Topic
Home / Pemuda / Essay / Inilah Perasaanku

Inilah Perasaanku

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

bersyukur-1dakwatuna.com – Alhamdulillahirobbil’alamin begitu banyak limpahan karunia yang Alloh curahkan untuk hamba – hamba-Nya, tiada kata lelah jika semua lillah (karena Alloh) dalam menjalani kehidupan ini. Setiap hari yang dilalui merupakan tanda kasihNya. selalu ada ibroh (hikmah-red) dibalik segala sesuatu, baik itu berupa ujian maupun peringatan.

Menjadi seorang wanita bagiku adalah fitrah yang tidak bisa diganggu gugat kepada Sang Pemilik jiwa ini, karena sejatinya semua itu mengikuti jalur yang telah ditetapkan-Nya, manusia telah dibekali navigator ter-valid yang pernah ada dimuka bumi, itulah Al-Qur’an dan As-Sunnah. menjalani kehidupan sebagai seorang wanita bukanlah perkara yang mudah, namun fitrah ini begitu indah dilalui jika sejalur dengan perintah-Nya.

Entah mengapa hal yang dirasa telah dilakukan, masih saja seringkali terganggu. hijab yang dipakai untuk menjagaku dari yang bukan halal bagiku masih saja dianggap sebagai secarik kain tanpa makna. ‘pandangan merupakan anak panah iblis’ peringatan berupa pernyataan yang sederhana namun terbukti kebenarannya. pandangan yang tertuju pada diri ini membuat ketidaknyamanan yang sangat, sehingga timbullah ingatan mengenai sindiran Alloh yang tersirat dalam hati”huwa min indi anfusikum (itu kesalahan dari dirimu sendiri)” apakah ini merupakan kesalahan dari diriku? apakah diri ini belum cukup/ jauh dari kata ‘cukup’ untuk menjaga diri dari pandangan yang bukan mahramku? dan perasaan bersalah selalu muncul jika teringat laki – laki yang halal bagiku kelak akan marah dan jengkel tentunya ketika pasangannya dipandangi dengan pandangan seperti itu. apakah mereka tidak ingat dengan kalimat yang tertuang pada surat cinta yang Dia turunkan? “Katakanlah kepada orang – orang laki – laki yang beriman:Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, apa yang mereka perbuat.”. tidak sadarkah mereka? bahwa mereka telah merampas hak – hak orang lain, hak yang bukan miliknya? hak yang seharusnya hanya diberikan kepada seseorang yang memang halal bagi mahromnya?. diri ini pun berusaha untuk selalu menjaga pandangan dari bukan haknya, meski untuk berdialog ataupun dalam majelis ilmu, pandangan ini tertuju pada pembicara yang bukan mahrom, tapi InsyaAlloh itu dilakukan untuk kepentingan mencari ilmu.

Tidakkah mereka mengerti bahwa memandangi seorang yang bukan mahromnya tanpa ada alasan yang syar’i merupakan salah satu dosa? dan dosa tanpa adanya taubat semasa hidup didunia akan menjadi tabungan api neraka di akhirat nanti. diri ini hanya makhluk yang dhoif, yang ingin dihargai sejalur dengan fitrahnya, bukan dinilai sebagai wanita yang dapat disamakan dengan wanita lain yang menganggap wajar pandangan laki – laki bukan mahrom atas dirinya. simpanlah pandangan itu bagi mahrommu kelak sehingga pandangan itu bukan lagi sebagai anak panah iblis namun pandangan kasih berbuah pahala, menjadi titian yang dapat menghantarkan pada syurga yang kekal. bukankah lebih terasa indah ketika pandangan itu dijaga sampai waktunya tiba? sampai seseorang yang tertulis di lauhl mahfudz itulah yang akan kita pandangi setiap harinya dengan penuh rasa kasih?. hargailah kami sebagai wanita yang berusaha untuk selalu istiqomah di jalanNya, hanya itu yang kami perlukan. semoga pemahaman terlahir dari-Nya melalui tulisan ini. jazakumulloh khoiron katsir.

Wallohu Alam Bisshowab.

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Alumni UPI Purwakarta jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Pengurus KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Purwakarta.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization