Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Ketika di Jalan Dakwah

Ketika di Jalan Dakwah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

kartun-anak-laki-bawa-pensil (1)Nahnu Du’at Kobla Kulli Syai’ (Jadi Da’i Sebelum Jadi Apa-Apa)

dakwatuna.com – Ikhwan dan akhwat fillah, itulah sebutan kepada seseorang yang ikut dalam sebuah Majelis Taklim. Sudah barang tentu kondisi seperti ini pertama-tama dituntut untuk menjadi aktivis dakwah yang mempunyai komitmen dengan gerakan dakwah.

Pertama, kita diajarkan untuk selalu memperbaiki diri sendiri dulu sebelum memperbaiki orang lain. Kita di beri ketenangan dan stabilitas jiwa dengan cara memperbanyak rukhiyah, jasadiah, dan fikriah. Jangan sampai akibat kesibukan yang demikian banyak, tantangan yang demikian berat, tuntutan akan pengorbanan yang kita lakukan dijalan dakwah ini kita dituntut untuk istiqomah dalam jalan yang benar. Kita juga tidak hanya memperbanyak rukiyah, jasadiah, dan fikriah, tapi juga kesatuan, kesatuan yang utuh.

Ingatlah baik-baik wahai ikhwan!

Setiap syu’bab (cabang) Ikhwan merupakan kesatuan ruh dan hati yang disatukan oleh tujuan yang luhur; satu cita-cita, satu penderitaan, dan satu perjuangan. Kesatuan yang harmonis ini ada karena antara satu dengan yang lainnya saling mengikat, saling berhubungan, saling menyayangi, dan saling menghargai.

Masing-masing merasa sebagai bagian yang penting dari yang lainnya, bagaikan batu-bata bangunan yang saling menguatkan. Seluruh syu’bah terikat kuat dan bersatu padu dengan markas umum, baik maknawi maupun kerja dan penampilan, bagaikan gugusan bintang-bintang yang bersinar terang, yang mengitari porosnya yang kokoh demi terwujudnya firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (Al-Hujurat: 10)

Ingatlah baik-baik, wahai Ikhwan!

Allah swt. telah memberkati jihad kalian, menyebarkan fikrah kalian, dan menyatukan hati kalian. Hari demi hari syu’bah dan orang-orang yang mendukung prinsip-prinsip kalian makin bertambah. Padahal, dahulu mereka tidak tahu, pesimis akan keberhasilannya, bosan, atau bahkan membuat makar terhadapnya. Hal ini menandakan bahwa dakwah kalian telah sampai dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat, serta mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Mereka itu antara lain adalah:

–   Beribu pemuda mukmin siap beramal dan berjihad demi menegakkan kebenaran

– Rumah-rumah di mana saja siap digunakan untuk aktivitas dakwah, pembinaan, dan pengarahan

– Berbagai perkumpulan secara rutin mengadakan latihan jasmani dan ruhani, dengan penuh antusias dan senang hati

– Syu’bah-syu’bah tersebar di berbagai pelosok desa dan kota yang jumlahnya lebih dari lima ratus. Mereka saling menolong, membahu, dan berlomba dalam berbuat kebaikan

– Begitu banyak ceramah dan tulisan yang mengungkap tentang keindahan dan kecemerlangan hakekat Islam

– Pengiriman utusan untuk tafaquh fiddin dan mengajarkannya kepada manusia tidak pernah berhenti. Itulah di antara buah dari jihad kalian yang kalian sendiri bisa menyaksikannya dengan jelas yang dari hati ke hati semakin bertambah. “Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya.” (Al-An’am: 88)

Pengorbanan

Ingatlah baik-baik, wahai ikhwan !

Dakwah kalian adalah dakwah yang suci, jamaah kalian adalah jamaah yang mulia, sumber keuangan kalian dari kantong-kantong kalian, bukan dari kantong orang lain, nafaqah dakwah kalian disisihkan dari sebagian jatah anak-anak kalian. Dan sesungguhnya seseorang, organisasi, pemerintah, ataupun daulah tidak memperoleh seperti apa yang kalian rasakan. Hal itu tidak terlalu besar bagi dakwah, karena dakwah menuntut pengorbanan minimal: jiwa dan harta. “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka, dengan memberikan surga untuk mereka.” (At-Taubah: 111)

Ikhlas

Ingatlah baik-baik, wahai Ikhwan !

Bukan untuk kesombongan dan bermegah-megahan, tetapi untuk disadari bahwa Allah telah menetapkan dakwah kalian ini berpangkal dari keimanan, keikhlasan, pemahaman, kesatuan, dukungan, dan pengorbanan. Ini adalah karunia yang tidak dimiliki oleh berbagai gerakan dakwah yang ada di lapangan. Sifat-sifat di atas merupakan pilar-pilar dakwah yang benar. Oleh karena itu, berjuanglah dan jagalah baik-baik sifat itu, serta teguhkanlah jiwa kalian. Ketahuilah, sesungguhnya dalam hal itu bukan kalian sendiri yang memiliki kelebihan dan keutamaam “Sebenarnya Allahlah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan, jika kamu adalah orang-orang yang benar” (Al-Hujurat: 17)

Apakah Gerakan Dakwah Kita Tertutup ?

Wahai Ikhwanul Muslimin!

Setelah dua belas tahun kalian mengumandangkan dakwah dan menyebarkannya kepada umat manusia, masih ada juga sekelompok orang yang bertanya-tanya tentang Ikhwanul Muslimin. Mereka menganggap jamaah kalian sebagai jamaah yang tertutup.

Benarkah kalian merupakan jamaah yang tertutup?  saya akan menjawab pertanyaan ini dengan jelas dan terus terang Saya pun akan menyampaikan tujuan dan sarana lkhwanul Muslimin, sikap mereka terhadap berbagai organisasi, dan sikap mereka terhadap kondisi sekarang dengan berbagai peristiwa yang membayangi manusia.

Banyak di antara kalian yang telah mengetahuinya, karena sudah pernah kita jelaskan melalui berbagai risalah Ikhwan, tulisan-tulisan, dan ceramah-ceramah. Kita jelaskan di sini secara ringkas sebagai peringatan bagi yang lupa dan pemberitahuan bagi yang belum tahu.

Tujuan Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin berjuang untuk mencapai tujuan:

1.  Tujuan jangka pendek: tujuan ini dapat dirasakan sejak seseorang bergabung dalam jamaah ini, atau ketika jamaah Ikhwan tampil berjuang di medan umum

2. Tujuan jangka panjang, yaitu tujuan yang memerlukan waktu dan perjalanan panjang, persiapan dan takwin (pembentukan) yang ihsan

Tujuan pertama, dengan ikut andil dalam kebajikan umum dan pelayanan sosial apapun bentuknya jika kondisi memungkinkan. Ketika seorang akh bergabung dengan ikhwan, ia diharuskan menyucikan jiwa, meluruskan tingkah laku, mempersiapkan akal, jiwa, dan raganya untuk jihad dan perjuangan panjang di masa yang akan datang. Kemudian ia dituntut untuk menyebarkan ruh (semangat) ini kepada keluarga, kerabat, teman sejawat, dan masyarakatnya. Seorang akh belumlah dikatakan sebagai seorang muslim yang benar hingga ia menerapkan hukum dan akhlak Islam pada dirinya, serta menjaga batas-batas perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya.

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasilkan dan ketaqwaannya sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorinya.”

Jamaah ini terdiri dari para ikhwan yang menjadikan lembaga-lembaga sebagai aktivitas mengajar orang yang buta huruf, mengajarkan hukum-hukurn agama kepada manusia, memberikan nasehat dan bimbingan, mendamaikan orang-orang yang bermusuhan, serta menyalurkan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Jamaah ini juga mendirikan yayasan yang bermanfaat, seperti madrasah, ma’had, balai pengobatan, dan masjid-masjid sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Syu’bah-syu’bah ikhwan pada umumnya menunaikan tugas-tugas ini dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh keridhaan. Hanya inikah yang dikehendaki Ikhwanul Muslimin, dan hanya untuk inikah mereka mempersiapkan diri?

Tentu tidak, wahai ikhwan!

Bukan ini semua yang kita kehendaki. itu hanya sebagian. yang hendak kita capai adalah keridhaan Allah. itulah tujuan pertama kita, yaitu dengan memanfaatkan waktu untuk ketaatan dan kebaikan, hingga datang waktu yang tepat untuk mengadakan perubahan yang kita harapkan secara total.

Tujuan asasi ikhwan, tujuan luhur ikhwan, dan perubahan yang dikehendaki ikhwan adalah perubahan secara total dan integral, di mana unsur kekuatan umat dan kondisi yang ada bahu membahu, bersatu padu untuk menghadapi dan mengadakan perubahan secara total. Sesungguhnya lkhwanul Muslimin senantiasa menyerukan dakwah, meyakini manhaj, memperjuangkan aqidah, dan bekerja untuk membimbing manusia kepada sistem sosial yang mencakup seluruh aspek kehidupan, yaitu Al-Islam yang diturunkan oleh jibril kepada Nabi kita Muhammad saw. dengan bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada manusia.

Ikhwanul Muslimin menghendaki kebangkitan umat yang ideal, yang tunduk kepada aturan Islam, sehingga Islam menjadi petunjuk dan imam mereka, serta dikenal di tengah-tengah manusia sebagai daulah (negara) yang berasaskan Al-Our’an, yang membela, menyeru, berjihad, dan berkurban dengan harta dan jiwa demi Al-Qur’an.

Islam datang untuk menjadi sistem dan imam, untuk menjadi agama dan negara, untuk menjadi undang-undang, dan untuk direalisasikan. Akan tetapi, kini Islam tinggallah sistem tanpa kepemimpinan, agama tanpa negara, dan undang-undang tanpa realisasi, Bukankah ini sebuah realita, wahai ikhwan? Kalau tidak, mana. hukum AllahH yang diterapkan dalam masalah darah, harta, dan kehormatan? Padahal, Allah berfirman kepada Nabi-Nya,

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka Berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin? ” (Al-Maidah: 49-50)

Ikhwanul Muslimin berusaha agar sistem Islam didukung oleh para penguasa, agar terbentuk negara Islam baru yang menegakkan dan menjalankan hukum-hukum ini terhadap umat manusia yang didukung oleh umat Islam. Kehidupan mereka diatur oleh tuntunan syariah berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya.

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari (siksaan) Allah.

Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertaqwa”. (Al-jatsiyah: 18-19)

Referensi:

  • Himpunan Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, oleh Imam Hasan Al-Banna
  • Kajian Rabo Sore (KRS) MT AK-KAHFI FKIP UNRAM, hari/tgl: rabu, 24 april 2013 Mushola BA’ABUL ULUM

 

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswa S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. Aktif di UKMF Majelis Taklim Al-Kahfi FKIP Unram sebagai Ketua Komunikasi Pusat dan Informasi.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization