Topic
Home / Berita / Daerah / Pemerintah Minta Penganut Syiah Tinggalkan Sampang

Pemerintah Minta Penganut Syiah Tinggalkan Sampang

pengungsi syiah sampangdakwatuna.com – Sampang.  Kementerian Dalam Negeri merekomendasikan agar ratusan pengungsi Syiah di Sampang pindah ke lokasi baru yang disiapkan oleh Pemda Jawa Timur. Menurut Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Pemda Jatim sudah menyiapkan 70 rumah di lokasi baru untuk pengungsi Syiah.

“Kemarin Kesbangpol sudah ke sana. Kita minta ini diselesaikan di daerah. Tapi persoalannya siapa yang menjamin keamanan di situ (desa asal). tiap 24 jam kalau ditarik ke situ. Kalau masyarakat setuju relokasi, kita taruh di perumahan itu,” ujar Gamawan di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis, (20/6).

Gamawan khawatir konflik berkepanjangan akan terus terjadi jika warga Syiah kembali ke kediaman mereka sebelumnya. Ia menyatakan pihak kepolisian tidak mungkin 24 jam mengamankan di desa asal warga Syiah.

“Sampai sekarang mereka masih sama-sama bertahan. Masyarakat di situ sebagian menolak juga. Kalau kita maunya kembali ke desa asal. Tapi kalau terjadi lagi, nanti pemerintah yang disalahkan lagi,” tandas Gamawan.

Atas himbauan tersebut, Warga Sampang penganut aliran Syiah korban tragedi kemanusiaan yang selama ini mengungsi di lokasi gedung olahraga (GOR) Wijaya Kusuma Sampang, Madura, mulai dipindah ke Sidoarjo, Jatim, Kamis.

Menurut Kabag Humas Pemkab Sampang Heri Setiono sebanyak enam unit mobil dipersiapkan mengangkut para pengungsi itu, termasuk satu unit bus milik Pemkab Sampang.

“Mereka akan dipindah ke Puspa Agro di Sidoarjo dan para pengungsi itu akan tinggal di sana,” tuturnya.

Heri menjelaskan, pemindahan para pengungsi penganut aliran Syiah ke Puspa Agro Sidoarjo, itu berdasarkan kesepakatan bersama antara Pemkab Sampang dengan Pemprov Jatim dan pimpinan DPRD.

Selain itu, pemindahan itu juga dimaksudkan agar situasi keamanan di Kabupaten Sampang bisa kembali normal.

Para pengungsi Syiah itu kini mulai mengemasi barang-barangnya dan mereka mendapatkan pengawalan ketat dari petugas kepolisian dari jajaran Polres Sampang dan Polda Jatim.

Heri menjelaskan, pemindahan pengungsi Syiah dari Sampang ke Sidoarjo ini karena pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengungsi dan tidak ada pengusiran dari siapa pun.

Pengungsi Syiah yang tinggal di gedung olahraga (GOR) Wijaya Kusuma ini merupakan korban konflik yang terjadi pada 2012.

Konflik antara Syiah dan Sunni di Sampang, Madura ini berawal dari hubungan keluarga antara pimpinan Syiah Tajul Muluk dengan saudaranya Rois Al Hukama.

Ketika itu, keduanya masih sama-sama menganut aliran Syiah, namun  Rois akhirnya memilih keluar dari aliran itu. Sejak saat itu, maka tersiar kabar di kalangan masyarakat Sampang penganut aliran Sunni bahwa Tajul Muluk mengajarkan aliran Islam sesat, hingga akhirnya terjadi penyerangan kepada kelompok pengikut aliran Syiah pimpinan Tajul Muluk.

Pada Agustus 2012, perkampungan pengikut aliran Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Bluuran, Kecamatan Karangpenang diserang kelompok bersenjata dan menyebabkan satu orang tewas, serta enam orang lainnya luka-luka.

Sebanyak 47 unit rumah milik penganut aliran ini juga dibakar, termasuk madrasah dan mushalla penganut aliran Syiah.

Penyerangan yang terjadi pada Agustus 2012 itu merupakan kali kedua. Sebelumnya pada Desember 2011, pengikut Tajul Muluk ini juga pernah diserang, dan sekitar 300 kepala keluarga terpaksa mengungsi.

Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan pemerintah, termasuk berupaya mendamaikan kedua belah pihak, namun hingga saat ini belum membuahkan hasil, hingga akhirnya pemerintah memutuskan agar penganut aliran Syiah di Sampang itu dipindah, sesuai dengan keinginan mayoritas ulama di Pulau Garam itu.  (flo/jpnn)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Tujuh Kompleks Pengungsi Sulteng Diresmikan ACT

Figure
Organization