dakwatuna.com – Jakarta. Kudeta Militer terhadap demokrasi Mesir ternyata berbuntut panjang. Militer Mesir, setelah menurunkan Presiden Muhanmad Mursi, kini secara membabi buta membunuh rakyat sipil. Sudah ratusan korban jiwa berjatuhan dan ribuan lainya luka-luka. Hal ini tentu sudah menciderai dan merusak proses demokrasi.
Karena itu, puluhan massa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mendatangi Dubes AS di Jakarta. Puluhan aktivis KAMMI menyesalkan pemerintahan AS Barack Obama yang membiarkan kudeta militer di Mesir. Bahkan AS yang mengagungkan demokrasi dan menjunjung tinggi HAM, hanya diam saat militer Mesir membantai warga sipilnya.
“Di mana Amerika saat militer Mesir mengangkangi demokrasi di sana? Di mana Amerika saat militer Mesir membantai warga sipilnya?” kata Ketua Umum PP KAMMI Andriyana dalam orasinya, Senin (29/7/2013) di depan Dubes AS, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Menurut Andriyana, Amerika harusnya pro aktif mendukung proses demokrasi di Mesir. Amerika juga seharusnya bisa mencegah kebrutalan militer Mesir yang membantai warga sipilnya.
“Kami menuntut Amerika untuk mendukung demokrasi di Mesir. Kami menuntut agar Amerika menolak kudeta militer yang terjadi di Mesir. Amerika yang menjunjung tinggi HAM juga harus aktif menghentikan pembantaian militer Mesir terhadap warganya,” tandas Andriyana.
Setelah menyurakan aspirasinya, massa aksi kemudian bergerak menuju Istana Negara. Di Istana Negera, KAMMI juga menuntut Pemerintah Indonesia untuk pro aktif mendukung demokrasi Mesir.
“Mesir adalah negera pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Sangat memalukan jika Indonesia tidak pro aktif mendukung demokrasi di Mesir,” kata Andriyana saat berorasi di depan Istana Negara, Jakarta.
Kerena itu, lanjut Andriyana, sudah seharusnya pemerintah Indonesia pro aktif mendukung demokrasi di Mesir. Bahkan, lanjut Andriyana, Mursi sendiri pernah mengunjungi dan memberikan bantuan kepada Indonesia saat bencana Tsunami menimpa Aceh 2004 lalu.
“Terlalu banyak dukungan Mesir untuk Indonesia. Maka kami menuntut pemerintah untuk pro aktif menyikapi apa yang terjadi di Mesir,” tegas Andriyana. (sbb/dkw)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: