Topic
Home / Berita / Nasional / Kesenjangan Ekonomi Nasional Semakin Mengkhawatirkan

Kesenjangan Ekonomi Nasional Semakin Mengkhawatirkan

12781|27FB19FA-5056-A510-532CD131503CFBF2dakwatuna.com – Jakarta. Kualitas pertumbuhan ekonomi nasional terus menurun, hal ini menyebabkan kesenjangan ekonomi semakin memburuk. Demikian disampaikan Anggota DPR RI Fraksi PKS Ecky Awal Mucharam.

“Indikator kesenjangan atau gini ratio menunjukkan angka yang terus meningkat. Ada indikasi kuat terjadi trickle-up effect atau efek konsentrasi ke atas, dalam proses pembangunan dan kinerja ekonomi kita,” paparnya kepada wartawan, Kamis (23/05/2013).

Ecky memaparkan, data Tahun 2004, 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima sekitar 20,80 persen dari seluruh pendapatan, sedangkan pada Maret 2012 kelompok masyarakat tersebut hanya menerima 16,98 persen dari seluruh pendapatan.

Di sisi lain, 20 persen penduduk dengan pendapatan tertinggi memperoleh 42,07 persen dari seluruh pendapatan tahun 2004, pada Maret 2012 mereka telah menguasai 48,61 persen. Dengan perkembangan ini, gini ratio Indonesia meningkat dari 0,32 tahun 2004 menjadi 0,41 pada 2012, suatu angka terburuk dan tertinggi dalam sejarah Indonesia.

Oleh karena itu, Fraksi PKS meminta pemerintah untuk lebih serius memperbaiki kinerja konsumsi pemerintah, meningkatkan daya saing dan investasi, membangun industri nasional, memperbaiki kinerja sektor tradable dan memperbaiki kualitas pertumbuhan.

“Secara khusus pemerintah juga perlu meningkatkan belanja modal dan investasi terutama pada sektor pertanian dan industri pengolahan nasional. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas, meningkatkan ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja dan menurunkan tingkat kemiskinan,” tegasnya

Di Indonesia, Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y. Tohari menyatakan kesenjangan sosial dan ketidakadilan harus menjadi perhatian serius karena semakin memprihatinkan. “Keadilan yang timpang dan kesenjangan yang sangat lebar harus jadi perhatian serius,” katanya dalam sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa di Kota Sorong, Papua Barat.

Dia menyebutkan salah satu ketidakadilan dan kesenjangan sosial terlihat dari hanya 0,22 persen orang Indonesia menguasai 56 persen aset nasional. Sebesar 87 persen aset yang dikuasai itu berupa lahan tidur, padahal pada saat yang sama, 80 persen petani kini tak punya tanah.  (pi/ch/hdt)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Seminar Nasional Kemasjidan, Masjid di Era Milenial

Figure
Organization