Topic
Home / Dasar-Dasar Islam / Aqidah / Bahaya Penyebaran Syiah di Negara-negara Sunni (Bagian Ketujuh: Penolakan Syiah Di Negara-Negara Islam)

Bahaya Penyebaran Syiah di Negara-negara Sunni (Bagian Ketujuh: Penolakan Syiah Di Negara-Negara Islam)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

bahaya_syiahdakwatuna.com – Di antara Negara Islam yang menolak kehadiran Syi’ah secara legal, adalah, Arab Saudi, Mesir, Negara-Negara Arab Teluk, Malaysia dan Brunei.

DASAR NEGARA IRAN
Pasal 12:

“Agama resmi negara Iran adalah Islam dengan madzhab ja’fariyah 12 imam. Pasal ini tidak boleh diubah selamanya.”

 

Pasal 72:

“Majlis syura Islami tidak berhak membuat undang-undang yang menyelisihi prinsip-prinsip madzhab resmi negara.”

 

Pasal 144:

“Tentara republik Islam Iran haruslah berbentuk tentara Islam, yaitu berdasarkan kepada akidah dan terdiri dari pasukan yang meyakini visi dan misi revolusi Islam.”

SUMPAH PRESIDEN IRAN PASAL 121

“Saya sebagai presiden bersumpah demi Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa, di depan Al-Qur’an dan di depan seluruh rakyat Iran, saya akan menjaga madzhab resmi Negara …”

SEBAGAI PERTIMBANGAN

Kalau sedemikian dasar Negara Iran, yang meresmikan dengan jelas dan tegas bahwa mazhab resmi Iran adalah MAZHAB JA’FARIAH 12 IMAM atau yang sering disebut sebagai SYI’AH ITSNA’ASYARIAH … mengapa kita tidak dapat melakukan hal sedemikian di Negara-negara yang mayoritas Islam Sunni atau AHLU SUNNAH WA AL-JAMA’AH”.

SEJARAH BERULANG KEMBALI:

– Perang “jamal 36 H”, peperangan ini antara Ali dan Talhah, Zubair, A’isyah, perang tercetus disebabkan oleh dua hal:

1) Menuntut pertanggungjawaban kerajaan terhadap kematian Utsman bin Affan.

2) Akibat Ali bin Abi Talib memecat pegawai-pegawai kerajaan yang merupakan keluarga Utsman bin Affan yaitu Bani Umaiyyah.

Catatan: Sebelum peperangan terjadi, diadakan sebuah perundingan antara kedua pasukan dengan kesepakatan:

– Pihak Ali mengatakan perlu ada qishas terhadap pembunuh, namun penyelidikan memerlukan waktu yang lama sampai kerajaan stabil dari segi politik.

– Pihak lawan mengatakan bahwa qishas perlu dilakukan secepatnya, jadi tidak perlu ditunda dan menunggu sampai keadaan politik, jadi peperangan ditunda dalam keadaan perundingan.

Namun peperangan terjadi dengan pantas akibat provokasi Abdullah bin Saba’ (seorang munafik Yahudi asal Yaman) yang tidak mau melihat perdamaian, sehingga ia dan pasukannya pada waktu subuh menyerang tentara Talhah, sehingga tentara Talhah menganggap bahwa Ali mengkhianati perjanjian, oleh karena itu ia dan pasukannya menyerang tentara Ali, sehingga peperangan tidak dapat dihentikan.

– Perang “Shiffin

Pertempuran ini berlaku di antara tentara Mu’awiyah bin Abi Sufyan (Gabenor Syiria) dan Ali bin Abi Talib di tebing sebuah Sungai terkenal “Sungai Furat” yang terletak di Syiria (Syam). Sebab peperangan karena Muawiyah menganggap Ali tidak bersungguh-sungguh ingin menghukum pembunuh Utsman lalu memberontak ke atas Ali.

Catatan: Dalam peperangan terjadi perundingan antara kedua tentara, pihak Ali diwakili oleh Abu Musa al-As’ari dan Amr bin ‘Ash dari pihak Muawiyah. Korban peperangan dari pihak Ali sebanyak 25, 000 orang, sedangkan dari pihak Muawiyah 45, 000 orang.

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (8 votes, average: 8.75 out of 5)
Loading...
Associate Professor at Department of Akidah and Religion Studies, Faculty of Leadership and Management, Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Born on June 11, 1973, Indonesia. He specializes in studies comparing the doctrine and political thought of the Sunnis and Shiites. He received his bachelor degree in Islamic Law from University of Al-Azhar, Tanta-Egypt 1997, Master (2002) & PhD (2005) in Islamic Philosophy at Faculty of Darul Ulum, University of Cairo, Egypt. In 2016, he was a visiting professor at the Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Currently has written 13 books in Malay and Arabic, and published in various countries: Lebanon: 1) مَوْقِفُ الزَّيْدِيَّةِ وَأَهْلِ السُّنَّةِ مِنَ الْعَقِيْدَةِ الإِسْمَاعِيْلِيَّةِ وَفَلْسَفَتِهَا, 2009, Darul Kutub Ilmiah, Beirut. (PhD Thesis), ISBN: 978-2-7451-6255-7 2) نَشْأَةُ الْفِرَقِ وَتَفَرُّقُهَا, 2011, Darul Kutub Ilmiah, Beirut, ISBN: 9782745172464 3) اَلْعَقِيْدَةُ الإِسْلاَمِيَّةُ وَالْقَضَايَا اَلْخِلاَفِيَّةُ عِنْدَ عُلَمَاءِ الْكَلاَمِ, 2014, Darul Kutub Ilmiah, Beirut, ISBN: 13-978-2-7451-7854-1 Cairo-Egypt: 1) مَسَائِلُ الاِعْتِقَادِ عِنْدَ الإِمَامِ الْقُرْطُبِيِّ, 2009, Muassasah 'Ilyaa, Cairo-Egypt. (Master Thesis). Malaysia: 1) اَلْفِرَقُ الشِّيْعِيَّةُ وَأُصُوْلُهَا السِّيَاسِيَّةُ وَمَوْقِفُ أَهْلِ السُّنَّةِ مِنْهَا, 2009, USIM, ISBN: 978983295093-6 2) مَدْخَلٌ إِلَى عِلْمِ الْكَلاَمِ, 2011, USIM, ISBN: 978-967-5295-79-9 3) اَلْمَذَاهِبُ الْعَقَائِدِيَّةُ الإِسْلاَمِيَّةُ, 2014, USIM, ISBN: 978-967-5295-42-3 4) Agenda Politik Syiah, 2013, PTS, Malaysia, ISBN-13: 978-967-411-030-7 5) Adakah Kawanku Syiah, 2014, PTS, Malaysia, ISBN-13: 978-967-411-269-1 6) Imam Mahdi, 2016, PTS, Malaysia, ISBN-13: 978-967-411-749-8 Indonesia: 1) Syawarifiyyah, Sinonim Arab – Indonesia, 2009, Ciputat Press, Jakarta, ISBN: 978-979-3245-66-9- 2) Konflik Pemikiran Politik Aliran-Aliran Syiah, 2017, Penerbit Dar'ami, Jakarta, ISBN: 978 - 602 - 73707 - 1 - 5 His works have been collected by various universities in the world, both in the Middle East, America, Europe and Japan, even Israel and Iran, such as: Harvard University, Yale University, Penn University, Stanford University, National Library Of Israel, National Library Of Iran, Chigago University, Kyoto University, Uc Berkeley University, Ohio University, University of Arizona, University of Arizona, Washington University, New York University, University Of Toronto, Columbia University, Library Of Congress, University Of Michigan, Princeton University, Leiden University, Astan Quds Razavi Library Iran etc.

Lihat Juga

Polisi Prancis Serbu Pusat Syiah di Prancis Utara

Figure
Organization