Topic
Home / Pemuda / Kisah / Juraij

Juraij

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (Klinik Fotografi Kompas)
Ilustrasi (Klinik Fotografi Kompas)

dakwatuna.com – Dari Nabi Adam sampai manusia terakhir, ada 4 bayi yang bisa berbicara. Berbicara yang dimaksud bukan sekedar menangis atau tertawa. Tapi berbicara layaknya sudah dewasa.

Namun kali ini Saya coba mengisahkan salah satu dari empat bayi tersebut. Kisah ini berawal dari seorang yang ahli ibadah bernama Juraij.

Si Juraij yang kita maksud sebagai ahli ibadah tadi, bukan pakar dalam ibadah, tapi suka melakukan ibadah. Sama maksud dengan kata ahli maksiat, bukan berarti pakar dalam maksiat tapi suka melakukan maksiat. Hehe :)

Di dekat rumah, Juraij membangun tempat ibadah. Di tempat itulah Juraij sering menyendiri dengan ibadahnya. Setiap hari dia selalu berada di tempat itu. Sehingga jarang sekali dia bertemu dengan masyarakat di lingkungan ia tinggal. Apalagi untuk berkumpul dan bermasyarakat.

Pada suatu ketika si Juraij tadi melakukan salat sunnah di tempat ibadahnya,  pada saat yang bersamaan ibunya datang dari rumah memanggil si Juraij. Panggilan ibunya tidak ada tanggapan dari Juraij, sementara si Juraij tetap melakukan shalat. Padahal si ibu ada keperluan dengannya.

Hari berikutnya juga seperti itu, ibunya memanggil tapi tetap saja Juraij melanjutkan shalat sunnah. Sampai hari yang ketiga si juraij tetap tidak mengindahkan panggilan ibunya dan tetap melanjutkan shalat sunnahnya. Sehingga membuat si ibu tadi kecewa dengan anaknya. Dan si Ibu langsung mengadu ke Allah atas kejadian tadi.

***

Doa si Ibu tadi dikabulkan oleh Allah. Sampai pada suatu ketika datang cobaan kepada si Juraij sebagai jawaban dari doa si ibu.

Sebenarnya sebelum Juraij menjadi seorang ahli ibadah dulunya dia ahli maksiat dan telah bertobat. Hingga saat itu di likungan masyarakatnya Juraij sangat  dikenal rajin melakukan ibadah shalat.

Dulu Juraij dan sebagian orang di masyarakatnya suka bersama-sama melakukan maksiat. Temannya sebenarnya terkejut dengan perubahan sikap Juraij. Dari yang ahli maksiat menjadi ahli ibadah. banyak teman-temanya yang tidak suka melihat perubahan Juraij. Maka datanglah ide untuk mengganggu Juraij.

Masyarakat tadi sepakat mengumpulkan uang-uang mereka hingga terkumpul banyak, dan uang itu digunakan untuk mengganggu Juraij. Dengan uang tadi masyarakat membayar seorang putri yang sangat cantik untuk menggoda Juraij melakukan dosa zina dengan dirinya. Si putri yang cantik tadi menerima tantangannya, dan kalau dia berhasil ia berhak atas uang yang banyak tadi.

Datanglah putri cantik tadi kerumah Juraij dan coba menggoda. Dia panggil si Juraij di depan pintu rumahnya. Persisnya di dekat rumah Juraij yang ada tempat ibadah yang dibangunnya dengan bahan bangunan seadanya, hanya terbuat dari serpihan kayu. Dari tempat ibadahnya, Juraij menyahuti panggilan si putri cantik tadi dan membuka pintunya. Sehingga si putri tadi coba berpindah kearah peribadatan Juraij.

Dengan berjalan sambil melakukan gerakan menggoda langsung merayu Juraij untuk melakukan niat jahatnya. Alhamdulillah Memang ternyata Juraij masih kuat imannya. Langsung di tutup pintunya rapat-rapat dan mengusir si putri tadi. Si putri merasa malu, baru kali ini ada seorang lelaki yang berani menolak dia. Padahal selama ini banyak laki-laki yang  coba mendekati.

Karena merasa malu dan takut dianggap masyarakat-masyarakat dia gagal menjalankan tugasnya apalagi sampai uangnya tak dapat, akhirnya Si putri berpikir bagaimana kalau dia membohongi masyarakat dengan mengatakan bahwa dia berhasil melakukan tugas. kebetulan dalam perjalanan pulang putri tadi melihat laki-laki pengembala kambing sedang tidur. Akhirnya Putri tadi punya ide untuk melakukannya dengan si pengembala itu saja. Dan akhirnya memang terjadi perbuatan jahat tadi dengan pengembala kambing.

Dalam bulannya berikutnya menyebarlah berita bahwa putri tadi hamil, dan ceritanya mulai menyebar. Bisik-bisik tetangga pun terjadi hingga tidak salah si juraij jadi korban fitnah. Namun Juraij belum mendengar kabar itu. Karena terlalu asyik ibadah.

Hingga si putri tadi melahirkan si Juraij pun tidak sadar dengan berita itu  Hingga pada usia kelahiran si bayi yang masih muda masyarakat berbondong mendatangi tempat peribadatan si Juraij untuk menuntutnya. Si Juraij heran mengapa masyarakat ramai-ramai mendatangi dia. Tanpa banyak tanya langsung memukuli dia dan merobohkan tempat ibadahnya.

Setelah si Juraij babak belur barulah ada seorang temannya  menceritakan duduk perkaranya pada Juraij. Setelah babak belur baru sadar si Juraij bahwa dia kena fitnah. Namun si Juraij bukan lagsung membantah. Eh dia malah minta ijin sama maysarakat untuk wudhu sebentar dan shalat sunnah 2 rakaat.

Setelah selesai, Juraij coba mendatangi bayi yang masih dalam gendongan si wanita tadi. Dengan keyakinan yang kuat Juraij colek perut bayi tadi sambil bertanya kepada bayi yang masih mungil tadi.  Bayi itu disuruh bicara oleh Juraij, bahwa siapa bapak sebenarnya. Masyarakat malah heran lihat si Juraij. Mereka menyangka apa si Juraij udah gila. Namun benar saja si bayi dengan perotolongan Allah  bisa berbicara.

Akhirnya bayi tadi menceritakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah pengembala kambing yang ada di sekitar situ. Dengan rasa kaget dan menyesal, masyarakatnya memohon maaf pada si Juraij dan sangat malu atas kejadian tadi. Masyarakat yang tadinya membenci Juraij berubah jadi simpati dengan Juraij. Bahkan mereka rela mengumpulkan uang lagi untuk membangun kembali tempat ibadahnya dengan yang lebih megah. Mereka janjikan akan membangun tempat ibadah si Juraij dengan emas.  Namun Juraij menolak tawarannya. Dia hanya minta dibangun bagaimana sediakala. Bahkan ada temannya yang malah ikut bertobat sama seperti Juraij.

Begitulah kisahnya berkahir dengan indah. Dan kisah ini sebenarnya ada dalam hadist sahih diriwayatkan Bukhari dan Muslim, hanya saja penulis coba kembali menceritakan dengan bahasa sendiri tanpa menghilangkan substansi dari cerita tadi.

Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari kisah si Juraij,

a) Diperlukan ilmu sebelum kita beribadah. Ibadah tanpa ilmu bisa fatal akibatnya. Juraij tidak faham bahwa memenuhi panggilan ibu lebih diutamakan daripada salat sunnah. Juraij seharusnya menghentikan shalatnya dan segera memenuhi panggilan ibunya.

Kita mungkin saja sering mendapat cobaan. Kadang ada juga cobaan yang berbentuk fitnah. Kisah ini sebenarnya mengajarkan kita untuk selalu koreksi diri. Mungkin saja cobaan yang dihadapi ada hubungannya dengan kurang pemahan kita tentang amal-amal yang kita lakukan selama ini. Untuk itu kita harus terus memperdalam keilmuan kita baik secara individu maupu berjamaah. Agar kita bisa meminimalisir setiap kesalahan dalam setiap amal yang kita lakukan.

Pelajaran berikutnya, doa anak kepada ibunya itu dikabulkan Allah. Maka dari itu jangan pernah kita sepelekan ibu apalagi sampai menyakiti hati ibu kita.

Berikutnya, entah kenapa masyarakat lebih dermawan kepada hal-hal yang maksiat dibanding dengan hal-hal yang positif. Ini di gambarkan dari masyarakat Juraij tadi ketika mereka rela patungan hanya untuk mengganggu iman si Juraij. Di masyarakat sekarang juga sering hal ini kita dapati. Sebagai contoh saya sering mendapati  pemuda lebih royal membeli sebungkus rokok untuk di hisap dan sangat dermawan untuk membagi-bagikan rokoknya kepada teman-teman yang lain.

Kalau kita lihat berita-berita di televisi terutama infotainment, beritanya gak jauh-jauh seputar korupsi dan wanita. Sudah menjadi rahasia umum, untuk menaikkan rating dari sebuah acara telivisi tentu beritanya harus menarik. Media mau dibayar untuk menyiarkan hal-hal seperti itu. Tentu saja semakin tinggi rating sebuah acara iklan akan berbondong-bondong memasangiklannya pada acara tersebut. Padahal jika masyarakat kita hampir tiap hari di suguhi berita begitu kapan Indonesia mau bangkit?

Majalah, tv, koran dimanfaatkan hanya sekedar pencitraan dan fitnah. Demi kepentingan politik dan jabatan. Hegemoni kekuasan tidak terlepas dari berita-berita yang disiarkan oleh media media kita. Meskipun biaya yang diperlukan untuk hal itu tergolong mahal. Tentu kita sudah tau dalam dunia perpolitikan belanja iklan adalah komoditas yang  memerlukan biaya yang sangat mahal.

Kebenaran disamarkan, masyarakat diharapkan menaksirkan yang salah dari berita yang disampaikan. Yang seharusnya media menjadi alat pencerdasan untuk masyarakat namun lagi- lagi karena sifat masyarakat kita yang lebih dermawan kepada hal yang maksiat wajar saja mereka rela membiayai.

Dari kisah tadi juga ternyata Allah punya cara bagaimana membuktikan yang benar itu tetap lah benar. Juraij sadar tak ada gunanya melawan opini masyarakat yang memfitnah dia hingga mengira bahwa anak bayi tadi adalah anak dia. Bahkan masyarakat berlaku tidak ada tanpa mendengar penjelasan Juraij terlebih dulu, langusng menghakiminya hingga babak belur. Namun selama Juraij tetap dekat dengan Allah, selama keyakinannya pada Allah tetap ada dalam hatinya, maka pertolongan Allah datang  untuknya dengan jalan yang tak disangka-sangka. Itulah cara Allah menolong orang yangbenar.

Tak ada keraguan dari dia untuk berbicara pada bayi tadi. Dengan keteguhan imannya dia beranikan langsung bertanya pada si bayi . tanpa ada terlintas dipikirannya, bagaimana ya kalau nanti si bayi tidak bicara.  Dia hanya yakin bahwa Allah yang akan menolong orang-orang yang benar.

Semoga kita yang merasa di fitnah, merasa diperlakukan tidak adil dalam setiap perlakuan baik masyarakat maupun media-media bisa mengambil pelajaran dari kisah Juraij tadi. Dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca. Ingatlah Allah punya cara menolong orang yang benar dari setiap fitnah selama kita menjaga kedekatan dengan Allah. Wassalam.

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 9.20 out of 5)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Data Statistik di Bulan Juni, 3.966 Bayi Baru Lahir di Gaza

Figure
Organization