Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Kiat-Kiat Menjadi Istri Idaman Suami Tercinta

Kiat-Kiat Menjadi Istri Idaman Suami Tercinta

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

SuperwifeJudul: Superwife

Penulis: Yuli Widyastuti

Penerbit:  Tangga Pustaka

Cetakan: Pertama, 2013

Tebal:  xiv+248 Halaman

ISBN: 979-083-073-4

dakwatuna.com – Rumah tangga Anda bebas Konflik? Suatu hal yang tabu ketika dalam rumah tangga tak pernah mengalami pergesekan konflik. Anda tidak pernah cekcok dengan suami? Semakin tidak mungkin hal itu tanggal dalam ranah kerumah tanggaan. Karena dalam sebuah bangunan rumah tangga pasti akan terjadi konflik atau adu pendapat. Mengapa? Karena rumah tangga dibangun oleh dua orang individu dengan jenis dan karakter yang tak sama. Masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri.

Dari mulai tidak saling kenal, berlanjut perkenalan, kemudian proses pendekatan, setelah itu kedua orang individu tersebut akan menapaki suatu hal yang baru dalam hidupnya, terasa manis, penuh cinta dan rayuan. Tetapi, begitu Anda mulai memasuki jenjang-jenjang rumah tangga, barulah karakter-karakter asli pasangan akan nampak jeli. Mengapa? Karena setiap hari Anda bertemu dengan pasangan,  jadi akan tampaklah semua sifat asli dari Anda berdua dan terlepaslah topeng-topeng yang selama ini selalu ditutup-tutupi. Dibarengi dengan pelaksanaan tanggung jawab masing-masing, yang terkadang membuat situasi menjadi jenuh, menjadikan karakter asli akan semakin jelas terlihat.

Biasanya, reaksi awal dari sepasang suami istri yang dilanda konflik adalah peperangan lisan. Saling mempertahankan argumen masing-masing. Saling melemparkan kata-kata yang memanaskan telinga, bahkan tak jarang konflik melebar dan menyinggung hal-hal di luar isu konflik yang sedang dihadapi. Lantas, ketika belum ditemukan satu titik solusi, biasanya Anda berdua akan saling mendiamkan, baik itu gondok atau ngambek-ngambekan satu sama lain.

Komunikasi adalah hal yang mutlak ada dalam sebuah ikatan pernikahan. Kok bisa? Tanpa komunikasi, Anda dengan pasangan Anda tidak akan dapat berhubungan dan bertukar pikiran untuk memecahkan suatu keputusan maupun sebuah konflik agar tidak berkepanjangan. Komunikasi yang efektif, merupakan langkah awal untuk menciptakan sebuah kondisi rumah tangga yang harmonis. Jalinan komunikasi antara pasangan suami istri akan sangat membantu upaya membangun dan menciptakan rumah tangga bahagia. Mau berapapun pendapatan suami, mau apa saja kegiatan di luar rumah, asal ada komunikasi yang jelas dan bertanggung jawab, keharmonisan rumah tangga akan lancar-lancar saja. Jadi jelas, bahwa kunci kesuksesan rumah tangga Anda adalah komunikasi. (Hal 188)

Tidak sebatas menyelesaikan konfrontasi-konfrontasi yang sering terjadi dalam urusan rumah tangga. Lebih dari itu, hal yang menarik dan tertuang dalam buku ini adalah mengenalkan istilah istri idaman dalam falsafah Jawa. Pasti Anda bertanya-tanya, lantas apa hubungannya falsafah Jawa dengan istri idaman? Baik, falsafah adalah anggapan atau sikap batin yang paling mendasar yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok masyarakat atau bisa juga dimaknai sebagai pandangan hidup. Jadi istilah falsafah dalam hal ini mengupas pandangan mendasar orang Jawa tentang sosok istri idaman.

Pernahkah Anda menyadari bahwa istilah-istilah Jawa seperti wadon, wanita, estri dan perempuan memiliki terminologis yang sangat menarik? Pernahkah Anda menyadari ketika keempat istilah diatas dipadukan secara frontal akan membuat sebuah rangkaian kata penuh filosofis?

Pertama dari kata wadon, kata ini berasal dari bahasa Kawi, wadu yang artinya adalah abdi. Kedua dari kata wanita, kata ini terbentuk dari dua kata bahasa Jawa, yaitu wani yang artinya berani dan tata yang artinya atur. Jadi bila digabungkan berarti berani atau mau diatur. Ketiga estri, kata ini berasal dari Kawi, yaitu estren yang berarti pendorong. Keempat perempuan, kata ini berasal dari bahasa sansekerta, yaitu empu yang berarti tuan atau orang yang mahir. Dan mengalami makna pemendekan menjadi puan yang artinya sapaan hormat pada perempuan, sebagai pasangan kata tuan sapaan hormat pada lelaki. Dengan kata lain, makna perempuan adalah orang yang dihormati.

Dari keempat istilah di atas dapat disimpulkan, Perempuan atau “wadon” adalah seseorang yang siap menjadi abdi bagi suaminya. Dia juga harus mau diatur-atur atau istilahnya di “tata” oleh suaminya. Tapi ada suatu kebanggaan yang harus dimiliki seorang perempuan karena dia akan selalu menjadi pendorong atau “estri” semua hal yang terjadi dalam rumah tangganya. Dalam buku ini dicontohkan dengan sifat seorang suami yang terkadang merasa ragu dalam menjalani kehidupan kariernya. Pada momen seperti itu, satu-satunya obat keraguan seorang suami tak lain adalah dorongan dan dukungan dari seorang istri. Dan, perempuan atau “empu” harus menjadi mahkota keluarga yang harus dihormati, terjaga, suci, dan mahir mengurus rumah tangga dan anak-anak. (Hal 209-212)

Tidak hanya itu, masih banyak lagi istilah falsafah Jawa yang terkandung dalam buku ini, seperti 3M untuk istri yaitu Masak, Macak, dan Manak. Kemudian tiga sifat, yang konon menurut pujangga besar Jawa Ronggowarsito, tiga sifat tersebut menjadi pertimbangan bagi seorang lelaki ketika akan memilihnya yaitu wedi, gemi, gematiI dan seterusnya. Sungguh ada rasa ketertarikan tersendiri ketika membaca buku setebal 247 halaman ini ditambah lagi subjektifitas penulis yang hadir dan menghiasi sekelumit cerita didalamnya. Dengan penggunaan bahasa yang sering kita gunakan sehari-hari, menjadikan buku ini lebih mudah untuk dipahami. Bagi Anda semua yang menginginkan dirinya menjadi sosok istri ideal bagi suami Anda, buku ini tepat untuk Anda baca. Selamat membaca!

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 7.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Pegiat Farabi Institut, anggota CSS MoRA IAIN Walisongo Semarang

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization