Topic
Home / Pemuda / Essay / Pacaran Islami? Apakah Ada?

Pacaran Islami? Apakah Ada?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

isuijpsfemcApa tanggapan anda mengenai pacaran?

dakwatuna.com – Pasti dalam benak kita semua pacaran itu adalah sesuatu yang membuat hidup kita lebih bermakna, pacaran dapat membuat hati menjadi tenang, hidup, jiwa, energi, menjadi suasana yang indah bagai embun Warna senja menyapa bersambut musim yang dijalani bersama orang yang disayangi, bersama orang yang dicintai.

Baik saya rasa semua itu sudah kalian alami sewaktu kalian pacaran, dari bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, dari kesedihan yang amat dalam atau selalu terukir kenangan yang tidak bisa digoreskan di buku gambar. semua itu tidak hanya engkau yang mengalami, dan merasakannya, tapi sudah saya alami pula.

Baik, mengenai pacaran ini sejujurnya saya baru tahu kalau pacaran itu tidak boleh.

Ahhhha…???!!!

Oh maaf, bukannya tidak boleh, pacaran itu boleh tapi setelah menikah.

Dalam benak saya terlintas pertanyaan “oh come on, kok seperti itu? kok kayak gitu?” semua pertanyaan dengan rumus 5W+1H Sudah saya lontarkan dan fikirkan dalam benakku.

dalam suatu pengajian yang diadakan MT AL-KAHFI oleh Dept. SYIAR Setiap hari Rabu Sore kemarin, atau dapat disingkat KRS (KAJIAN RABU SORE). Di sana saya dapat pemahaman mengenai pacaran ini. saya share sedikit ya…

Allah swt berfirman yang kalau tidak salah kutip, kurang lebih seperti ini, janganlah kalian berzina ataupun mendekati zina. sesungguhnya itu perbuatan dosa yang besar:

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji (fahisyah) dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’: 32 )

Maaf ya klok kutipannya kurang lengkap, soalnya tidak hafal bunyinya, tapi mudah-mudahan kalian mengerti maksud saya itu.

nah teman-teman, kawan-kawan semua, sekarang saya jelaskan maksud ayat al Qur’an diatas bahwa pacaran itu tidak ada, pacaran itu hanya mengundang zina. baik tu zina mata, zina hidung, zina tangan, zina telinga, zina apa lagi ya? pokoknya zina dah.

Mendekati zina aja tidak boleh, apalagi berbuat zina. Hmmm… islam itu memang detail sekali. sampai-sampai dari hal sedikitpun diatur dalam islam, sampai-sampai keluar-masuk WC aja kita diatur, tapi kita diatur karna demi kebaikan kita (umat manusia).

Berbicara mengenai kajian sedikit, dalam Kajian Rabu Sore (KRS) lalu, pematerinya adalah Ust. Husni Mubarak, SPd dengan materi mengenai PACARAN ISLAMI? APAKAH ADA?

Pada waktu itu sebenarnya saya ada kuliah sore, tapi karna mendengar judul kajian itu, saya langsung ke mushola mengikuti kajian itu. Dari judul materinya aja sudah penasaran

hemmm… luar biasa seru waktu itu, sampai-sampai moderatornya yaitu akhy Mulyono Poetra sakit perut karna ketawa terbahak-bahak, hehehe, maaf saya bercanda kok, Mulyono itu kalem orangnya.

beliau gak ketawa segitunya kok. hehehe

Tapi pokoknya waktu itu seru dah..

Ust. Husni pernah mengatakan kurang lebih seperti ini, “pacaran itu tidak lebih hanya sekedar napsu belaka. bukan karna benar-benar cinta“, “sayang, adinda, dengarlah ini, gunungkan kudaki, lautan api kan kusebrangi, rumput-rumput kan ku cabuti, sawah-sawah kan kucangkuli asal kau jadi pacarku” hehehe… lebay kan? apa itu nggak nafsu namanya? itu bukan cinta.

karna cinta yang sesungguhnya adalah pernikahan. pernikahan adalah cinta yang sebenar- benarnya cinta bukan pacaran.

Aduuuhhh… maaf ya, saya sudah terlalu jauh berbicara mengenai hal ini, saya menulis ini bukan karna gak mau pacaran, bukan karna gak ada yang suka, bukan karna saya ikut salah satu organisasi dakwah, tapi ini benar-benar suatu kenyataan bahwa pacaran di dalam islam itu tidak ada. eh maaf, pacaran itu ada namun setelah menikah.

Pernah saya tanya salah satu teman saya beliau bilang, “pacaran itu membuat kita semangat, karna dengan pacaran itu kita jadi gak kesepian, ada teman chating, ada teman ngobrol, ada teman curhat…”

Aduuuh… lagi-lagi itu alasannya.

semua itu bisa, karena ALLAH yang menciptakan kita. jodoh itu sudah diatur jadi kita tidak susah-susah mikirin semua itu. kalau ada masalah ya kita cerita sama ALLAH, kalau kita sedih cerita sama Allah, kalau lagi susah cerita sama Allah. pokoknya Allah segalanya.

Pernah saya tanya Ust. diluar setelah acara KRS itu, “Ust. saya merasa belum puas dengan penjelasan ust. tadi mengenai pacaran“ Ust. itu kaget, “apa?  kok bisa?” dia bilang.

saya tersenyum malu, “begini ust. coba jelaskan lebih konkrit lagi mengenai kenapa pacaran itu dilarang?

Jawaban beliau sungguh membuatku merasa terharu dan termangguk-mangguk “mengerti”

kalian mau tahu apa jawaban beliau?

Jawabannya seperti ini, kalau dalam bahasa gerungnya seperti contoh cerita dibawah ini:

“Kenapa pacaran itu bahasanya dilarang, karna ada suatu kisah seorang suami istri yang sudah menikah, namun sebelum suami – istri ini menikah, si istri ini sudah merasakan yang namanya pacaran duluan sama laki-laki lain. pada waktu si istri ini pacaran dengan laki-laki lain berawal dari tukar-tukar nomor HP, tidak puas hanya sekedar smsan mereka ketemuan, tidak puas ketemuan ditempat terang, akhirnya ketemuan ditempat yang gelap. Dan terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun setelah lama berhubungan sama laki-laki itu akhirnya berpisah karna sesuatu dan lain hal,

(gak dijelaskan secara detile) singkat cerita, akhirnya si wanita itu galau, merenung, menangis, gak keluar kamar, gak makan 5 hari 5 malam, dan begitu selama beberapa bulan.

Tapi akhirnya ada seorang laki-laki yang melamarnya untuk menikah, awalnya sicewek ini tidak mau, sampai akhirnya dibujuk oleh keluarganya, namun setelah memikirkan dengan penuh pertimbangan, si cewek ini tidak mau terus-terus seperti itu yang galau, merenung, dan akhirnya dia membuka hatinya untuk orang itu dan akhirnya mereka menikah.

Namun pernikahannya tidak berlangsung lama (bercerai).

teman-teman penasaran kan? kenapa mereka bercerai?

ini jawabannya: karna si istri membanding-bandingkan suaminya dengan pacarnya. pada malam pertamanya, si istri ini merasa tidak puas dengan pelayanan suaminya. Suaminya itu tidak seperti mantan pacarnya.

Nah teman-teman, yang menjadi penyebab kita dilarang pacaran adalah karna ditakutkan nanti pas kita nikah kita dibanding-bandingkan sama mantan pacarnya (suami/istri).

Bukan karna itu aja, tapi masih banyak hal lagi yang menyebabkannya dilarang.

Kembali ke laptop, ah salah. Kembali ke topik!

akhirnya saya cukup merasa puas dengan jawaban ust. tadi dan merasa dewasa menghadapi dunia ini tanpa ada namanya “pacaran”.

Kalian tentu sudah merasa dewasa kan?

dewasa disini bukan berarti harus pacaran baru disebut dewasa. Tidak, tentu tidak. Justru dengan pacaran kita menjadi kekanak-kanakan.

Bukankah dengan melakukan apapun sendiri, mengerjakan apapun sendiri itu yang disebut dewasa?

kalau pacaran sudah pasti ada undang-undangnya juga, mau inilah- mau itulah, harus inilah-harus itulah, gak boleh inilah- gak boleh itu lah… aduuuuuuuuuuuuuuuuuhhh .. ribet pokoknya. tapi masih saja kebanyakan orang tidak mengetahuinya, mereka hanya mengetahui enaknya pas pacaran itu saja, namun kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan perbuatan kita itu. Boleh saja kalian menyukai sesuatu padahal ia sangat buruk bagimu, dan boleh saja kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu amat baik bagimu.

Pokoknya menurut saya gak ada manfaatnya, tiap malam chating habiskan uang, tiap malam terbayang wajahnya sehingga gak bisa tidur nyenyak, aduuuuuuuuuuuuuuuhhh, padahal belum tentu si dia memikirkan kita juga.

Dalam kajian rabo sore kemarin (KRS) disebutkan bahwa ternyata yang mencetuskan nama pacaran itu adalah syaitan bin arrajim. jadi mana ada pacaran islami padahal yang yang mencetuskan pacaran itu setan, dan sudah jelas bahwa setan itu adalah musuh kita (islam).

Apabila kita mengikuti suatu kaum maka kita termasuk golongan kaum tersebut. Jadi kalau kita mengikuti setan berarti kita *********

hemmmm, gak kebayang dah…

Saya disini sebagai penulis tidak bisa berbuat apa-apa, saya hanya seorang manusia yang tidak luput dari dosa, begitupula anda, kalian semuanya. Mudah-mudahan dosa kita diampuni Allah.

Namun kalian jangan salah tangkap, Allah maha pengampun tapi jangan melakukan dosa- dosa itu.

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (6 votes, average: 8.33 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswa S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. Aktif di UKMF Majelis Taklim Al-Kahfi FKIP Unram sebagai Ketua Komunikasi Pusat dan Informasi.

Lihat Juga

Cina Ubah Nama Sebuah Sungai karena Dinilai ‘Islami’

Figure
Organization