misalnya dengan memberi diskon kepada para pembeli di luar negeri yang bersedia meningkatkan volume pembelian. Dengan demikian penjualan bertambah dan keuntungan pun otomatis bertambah”, katanya memberi contoh.
Ia berharap, tambahan volume ekspor komoditas tersebut berasal dari para petani, nelayan dan pembudidaya ikan di dalam negeri. “Harapannya, keuntungan yang diraih para eksportir tersebut bisa dinikmati juga oleh mereka. Petani, nelayan dan pembudidaya ikan mesti dibantu agar mereka bisa hidup layak”, ucapnya.
Dalam kondisi nilai rupiah seperti saat ini, menurutnya, sektor usaha dan industri berorientasi ekspor yang bergerak di bidang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan sangat diuntungkan. Semua ongkos produksi, mulai dari bahan baku, tenaga kerja hingga proses selanjutnya menggunakan mata uang rupiah. “Sementara ia menerima pendapatan dalam bentuk dolar. Jelas keuntungannya lebih banyak”, ujarnya.
Selain eksportir produk pertanian, produsen hasil bumi dan produk-produk dalam negeri lainnya mestinya mampu juga memanfaatkan momen ini. Produk-produk impor yang dijual di dalam negeri tentu harganya bertambah mahal. “Asal bisa menjaga kualitas, produk dalam negeri akan mendapat tempat di hati masyarakat luas dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Saatnya membuktikan bahwa produk dalam negeri tidak kalah kualitasnya dibanding produk impor”, pungkas nya. (sbb/dkw)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: