Topic
Home / Berita / Nasional / KPI Penting Untuk Lindungi Masyarakat Dari Bahaya Negatif Siaran

KPI Penting Untuk Lindungi Masyarakat Dari Bahaya Negatif Siaran

kpidakwatuna.com – Jakarta.  Komisi Penyiaran Indonesia Pusat periode 2010 – 2013 akan berakhir, akan dipilih kembali 9 orang Komisioner pada 3 Juli mendatang melalui sidang Komisi I yang didahului fit & proper test 2 – 3 Juli terhadap 27 calon anggota KPI Pusat periode 2013 – 2016. Seleksi 27 calon itu hasil dari tahap verifikasi dan administrasi 131 calon yang mendaftar.

Komisi I DPR meminta masukan dari masyarakat terhadap 27 nama calon KPI, salah satu kegiatan yang dianjurkan adalah Uji Publik yang dilakukan Masyarakat TV Sehat Indonesia dengan “Membongkar Visi Misi Calon Anggota KPI Pusat, Berwibawa Untuk Membangun Bangsa”, kata Bayu Prioko sekjen MTSI membuka acara Uji Publik ini.

Uji Publik calon anggota KPI Pusat ini dihadiri masyarakat, Mahasiswa, aktivis media, pers, pemerhati anak, tokoh dan Masyarakat TV Sehat Indonesia sebagai panitia.

Menurut Koordinator Masyarakat TV Sehat Indonesia, Ardy Purnawan Sani, kerja KPI harus lebih efektif. “KPI harus mempunyai wibawa,” kata dia dalam Uji Publik 27 Calon Anggota KPI di Wisma Kodel, Jakarta Selatan, Sabtu (29/6/2013).

Tayangan negatif selalu muncul dan seakan tak pernah kapok meski sudah diberi peringatan karena melanggar dan didatangi masyarakat yang protes. Karena itu, “KPI harus tegas memberikan sanksi, gunakan kewenangan dengan maksimal” kata Ardy.

KPI adalah wakil masyarakat di pemerintahan yg bertugas mengawasi media penyiaran agar sesuai dgn UU No.32 tentang Penyiaran dan sesuai dengan P3SPS.

Sanksi berupa teguran atau penundaan siaran dinilai belum terlalu efektif dalam menimbulkan efek jera. Pembina Masyarakat TV Sehat, Fahira Idris menilai sanksi berat berupa uang denda akan lebih efektif. “Seperti salah satu stasiun TV di Amerika melanggar aturan penyiaran dan mereka di denda 14 miliar, itu terasa lebih berat saya rasa,” kata dia.

Hadir beberapa calon Komisioner KPI Peride 2013 – 2016 di antaranya Rusdin Tompo, Fajar Arifianto, Azima Subagijo, Bekti Nugroho dan Rommy Fibri

Salah satu calon komisioner KPI yang juga komisioner periode 2010 – 2013 Azima Subagijo sangat fokus dikonten pornografi, anak dan kekerasan. “Sudah 3 tahun ini konten pornografi berkurang, namun efeknya sangat luar biasa luas. Konten penyiaran pornografi memang sedikit, namun merujuk orang untuk melihat website yang lebih vulgar, KPI sudah tegas dan melaksanakan wewenang maksimalnya, namun perlu ada perubahan lain UU agar meningkatkan efek jera konstruktif media”, kata Azima

Azima juga menambahkan, literasi media menjadi kampanye bersama KPI pusat dan daerah untuk menciptakan media penyiaran dan masyarakat yang sehat dalam menonton televisi. Komisioner yang aktif di Gerakan Masyarakat Tolak Pornografi berharap peran serta masyarakat memperbaiki citra Indonesia dengan kritis media, “ingin melihat baik atau buruknya suatu peradaban negara, lihatlah media penyiarannya” kata azima menambahkan

Kandidat KPI pusat lain yang menyampaikan visi misinya adalah Rommi Fibri, ia dengan tegas mengatakan ” Jangan ada lagi Pornografi, Pornoaksi & Kekerasan menjadi headline media”

Masyarakat TV Sehat Indonesia (MTSI) yang mewakili masyarakat meminta KPI harus menjaga kepentingan publik. Karena tayangan TV Indonesia dianggap telah cukup mengkhawatirkan. Padahal, hal tersebut ditonton dan akan menimbulkan efek pada banyak orang segala usia secara langsung maupun tak langsung.

“Keterbatasan dana dan wewenang, tidak membuat KPI surut untuk mengawal media yang bermoral, sehat dan mencerdaskan bangsa. Mari kita berkomitmen menyelamatkan masyarakat dari konten negatif media penyiaran” kata Ardi.

Acara ditutup dengan Deklarasi Komitmen Bersama Calon Anggota KPI Pusat, untuk amanah dan bertanggung jawab mengawal media penyiaran sesuai dengan UU Penyiaran No.32 (sbb/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Ustadz Yusuf Supendi Meninggal Dunia

Figure
Organization