Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Metode Unik Dan Kreatif Dalam Mengajar

Metode Unik Dan Kreatif Dalam Mengajar

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

scJudul: Seni Mengajar Ala Pelatih Top Sepak Bola Dunia

Penulis: Yus R. Hernandez

Penerbit: Diva Press

Cetakan: Pertama, Mei 2013

Tebal: 182 halaman

ISBN: 978-602-7933-60-6

dakwatuna.com – Pemerintah dalam hal pendidikan memberikan anggaran begitu sangat besar yaitu sebesar 331,8 Triliun. Bantuan tersebut dapar berupa gaji guru baik tunjangan maupun maupun gaji sertifikasi. Anggaran tersebut juga untuk memperbaiki infrastruktur bangunan yang sudah lapuk dimakan usia atau Dana BOS (bantuan operasional sekolah).

Bagi tenaga pendidik atau guru yang profesional gaji yang besar itu merupakan amanah yang berat harus dipegang erat-erat jangan sampai tujuan asal pendidikan yang asalnya “mendidik untuk mencerdaskan bangsa” berubah menjadi “mendidik demi upah”.

Tantangan yang besar yang dihadapi seorang guru adalah bagaimana menjadikan peserta didik atau murid menjadi sosok yang cerdas dan mempunyai kepribadian yang baik. Akan tetapi, kenyataannya dilapangan bahwa masih banyak guru yang menerapkan metode cara lama yaitu metode ceramah atau hanya komunikasi satu arah atau kalau ada muridnya melanggar aturan maka, gurunya menghukumnya dengan menjewer telinganya atau menyuruh berdiri di muka kelas. Tentu saja hal itu nantinya akan berdampak negatif terhadap psikologi peserta didik. Misalnya anak tersebut akan berwatak keras karena perlakuan guru tersebut yang kasar dan juga membuatnya bosan terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru yang bersangkutan.

Melihat dari problematika pendidikan kita sekarang itu perlu suatu metode baru yang fresh dan kreatif untuk menumbuhkan minat peserta didik untuk bersungguh-sungguh dalam belajar. Hal inilah yang membuat alumnus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menulis suatu buku yang unik dan kreatif dalam mengajar yang terinpirasi terhadap pelatih top sepak bola dunia seperti Cesare Maldini, Frank Rijkard, Roberto Mancini, Josep Guadiola, atau Jose Mourinho. Dari pelatih-pelatih top dunia itulah banyak pemain legendaris bermunculan seperti Pele, Diego Maradona, Michael Platini, Alfredo de Stefano, Zinedine Zidane, dan kini Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Di balik kesuksesan para pemain tersebut, baik sebagai individu maupun tim, pastilah ada sosok pelatih yang berkontribusi besar. Dalam pendidikan pelatih ibarat guru yang tidak hanya bertanggung jawab dalam menyampaikan materi pelajaran atau strategi permainan, tetapi juga harus sanggup mengayomi, memberikan contoh yang baik di dalam maupun di luar lapangan (kelas atau sekolah), dan mengapresiasi setiap pemain (peserta didik). Jika seorang guru telah memiliki komitmen dan keseriusan layaknya pelatih-pelatih sepak bola, tidak mungkin ia bekerja secara serampangan alias tidak bertanggung jawab. Maka, untuk itulah guru dituntut untuk memiliki keseriusan, kecerdasan, dan teknik mengajar yang tepat dan benar (hal. 14-15).

Ada beberapa point penting yang harus dimiliki seorang guru dalam mengajar sebagaimana pelatih sepak bola sir Alex Ferguson yang dipuja layaknya dewa di Old Trafford. Hal itu karena dia bisa mendidik pemainnya yang asalnya bisa menjadi luar biasa seperti David Bekham, Paul Scholes, Ryan Giggs, Gary Nevil dan pemain muda lainnya seperti Rafael. Adapun point tersebut diantara adalah kecerdasaan intelektual, kecerdasan moral, kecerdasaan sosial, kecerdasan emosional, dan kecerdasan motorik (hal. 17-25).

Pelatih-pelatih top dunia mendidik pemainnya tidak lepas dari kedisiplinan disetiap keadaan. Mereka menganggap bahwa kedisiplinan berada diatas segala-galanya. Karena kedisiplinan adalah jalan menuju kesuksesan. Ada salah satu metode kedisiplinan yang unik yang diterapkan oleh Daniel Passarella yang pada waktu itu menjadi pelatih pemain timnas Argentina pada piala dunia 1998 di Prancis, yaitu menuntut seluruh pemain Argentina berpenampilan rapi (selain menuntut latihan yang disiplin, tentunya), rambut panjang, dan memakai anting-anting juga tidak diperbolehkan. Begitu juga dalam hal mengajar, kedisiplinan wajib diterapkan dalam mendidik anak muridnya sehingga mereka bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran. Akan tetapi menegakkan kedisiplinan tidak identik dengan kekerasan. Bahkan dalam dunia sepek bola, kedisiplinan diterapkan dan disosialisasikan dengan cara fleksibel, namun bermakna (hal 52). Hukuman bagi melanggar disiplin itu pun harus mendidik dan membuat anak didik merasa tidak terbebani dari hukuman itu.

Di dalam buku ini juga kita akan temukan seni merangsang imajinasi peserta didik dan seni memulai dan mengakhiri pelajaran. Selain itu ditambah lagi beberapa bentuk permainan yang bisa dijadikan bahan untuk mengajar agar anak didiknya tidak bosan.

Di bagian akhir bab, penulis mencoba mengevaluasi kembali kesalahan-kesalahan yang biasanya dialami oleh pendidik yang kadang-kadang dianggap sepele dan juga ada bebarapa sikap harus dimiliki oleh seorang guru. Tentunya, hal tersebut penting dibaca bagi seorang pendidik.

Selamat membaca….

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Pengajar di SD IT Tarbiatul Aulad, tinggal di Barabai, Kalimantan.

Lihat Juga

Kanselir Jerman Buka Suara Terkait Polemik Ozil

Figure
Organization