Topic
Home / Dasar-Dasar Islam / Sirah Nabawiyah / Cahaya itu Berasal Dari Makam nya….. (bagian-1)

Cahaya itu Berasal Dari Makam nya….. (bagian-1)

cahaya1dakwatuna.com – Sepeninggalnya kami selalu membicarakannya, dan masih terlihat di atas kuburnya cahaya yang menerangi, begitu kira-kira ungkapan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Menarik dan membuat iri (ghibthah), siapakah gerangan orang yang disebutkan oleh ibunda Aisyah tadi.

Kita akan mengulas kisah seorang pria agung ini dalam sejarah Islam, menjadi penawar kerisauan kaum muslimin akan masa depan Islam yang senantiasa mendapat tekanan dan diskriminasi oleh kafir Quraisy, lentera yang menyinari kaum muslimin yang hampir-hampir saja putus asa akibat serangan yang terus-menerus dilancarkan oleh kaum musyrikin. Pada waktu itu datanglah perintah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berhijrah ke negeri Habasyah sebuah negeri yang asing bagi mereka, terletak di seberang benua Asia yaitu benua Afrika. Dialah Raja Agung An-Najasyi yang menjadikan keadilan dan kesejahteraan sebagai simbol pemerintahannya. Sehingga kaum  muslimin yang berhijrah ke Habasyah mendapatkan suaka politik yang luar biasa, berbanding seratus delapan puluh derajat daripada di Makah.

Sebelum kita lanjutkan kisah yang hampir terlupakan dalam kabut sejarah ini, ada baiknya kita menelisik lebih dalam siapa pria ini, bagaimana keluarganya, apa saja peristiwa yang kemudian membentuk ketangguhan dan ketegarannya dalam prinsip yang diyakininya?.

Dia bernama Ashamah Ibn Abjar, ayahnya adalah seorang raja di negeri Habasyah, sementara dia tidak memiliki anak selain Ashamah ibn Abjar. Tak lama kemudian angin kebusukan bertiup dari elit negara yang ingin menyingkirkan sang raja. Pada akhirnya mereka membunuhnya, dan kerajaan jatuh ke tangan saudara laki-laki nya. Kemudian Ashamah diasuh oleh pamannya, mulai terlihat darinya sifat-sifat kecerdasan, ketegaran, kepiawaian dalam berdialog, dan kepribadian yang tangguh, sehingga semua hal itu menyita perhatian pamannya.

Kemudian hawa tak sedap mulai dihembuskan oleh syaitan kepada para elit kerajaan, mereka berkata; “demi Allah, kita khawatir kalau seandainya anak muda ini, akan mewarisi tahta kerajaan, niscaya dia pasti akan menuntut balas atas kematian ayahnya. Lalu ia akan membunuh kita semua”.

Kemudian mereka datang kepada sang raja mengadukan keresahan dan kegundahan, mereka belum tenang kalau belum membunuh atau mengusirnya dari wilayah kerajaan. Sang raja berkata kepada mereka “kalian adalah seburuk-buruk kaum, dan sekarang kalian minta aku membunuhnya, demi Allah tidak akan terjadi hal demikian”

kemudian mereka kembali membujuk sang raja demi menghilangkan rasa was-was dan kekhawatiran mereka, “kalau begitu kita usir saja dia jauh dari negeri kita”, kemudian sang raja terpaksa mengikuti kemauan mereka.

Demikian sunnatullah berlaku kepada orang zhalim, hidupnya selalu saja dipenuhi dengan derita dan kekhawatiran, setelah satu hari atau beberapa hari kepergian Ashamah dari negerinya, langit seolah-olah marah dan mengamuk kepada mereka dan bumi pun seakan-akan berguncang hebat, dikarenakan kematian sang raja yang tidak lain adalah paman Ashamah Ibn Abjar. Para elit kerajaan berusaha mencari pengganti dari anak-anaknya yang berjumlah 12 orang namun tak seorang pun dari mereka yang pantas, layak dan siap menggantikan tahta kerajaan. Sehingga kesulitan dan kecemasan akan kondisi pemerintahan membuat mereka khawatir akan serangan negeri-negeri tetangga.

Kemudian salah seorang dari mereka berkata “demi Allah tidak stabil negeri ini tanpa dipimpin oleh pemuda yang dulu telah kalian usir, jika kalian benar-benar peduli dengan nasib negeri ini, maka cari dan temukan dia kembali”.

Mereka para petinggi kerajaan pun mencari pemuda tersebut, untuk diletakkan mahkota kerajaan kepadanya, dan mereka memanggilnya dengan “An-Najasy”, raja muda ini pun memimpin negerinya dengan ilmu dan hikmah sehingga kondisi kerajaan kembali stabil dan tercipta keamanan dan kesejahteraan bagi rakyat. (Bersambung ) (sbb/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Hijrah, Dari Gelap Menuju Cahaya

Figure
Organization