Topic
Home / Berita / Silaturahim / Layanan Kesehatan BSMI Untuk Warga Jayawijaya Papua

Layanan Kesehatan BSMI Untuk Warga Jayawijaya Papua

Tim Medis BSMI dan Warga
Tim Medis BSMI dan Warga

dakwatuna.com – Jayawijaya.  Ahad (26/5/13), Tim medis Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kembali mengadakan acara pengobatan gratis buat warga di pegunungan tengah Papua, acara kali ini tepatnya di perkampungan Muslim di Tulima-Jayawijaya.

Acara pengobatan ini tidak seperti biasanya dimana relawan mengumpulkan masyarakat di suatu tempat semisal kantor desa kemudian memberikan layanan kesehatan, tapi untuk kali ini relawan sengaja berjalan kaki menemui warga langsung ke dalam honai (rumah khas Papua). Acara dimulai sekitar pukul 9 WIT dan baru selesai jam 1 WIT. Meski relawan harus menempuh dengan  berjalan kaki lebih dari 1 jam dengan kondisi jalan setapak yang berlumpur sama sekali tidak menyurutkan semangat relawan. “prinsip kita bisa melayani semaksimal mungkin warga di Tulima ini “ tutur salah seorang relawan.

Tulima sendiri memiliki penduduk sekitar 200 Jiwa dengan mayoritas memeluk Islam, tapi infrastruktur masih belum baik, jalan masih setapak dan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Antara honai yang satu dengan honai yang lain juga memiliki jarak yang berjauhan dan akses ke pelayanan kesehatan cukup jauh sehingga masyarakat banyak yang memilih tidak berobat atau mengobati sendiri secara tradisional.

Kami sangat senang sekali dokter-dokter memberikan pelayanan kesehatan buat warga disini, apalagi rumah kami didatangi satu-satu oleh dokter,rasanya kami seperti tidak sendiri dan memiliki saudara muslim“. Tutur kepala kampung dalam bahasa suku Dani dan diterjemahkankan oleh anak-anak santri yang sengaja ikut sebagai penunjuk jalan.

Bangunan Masjid Di Tulima
Bangunan Masjid Di Tulima

“Masjid kami semoga bisa dibangun agar kami bisa beribadah dengan baik”. Tambah bapak kepala kampung. Relawan juga menyempatkan untuk melihat masjid Warga Tulima yang sangat memprihatinkan, atapnya dari ilalang dan lantainya juga beralas ilalang. Semoga ke depan ada donatur yang bisa membantu.

Setelah relawan berbincang sejenak dengan kepala kampung dan memeriksa kesehatannya kemudian relawan melanjutkan untuk menjumpai warga di Honai masing-masing. Ada yang sudah menderita luka di kaki berbulan-bulan tapi tidak dibawa berobat sehingga luka sudah tampak membusuk, ada pasien tersiram air panas, ada juga yang mengalami luka bakar di punggung sudah seminggu akibat honainya terbakar, sebagian besar masyarakat menderita penyakit yang berhubungan dengan kebersihan seperti gatal, Ispa dan lain lain.

Kegiatan yang diketuai langsung oleh dr.Fitry ini rencananya akan rutin diadakan oleh BSMI cabang Wamena. “Minimal 2 kali sebulan kita harus mengunjungi warga di perkampungan Muslim untuk mengecek kesehatannya”. Kata beliau.

t warga di pegunungan tengah Papua, acara kali ini tepatnya di perkampungan Muslim di Tulima-Jayawijaya.

Acara pengobatan ini tidak seperti biasanya dimana relawan mengumpulkan masyarakat di suatu tempat semisal kantor desa kemudian memberikan layanan kesehatan, tapi untuk kali ini relawan sengaja berjalan kaki menemui warga langsung ke dalam honai (rumah khas Papua). Acara dimulai sekitar pukul 9 WIT dan baru selesai jam 1 WIT. Meski relawan harus menempuh dengan  berjalan kaki lebih dari 1 jam dengan kondisi jalan setapak yang berlumpur sama sekali tidak menyurutkan semangat relawan. “prinsip kita bisa melayani semaksimal mungkin warga di Tulima ini “ tutur salah seorang relawan.

Tulima sendiri memiliki penduduk sekitar 200 Jiwa dengan mayoritas memeluk Islam, tapi infrastruktur masih belum baik, jalan masih setapak dan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Antara honai yang satu dengan honai yang lain juga memiliki jarak yang berjauhan dan akses ke pelayanan kesehatan cukup jauh sehingga masyarakat banyak yang memilih tidak berobat atau mengobati sendiri secara tradisional.

Kami sangat senang sekali dokter-dokter memberikan pelayanan kesehatan buat warga disini, apalagi rumah kami didatangi satu-satu oleh dokter,rasanya kami seperti tidak sendiri dan memiliki saudara muslim“. Tutur kepala kampung dalam bahasa suku Dani dan diterjemahkankan oleh anak-anak santri yang sengaja ikut sebagai penunjuk jalan.

“Masjid kami semoga bisa dibangun agar kami bisa beribadah dengan baik”. Tambah bapak kepala kampung. Relawan juga menyempatkan untuk melihat masjid Warga Tulima yang sangat memprihatinkan, atapnya dari ilalang dan lantainya juga beralas ilalang. Semoga ke depan ada donatur yang bisa membantu.

Setelah relawan berbincang sejenak dengan kepala kampung dan memeriksa kesehatannya kemudian relawan melanjutkan untuk menjumpai warga di Honai masing-masing. Ada yang sudah menderita luka di kaki berbulan-bulan tapi tidak dibawa berobat sehingga luka sudah tampak membusuk, ada pasien tersiram air panas, ada juga yang mengalami luka bakar di punggung sudah seminggu akibat honainya terbakar, sebagian besar masyarakat menderita penyakit yang berhubungan dengan kebersihan seperti gatal, Ispa dan lain lain.

Kegiatan yang diketuai langsung oleh dr.Fitry ini rencananya akan rutin diadakan oleh BSMI cabang Wamena. “Minimal 2 kali sebulan kita harus mengunjungi warga di perkampungan Muslim untuk mengecek kesehatannya”. Kata beliau. (sbb/bsmi/dakwatuna.com)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

PKPU Human Initiative Distribusikan Bantuan 360 Paket Makanan Hingga Pelosok Asmat

Figure
Organization